OPSINTB.com - Andai deretan kenangan 82 tahun lalu dilacak, kehadirannya tak pernah diinginkan. Sekedar mampir di benak saja, tak sudi. Sebab, sakitnya terlalu perih.
Bagaimana tidak, pemerkosaan dan perampasan hak hidup dengan layak lainnya harus mereka alami oleh perempuan masa itu. Tiap nafasnya diselemuti ketakutan.
Pendidikan bagi perempuan, hanya mereka yang hidup ditengah keluarga bagsawan. Di luar itu, mereka harus didapandang sebagai pemuas nafsu serdadu tentara Negara Tirai Bambu itu.
Mereka dipaksa hidup dalam kebodohan dan keterbelakangan. Oleh penjajah Jepang, mereka sengaja dijauhkan dari kehidupan agama dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tak heran, moral perempuan masa-masa itu sungguh rusak. Hak untuk hidup dengan layak dirampas licik oleh penjajah waktu itu.
Selain dari dorongan istrinya, nampakanya suasana kebatinan perempuan perempuan pada masa itu yang membuat Al Magfurullah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, mendirikan Nahdhatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI). Sebagai pusat pendidikan bagi perempuan.
NBDI didirikan di Pancor, 21 April 1943. Tangan dingin pahlawan nasional asal NTB ini, menjadi salah satu karya monumental.
Sebab organisasi ini merupakan menjadi madrasah pertama perempuan di kawasan Inodensia bagian timur. Kini, oganisasi ini telah mencetak banyak sekali kader perempuan yang berkhidmat untuk agama dan negaranya.
Lantaran itu, sivitas akademika Institut Agama Islam HAMZANWADI (IAIH) Pancor, mengajak masyarakat Indonesia untuk mengambil pelajaran penting dan berharga dari berbagai momentum besar yang mengiringi perjalanan bangsa Indonesia.
"Ini karya monumental, NBDI merupakan pusat pendidikan perempuan pertama di Indonesia Timur waktu itu," tutur Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Hubungan Masyarakat, Dr Abdul Hayyi Akrom, Senin (21/04)
Lebih dari itu, imbuhnya, NBDI adalah jawaban dari realiras sosial bangsa Indonesia yang masih terpuruk dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Maka TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, masa - masa itu selainmendirikan NWDI pada tahun 1934, mendirikan madrasah NBDI sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kaum perempuan Nusantara, khususnya Lombok.
Lantaran itu menurutnya sangat penting bagi seluruh elemen bangsa Indonesia untuk mengambil pelajaran dari sejarah madrasah NBDI. Berupa keteguhan iman taqwa, spirit, semangat, daya juang, konstribusi, emansipasi, pantang penyerah dan memberi yang terbaik bagi agama dan bangsa.
"Semunya telah diberikan oleh Al Magfurullah TGKH Zainuddin Abdul Madjid melalui pendirian madrasah NBDI," ucapnya.
Menurut, Dr Hayyi, spirit dan semangat juang pendirian madrasah tersebut tetap sangat relevan bagi generasi penerus dalam mengiris kemerdekaan.
Di tengah situasi zaman yang penuh dengan keterbatasan ketika itu, TGKH Zainuddin Abdul Madjid, tampil dengan ghirah membara dalam mendirikan, mencerdaskan dan memajukan kualitas kehidupan kaum perempuan.
Melalui pendirian NBDI yang secara bersamaan bertepatan dengan gerakan emansipasi wanita di Indonesia yaitu peringatan hari Kartini setiap tanggal 21 April.
Dengan tantangan zaman dan bangsa yang semakin kompleks saat ini, sivitas akademika IAIH Pancor, memandang sangat relevan bagi seluruh elemen bangsa untuk mengambil pelajaran berharga dari pendirian madrasah NBDI.
Bahwa dalam memajukan kehidupan bangsa harus berlandaskan iman taqwa, tetap optimis, tidak boleh menyerah pada kekurangan dan keterbatasan.
"Menjaga semangat agar tetap hidup dalam diri generasi penerus dalam memberikan yang terbaik bagi agama dan bangsa," ucap Dr Hayyi. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami