OPSINTB.com - Makeup artist asal Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Loteng, Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman, yang akhir-akhir ini viral karena berparas cantik dan berdandan ala wanita akhirnya buka suara setelah dirinya menjadi sorotan publik.
Didampingi tim Solidaritas Kemanusiaan, Deni alias Dena memberikan klarifikasi terkait identitasnya. Dengan mata terisak, dia menceritakan masa kecilnya hingga menjadi seperti sekarang ini.
‘’Perkenalkan nama saya Deni Apriadi Rahman (23). Berasal dari Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Loteng,’’ katanya melalui keterangan tertulisnya, sebagaimana diterima opsintb.com, Sabtu (15/11/2025).
Deni menceritakan, masa kecilnya sebagai seorang penyintas disabilitas dengan keterbatasan pendengaran. Hal ini terjadi setelah dia mengalami kecelakaan saat berusia sekitar 10 tahun.
‘’Saya beragama Islam dan tinggal bersama nenek dari ibu, karena orang tua saya bekerja sebagai migran dan menamatkan pendidikan hanya sampai SD,’’ ucapnya.
Sejak masa kecil, aku dia, dirinya mengalami perundungan. Meski demikian, Deni kecil terus berusaha hidup mandiri, hingga menjadi MUA. Keterampilan sebagai seorang MUA, diperolehnya dari belajar secara otodidak.
‘’Melalui pekerjaan inilah saya merasa bisa berdiri di atas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup, dan perlahan memperoleh rasa percaya diri,’’ akunya.
Terkait kasus yang belakangan viral, Deni menyebut bahwa dirinya telah merasa difitnah, dengan foto-foto dirinya yang diposting oleh akun yang tidak dikenalnya disertai narasi yang tidak benar.
‘’Hal ini sangat melukai perasaan saya, keluarga, serta teman-teman yang mendukung saya,’’ sesalnya.
Dia juga membantah telah menistakan agama, karena telah memakai mukenah dan memasuki masjid, dan beribadah di saf perempuan.
‘’Saya menghormati rumah ibadah, menghormati tata cara ibadah, dan memahami adab agama,’’ ujarnya.
Selanjutnya, Deni juga memberikan klarifikasi terkait pilihannya yang sering berjilbab. Bagi dia, jilbab adalah simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan seorang perempuan. ‘’Saya sama sekali tidak berniat menjadikan busana itu sebagai alat menipu atau melecehkan siapapun,’’ katanya.
Sejak kasusnya viral, dia mengatakan, mengalami tekanan yang sangat berat. Ribuan komentar berisi caci maki serta pesan langsung masuk ke medsosnya. Hal ini tentunya membuatnya meras terpukul secara mental dan fisik.
‘’Karena kondisi itu, saya mengehentikan sejumlah pekerjaan rias pengantin yang sudah dijadwalkan,’’ cerita Deni.
Dia berharap, ke depan ingin terus bekerja sebagai seorang MUA, demi menabung dan melanjutkan pendidikan formal. ‘’Karena saya percaya bahwa pendidikan adalah jalan agar saya menjadi manusia yang lebih bermanfaat,’’ tutupnya. (iwn)









follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami