DLH Loteng dan pelaku wisata di KEK Mandalika kerjasama tangani sampah - OPSINTB.com | News References

29/05/25

DLH Loteng dan pelaku wisata di KEK Mandalika kerjasama tangani sampah

DLH Loteng dan pelaku wisata di KEK Mandalika kerjasama tangani sampah

 

OPSINTB.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) telah menjalin kerjasama dengan para pelaku wisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kecamatan Pujut terkait penanganan sampah.


Polanya pelaku wisata diminta mengumpulkan sampah mereka di tempat yang sudah ditentukan, yang kemudian akan diangkut oleh truk operasional milik DLH.


''Kalau kami penanganan sampah di daerah wisata sudah kerjasama dengan pelaku wisatanya. Nanti mereka yang mengumpulkan, kami yang bantu mengangkut,'' ujar Kepala DLH Loteng,  Lalu Sarkin Junaidi pada wartawan, Rabu (28/5/2025).


Selain itu, DLH juga berharap ada kelompok masyarakat yang bergerak di bidang pengelolaan lingkungan atau bank sampah untuk bekerjasama dengan pihak hotel.

''Kalau mereka (kelompok peduli lingkungan) bisa kerjasama dengan pihak hotel, kami bantu pengangkutan saja,'' kata Sarkin.


Terkait pengangkutan, sesuai peraturan daerah (Perda), DLH tetap menarik retribusi dari pihak hotel atau pelaku wisata. Misalnya sampah dengan berat 1-20 kg dikenakan tarif Rp 200 ribu per sekali angkut, 21-25 kg dikenakan tarif Rp 300 ribu. Tapi, bagi pengelola hotel yang mengangkut sendiri sampahnya ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) dikenakan tarif Rp 100 per kilogram.


''Tonase sudah termasuk di situ juga - sesuai Perda,'' terangnya.


Ia menjelaskan, per harinya hotel-hotel di KEK Mandalika menghasilkan 5-10 ton sampah. Seluruh sampah, baik sampah yang berasal dari KEK Mandalika maupun dari Kota Praya diangkut ke TPAS Pengengat, Desa Pengengat, Kecamatan Pujut.


''Per hari sampah yang masuk TPAS mencapai 80 ton,'' jelasnya.


Sarkin berharap pemerintah desa dapat melakukan pemilahan sampah (organik dan non-organik) sebelum dimasukkan ke TPAS. Hal itu guna meminimalisir beban DLH, karena kendaraan operasional juga sangat terbatas.


''Saat ini kita hanya milik 21 kendaraan operasional,'' tandasnya. (wan

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama