OPSINTB.com - Nusa Tenggara Barat mendunia. Begitulah impian semua pihak. Cita-cita tidak hanya pada infrastruktur, pariwisata, penerangan jalan, tapi di semua sisi.
Untuk mewujudkan itu perlu kerjasama semua pihak. Khususnya, dinas-dinas di tanah Gumi Gora. Program-program yang dirancang tidak bersifat parsial. Tapi harus bisa menyentuh semua lini. Begitu perintah yang sering diagungkan Gubernur NTB, H Lalu Muhamad Iqbal.
Ditemui opsintb.com pada hari Kamis 17 Juli 2025, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Nusa Tenggara Barat, Widhi Winata, memaparkan sejumlah program untuk wujudkan NTB mendunia. Ketiga bidang di tubuh dinas tersebut, telah menyusun beberapa agenda yang bakal dilakukan pada tahun 2025.
Pertama di Bidang Pelayaran
Di NTB, didapati beberapa pelabuhan yang disebut dengan istilah pengumpan regional. Ada dua pelabuhan kategori tersebut, yakni pelabuhan Pemenang dan Carik di Kabupaten Lombok Utara.
Tahun ini Dishub NTB bakal melakukan rehab pelabuhan yang merupakan aset pemerintah provinsi yang ada di Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan ini dilakukan karena pelabuhan itu merupakan penghasil retribusi. Lantaran itu tahun ini pihaknya fokuskan di lokasi tersebut.
Selain program rehab di Pelabuhan Pemenang, di lokasi yang sama juga ada pemberdayaan bagi tim pengawasan di pelabuhan. Yang terdiri dari TNI AL, Polairud, Polres Pemenang, dan Dishub. Empat komponen itu, kata dia, melakukan pengawasan. Lantaran di lokasi itu banyak premanisme.
"Awalnya pengelolaannya oleh Kementrian, namun dikelola oleh Pemprov tahun 2024 awal," terang Widhi Winata.
Di pelabuhan Pemenang terdapat dua selasar yakni untuk kapal cepat dan boat. Tahun 2024 kemarin, sudah dilakukan untuk kapal cepat yang anggarannya bersumber dari APBD Provinsi senilai Rp 200 juta.
Tahun ini, paparnya, giliran selasar untuk boat yang bakal direhab dengan sumber dan nilai proyek yang sama yakni Rp 200 juta. Dermaga ini biasanya digunakan untuk penyeberangan rute Bali dan ke tiga gili yakni Terawang, Meno, dan Gili Air.
"Karena anggaran peruntukannya banyak. Besok jika ada anggaran agak longgar, kembali kita usulkan," ucapnya.
Pasalnya kondisi publik boat saat ini, penumpang yang bakal menuju ke kapal harus basah terkena air laut. Ke depan pihaknya bakal fasilitasi agar penumpang tidak mengalami hal serupa. Sebab, publik boat, masih melalui pasir. Lantaran itu pihaknya bakal membangun akses berupa dermaga kecil.
"Kita akan fasilitasi masyarakat karena memang di situ sumber distribusi," ucap Widhi.
Dia mengatakan, pelabuhan Pemenang hingga saat ini masih sebagai pusat aktivitas masyarakat. Terlebih lagi, lokasi itu padat saat musim panas. Pelabuhan ini, menjadi akses ke tiga lokasi destinasi wisata setempat.
"Untuk pariwisata, rutenya ke Bali dan ketiga gili," ungkapnya.
Selain pelabuhan Pemenang, ada pelabuhan Carik. Pada tahun lalu, pihaknya telah mengajukan untuk dilakukan rehab melalui dana DAK bahkan anggarannya telah masuk di DPA. Namun demikian, sebutnya, terkena pangkas.
Sehingga pada tahun 2025 Dishub bakal mengusulkan kembali. Sebab, saat ini Carik sedang tak berfungsi lagi karena tiang pancangnya roboh. Kerusakan itu disebabkan oleh gempa sekira bulan Januari atau Februari tahun 2024.
Dia meyakini robohnya itu bukan karena getaran itu saja, namun rentetan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Tidak besar, sekitar 4 atau 5 SR tapi roboh sehingga tidak bisa disandarkan kapal," tuturnya.
Pelabuhan Carik, kata dia, membutuhkan biaya yang tak sedikit yakni sekitar Rp 65 miliyar. Untuk membangun dermaga, bebernya, memang membutuhkan anggaran yang besar. Sehingga APBD tak mampu membangun hal tersebut. DAK, imbuhnya, turun tahun ini namun terkena Impres yang mengharuskan adanya efesiensi.
Buntut dari kerusakan di pelabuhan tersebut beberapa aktivitas lumpuh. Seperti suplai aspal dari gudang yang berada di lokasi itu. Pihaknnya bakal mengusulkan kembali ke pemerintah pusat pada tahun ini. Kendati, ucapnya, semua OPD mengalami rasionalisasi.
Program rehab ini merupakan sisa dari program yang telah dirasionalisasi. Pelabuhan Carik direncakan menjadi kapal barang, untuk ketahanan pangan nasional. Pelabuhan ini nantinya untuk mensuport daerah lain semisal pengiriman jagung, hewan, hasil pertanian dalam arti luas.
Bahkan, kata dia, saat ini pengiriman hewan ternak masih disatukan dengan penumpang (manusia, red). Sehingga, tak jarang mereka merasa terganggu dengan aromanya. Hal ini terpaksa dilakukan agar pengiriman tetap berjalan lancar. "Sehingga penumpang tidak terganggu lagi dengan aromanya," ucapnya.
Pelabuhan carik bisa menghubungkan pengiriman barang ke beberapa daerah, seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan daerah lainnya. Namun sayang belum aktif.
Kementrian, bebernya, sebenarnya ingin memberikan bantuan kapal. Tapi hingga saat ini belum ada kajian. "Kondisi pelabuhannya yang masih belum siap," ucapnya.
Masih di Bidang Pelayaran, pada bulan Juni lalu mendapatkan program berupa dokumen kajian untuk mini pot. Yang keluarannya nantinya berbentuk rekomendasi dari konsultan.
Rekomendasi itu yang bakal ditindak lanjuti oleh pemerintah. Semisal cara menekan ongkos angkut barang. Pemerintah, lanjutnya, menginginkan adanya pelabuhan yang bisa menurunkan biaya angkut
Dia mencontohkan, desa A inging mengakut ke pelabuhan B dengan ongkos Rp 5 ribu. Dari kasus ini pemerintah akan meminta kepada konsultan untuk mencari penelitian arau survei agar ongkos yang Rp 5 ribu bisa ditekan menjadi Rp 2 ribu.
Menurutnya, penurunan ongkos angkut ini ujungnya ialah mensejahterakan masyarakat. Jadi, kata dia, arah dokumen ini akan mengarah ke hal tersebut. "Kami buat untuk semua di wilayah NTB. Konsultan akan survei ke semua dermaga," ucapnya.
Penurunan ini nantinya apakah akan dibarengi dengan penurunan kapasitas, dan peningkatan sarpras di pelabuhan tersebut. Semisal, kata dia, di satu pelabuhan adanya penambahan tongkang untuk mengangkut barang sehingga bisa menekan biaya.
Bisa saja, bentuk rekomendasinya dengan membangun pelabuhan baru di satu wilayah atau desa. Mungkin selama ini untuk membawa barang mereka harus menyebrang terlebih dahulu.
Pelabuhan inilah yang disebutnya mini pot, karena sifatnya sementara lantaran bisa dipindahkan ke lokasi yang memerlukan.
"Apakah itu rekomendasinya kami akan ikuti. Karena ini keluarannya dan dikerjakan oleh konsultan," terangnya.
Kedua di Bidang Angkutan
Kegiatan Bidang Angkutan Dishub NTB, fokus tugasnya pada terminal tipe B, tipe C di kabupaten dan kota, sedangkan tipe A merupakan kewenangan Kementrian.
Dia menjelaskan, terminal Tipe A di NTB seperti di Mandalika, di Mataram, dan terminal Dara di Dompu.
"Sedangkan tipe B yang tugasnya provinsi itu ada di Ginte Dompu, Tanah Mira di Kabupaten Sumbawa Besar, Renteng Lombok Tengah, dan Terminal Pemenang," sebutnya.
Khusus terminal di Pemenang, direncanakan bakal digunakan untuk transit agar mengurangi kendaraan di pelabuhan. Tapi, masyarakat masih menganggap jaraknya cukup jauh. Kendati demikian, pihaknya akan mencari pola pengelolaan yang tepat di lokasi itu, sebab baru dua tahun ini dikelola oleh Pemprov.
Dia menjelaskan, bidang angkutan fungsinya untuk kroscek bus. Salah satunya seperti mengecek rem yang digunakan standar atau tidak. "Semua dilakukan untuk mengurangi kecelakaan," ucapnya.
Di tahun 2025, Dishub juga akan melakukan rehab di terminal Pemenang. Sejumlah fasilitas yang bakal dibangun seperti kamar mandi, WC 2 unit, dan Mushola.
Di mengatakan, terminal di Pemenang cukup luas dan berdekatan dengan pelabuhan di lokasi itu. Namun demikian jika diberlakukan pengangkutan sampai dengan terminal, maka pihak perusahaan atau pemilik kapal menginginkan adanya kenaikan tarif tiket. Terlebih mereka harus menyewa loket penjualan tiket. Termasuk juga dengan melibatkan UMKM setempat.
Untuk bisa menambah terminal, ada syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi.
"Jika persyaratan memenuhi tidak menutup kemungkinan kita akan nambah terminal," ucapnya.
Ketiga di Bidang Lalin
Tahun ini di Bidang Lalin Dishub NTB, bakal memasang Penerangan Jalan Umum (PJU). Program ini merupakan kegiatan tambahan di bidang tersebut, pada bulan Juni PJU yang akan terpasang sebanyak 187 titik, diutamakan untuk venue GP dan Pornas, dan suksesnya event-event bersekala nasional dan internasional lainnya.
Ada pun titik pemasangannya ialah pertama di jalan Rembige - Pemenang sebanyak 25 unit.
Kedua, jalur Lembar - Sekotong - Pelangan, sebanyak 63 unit.
Ketiga, jalur Pelangan ke Pengantap, sebanyak 4 unit
Keempat, jalan Pengantap - Montong Ajan - Kuta, sebanyak 84 unit.
Kelima, jalur Kuta - Keruak, sejumlah 11 unit.
"Anggarannya Rp 7,4 miliyar, satu titiknya berkisar Rp 40 juta, itu sudah komplit sampai nyala. Untuk perbaikannya nanti beda," pungkas Sekdis Widhi Winata. (kin/zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami