Pendidikan

31/10/25

Dirjen Sains dan Teknologi tinjau dua usulan lokasi pembangunan Sekolah Garuda di Lotim

 
Dirjen Sains dan Teknologi tinjau dua usulan lokasi pembangunan Sekolah Garuda di Lotim

OPSINTB.com - Direktur Jenderal Sains dan Teknologi dan Bupati Lombok Timur, tinjau langsung lokasi usulan lahan Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggul Garuda. Pemda menawarkan dua tempat yakni Lemor, Kecamatan Suela dan Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Lotim.


Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani menyampaikan, apresiasi kepada Pemkab Lotim atas dukungan dan usulan lahan untuk pembangunan Sekolah Garuda di wilayah Gumi Patuh Karya. Dia menerangkan, ada dua lokasi yang diusulkan, masing-masing berada di Lemor, Kecamatan Suela dan Desa Gunung Malang, Pringgabaya.


Dia menilai dia lokasi sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat pendidikan unggulan tersebut.


“Kami memang sedang mencari lokasi di wilayah Indonesia Timur, dan NTB menjadi salah satu daerah yang belum memiliki Sekolah Garuda baru maupun Sekolah Garuda Transformasi,” ucapnya saat di wawancarai opsintb.com, Jumat (31/10/2025).


Menurutnya, kedua lokasi yang diusulkan memiliki keunggulan tersendiri. Secara geografis, lokasi di Gunung Malang dianggap strategis karena berada dekat jalan raya dan memenuhi sebagian persyaratan dasar, termasuk luas lahan minimal 20 hektare.


Jika semua proses berjalan lancar, kata dia, pembangunan bisa dimulai tahun 2026, dan pada 2027 sekolah ini sudah dapat menerima murid baru.


Ia menyebut, pada tahun 2025 pihaknya telah menjadwalkan pembangunan di empat lokasi lain, sementara NTB akan menjadi tambahan prioritas pada tahun berikutnya.


Dirjen juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, Pemprov, dan Pemda agar proses pembangunan berjalan cepat dan efisien.


“Kalau komunikasinya baik, semua bisa lancar. Persoalan teknis seperti air, listrik, dan akses jalan bisa diselesaikan bersama,” tambahnya.



Sementara itu, Tim Pakar dari Politeknik Negeri Malang, Muhammad Fajar Subkhan, menjelaskan pihaknya tengah melakukan kajian kelayakan terhadap dua lokasi yang diusulkan Pemkab Lombok Timur.


Ia menerangkan, dari hasil tinjauan awal, Lemor dinilai lebih berpotensi karena sudah lebih siap secara teknis. Terutama dari sisi ketersediaan lahan, sarana prasarana, serta akses terhadap air dan listrik yang akan menunjang kehidupan siswa ber asrama.


“Beberapa aspek yang kami nilai adalah legalitas tanah dan kelayakan teknis di lapangan. Kami ingin memastikan lahan yang dipilih benar-benar clear and clean, baik dari sisi hukum maupun kondisi fisiknya,” jelas Fajar.


Sementara itu, Bupati Lombok Timur, H Haerul Warisin, menyebut bahwa pihaknya telah menyiapkan dua lokasi terbaik yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


“Keputusan ada di beliau (Dirjen-red), kami hanya menyiapkan dan menyuguhkan dua lokasi yang layak. Keduanya menarik, dan kami siap menyempurnakan apa yang kurang untuk mendukung pembangunan Sekolah Garuda di Lombok Timur,” pungkasnya. (zaa)

30/10/25

Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok

 
Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok

OPSINTB.com - Di teras rumah sederhana itu, puluhan sertifikat berjejer rapi, memenuhi lantai keramik yang mengilap. Sebagian lembaran penghargaan telah menguning karena usia, sementara yang lain masih segar, terbungkus map plastik bening.


Di antara deretan itu, terpampang piagam dari berbagai lomba: pencak silat, menulis cerpen, karya ilmiah, hingga jurnalistik. Semua sertifikat itu milik satu nama, M Dimas Ibnu Pratama, siswa SMA Negeri 1 Terara.


Bagi warga Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading itu, lembaran-lembaran tersebut bukan sekadar penghargaan, melainkan catatan perjalanan panjang seorang remaja yang menjadikan membaca dan menulis sebagai gaya hidup.


“Alhamdulillah, sejak SD hingga SMA, saya selalu meraih peringkat satu. Peringkat dua belum pernah,” ujar Dimas kepada opsintb.com saat ditemui di kediamannya, Rabu (30/10/2025).


Sejak kecil, Dimas dikenal tekun dan rajin belajar. Tak disangka, kecintaannya pada menulis justru berawal dari hobi membaca novel dan buku cerita.


Dari sana, imajinasinya berkembang liar, mendorongnya untuk menciptakan cerita versi sendiri. Saat SMP, misalnya, ia berhasil menyusun cerpen pertamanya. Sayangnya, karya itu belum pernah dilombakan karena keterbatasan akses dan fasilitas.


Baru saat SMA, bakatnya benar-benar terasah. Para guru mulai melihat potensinya.

Di balik dorongan itu, Dimas ikut lomba menulis cerpen tingkat NTB dan langsung menyabet juara satu. Sejak saat itu, namanya kerap menghiasi daftar pemenang kompetisi menulis, dari tingkat kabupaten hingga provinsi.


Dalam setahun terakhir saja, Dimas telah mengoleksi belasan penghargaan. Di antaranya, juara 1 lomba Feature FLS2N tingkat Lombok Timur, juara 3 resensi buku di Arpusda Lotim, juara cerpen di Universitas Hamzanwadi, serta juara karya jurnalistik di Unram.


Motivasinya terus menulis berasal dari kutipan tokoh nasionalis Indonesia, Raden Mas Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.


“Saya membaca kutipannya: ‘Jika ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator.’ Itu sangat menginspirasi saya,” cerita Dimas.


Kini, ia tengah menyiapkan antologi cerpen pertamanya dengan mengumpulkan tulisan-tulisan lama agar tak hilang.


“Belum punya buku, tapi Insyaallah sedang disiapkan. Saya ingin karya saya dibaca banyak orang,” harapnya.


Menulis bukan satu-satunya keahlian Dimas. Ia juga aktif di pencak silat dan beberapa kali menjuarai kejuaraan tingkat kabupaten.

Namun, dari segala prestasinya, menulis lah yang paling membuatnya merasa hidup. Mengatur waktu antara belajar, latihan, dan menulis tentu tak mudah.


Bagi Dimas, komitmen dan kedisiplinan menjadi kunci utama. Di sela kesibukan sekolah, ia masih menyempatkan les tambahan di Selong untuk memperdalam sains, bekal menuju cita-citanya.


“Pilihan pertama saya ingin jadi dokter, tapi kalau tidak, saya ingin jadi sastrawan. Menulis membuat saya bisa bercerita dan memberi inspirasi,” tuturnya sambil tersenyum. (zaa)

29/10/25

Sejak 2023, tiga ruang kelas SMPN Satap Montong Gading ambruk

 
Sejak 2023, tiga ruang kelas SMPN Satap Montong Gading ambruk

OPSINTB.com - Tiga ruang kelas di SMPN Satu Atap (Satap) Montong Gading mengalami kerusakan parah. Kondisi bangunan yang sudah tua dan pernah terdampak gempa membuat atap ruang kelas akhirnya ambruk pada Februari 2023.


Kepala SMPN Satu Atap Montong Gading, Roni Musdiwantoro, mengatakan, sekolah ini memang sudah lama dan belum pernah direhab. Dulu, tuturnya, pernah terdampak gempa, sehingga muncul retakan-retakan kecil.


"Waktu itu juga cuaca buruk, hujan dan angin terus-menerus membuat bagian atap melengkung, sebelum kejadian pihak sekolah sudah menyadari tanda-tanda kerusakan,” ucapnya kemarin, Selasa (28/10/2025).


Pihaknya sudah pastikan ruangan itu tidak layak digunakan. Melihat kondisi yang membahayakan, pihak sekolah memutuskan memindahkan seluruh siswa ke ruang Lab TIK dan Lab IPA tiga hari sebelum bangunan benar-benar ambruk.


Menurutnya, kerusakan bangunan disebabkan dua faktor utama diantaranya yakni usia bangunan yang sudah tua dan dampak gempa yang pernah mengguncang wilayah Lombok.


Setelah kejadian, pihak sekolah melaporkan insiden tersebut ke Dinas Pendidikan dan lembaga terkait. Pihak BPBD dan BNPB turun langsung meninjau kondisi sekolah.


“Tahun 2024 kami dapat bantuan DAK, tapi tidak termasuk tiga bangunan yang ambruk karena katanya akan dikerjakan oleh BPBD dan BNPB,” jelasnya.


Namun hingga akhir 2025, proses rehabilitasi tiga ruang kelas tersebut belum juga dimulai.


Dia mengaku telah konfirmasi ke BPBD, namun hanya mendapat jawaban akan dikerjakan. Namun demikian sampai sekarang belum ada kejelasan. 


"Kami juga sudah dihubungi pihak Dirjen SMP yang menanyakan hal yang sama,”terang Roni.


Akibat kerusakan tersebut, proses belajar mengajar kini dilakukan di ruang perpustakaan, Lab TIK, dan Lab IPA. Sekolah yang memiliki 46 siswa dengan tiga rombongan belajar itu sangat membutuhkan ruang kelas baru.


Roni berharap agar proses rehabilitasi bisa segera dimulai demi keamanan dan kenyamanan siswa.


“Harapan kami, rehab ini bisa segera dilaksanakan di awal Desember nanti. Kami juga sudah melarang siswa bermain di area bangunan rusak karena sangat berbahaya,” pungkasnya. (zaa)

Gubernur Iqbal kawal Universitas Samawa jadi kampus negeri

 
Gubernur Iqbal kawal Universitas Samawa jadi kampus negeri

OPSINTB.com - Hingga kini belum ada kampus negeri di Pulau Sumbawa. Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal ingin ada kampus dari Tana Samawa yang menjadi negeri. 


Hal itu disampaikan saat Rapat Terbuka Senat Universitas Samawa (Unsa) dalam rangka Wisuda Angkatan XXII Program Magister, Sarjana, Profesi Ners dan Diploma.


Gubernur Iqbal menyampaikan momentum wisuda bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru yang menuntut ketangguhan, kejujuran dan kerja keras di dunia nyata.


“Ukuran seorang sarjana bukan hanya yang cepat mendapatkan pekerjaan, tetapi yang mampu memberi manfaat bagi masyarakat," katanya, Rabu (29/10).



"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya," sambungnya. 


Dalam pidatonya, Gubernur Iqbal menegaskan kembali komitmen Pemerintah Provinsi NTB untuk memastikan pemerataan pembangunan antarwilayah, termasuk antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pemprov NTB telah memfokuskan sejumlah program pembangunan ke Pulau Sumbawa, terutama pada aspek kesehatan.


“Saya ingin memastikan bahwa Sumbawa mendapat porsi pembangunan yang setara. Karena itu, saya memprioritaskan peningkatan layanan kesehatan di Pulau Sumbawa,” tegasnya.


Rektor Universitas Samawa, Prof. Saifuddin Iskandar Itini, menyampaikan aspirasi agar Unsa dapat bertransformasi menjadi Universitas Negeri Sumbawa serta mendirikan Fakultas Kedokteran pertama di Pulau Sumbawa.


Mantan Dubes Indonesia untuk Turki ini memberikan dukungan penuh dan menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan hal itu dalam masa jabatannya.


“Saya mendukung jika Universitas Samawa siap mendirikan Fakultas Kedokteran pertama di Pulau Sumbawa. Ini penting untuk menghadirkan Center of Excellence di bidang kesehatan," ucapnya. 


Ditambahkannya, hingga saat ini seluruh Fakultas Kedokteran di NTB masih berpusat di Pulau Lombok. Karena itu, pendirian Fakultas Kedokteran di Sumbawa menjadi langkah strategis untuk menghadirkan layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih merata.


“Semoga selama masa pengabdian saya, dapat meninggalkan jejak positif dan menjadi bagian dari sejarah berharga bagi masyarakat Sumbawa. Dengan berdirinya Fakultas Kedokteran pertama di sini," ujarnya. 


Selain dalam infrastruktur dan pendidikan, hal lain yang dilakukan Pemprov NTB dengan peningkatan status RSUD Provinsi Manambai Abdulkadir dari tipe C menjadi tipe B, yang akan segera beroperasi untuk menangani kasus-kasus medis serius. 


Selain itu pula, dukungan penuh Kementerian Kesehatan RI terhadap peningkatan fasilitas layanan kesehatan di Sumbawa, yang telah disetujui dua bulan, setelah dirinya dilantik.



Pada acara tersebut, Gubernur NTB menyatakan pembangunan di NTB, tidak boleh lagi terpusat hanya di Pulau Lombok.


“Keadilan pembangunan berarti memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh wilayah NTB, untuk tumbuh. Lombok dan Sumbawa harus berjalan beriringan, maju bersama,” tegasnya. (red)

28/10/25

Universitas Hamzanwadi gelar kuliah umum bersama Prof Azmi asal Malaysia

 
Universitas Hamzanwadi gelar kuliah umum bersama Prof Azmi asal Malaysia

OPSINTB.com - Publikasi ilmiah saat ini menjadi begitu penting, tak hanya bagi para pakar namun untuk para pengajar khususnya dosen. Maka, penting untuk terus mengasah kemampuan dalam hal tersebut.


Hal itu yang dilakukan oleh Universitas Hamzanwadi melalui kuliah umum bertema How to Publish High-Impact Scholarly Articles in Reputable Journals” pada Senin (27/10/2025) 


Kegiatan yang berlangsung di Ruang Lab Micro Teaching 2, itu sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas penulisan karya ilmiah dosen dan mahasiswa pascasarjana.


Sebagai narasumber utama, dalam gelaran itu ialah Guru Besar bidang Kimia dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia, Prof Dr Azmi Mohamed, yang juga menjabat sebagai Adjunct Professor di Universitas Hamzanwadi. 


Acara diikuti oleh perwakilan dosen dari berbagai program studi serta mahasiswa pascasarjana.


Dalam paparannya, Prof Azmi, mengatakan menulis karya ilmiah memang tidak mudah, namun merupakan bagian penting bahkan dominan dalam studi jenjang magister (S2) dan doktoral (S3).


“Kita harus terus berlatih dan berjuang agar mampu menulis dengan baik,” ujarnya.


Ia mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memilih jurnal untuk publikasi. Dia meminta untuk mengenali jurnal bereputasi dan mana yang termasuk predatory journal (jurnal predator).


Menurutnya, publikasi di tempat yang salah bisa merugikan karier akademik.


Dalam kesempatan itu, Prof Azmi, yang merupakan alumni University of Bristol, Inggris, berbagi pengalaman selama studi di UK dan dalam membimbing mahasiswa pascasarjana di UPSI. Ia menjelaskan secara rinci tahapan menulis artikel ilmiah, mulai dari persiapan naskah, proses submit, hingga artikel diterima dan diterbitkan.


Menanggapi kegiatan ini, Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Universitas Hamzanwadi, Dr Shahibul Ahyan, menyampaikan apresiasi kepada Prof. Azmi. Menurutnya, ini merupakan langkah nyata DPPM dalam mendukung peningkatan kapasitas akademik civitas akademika di Universitas Hamzanwadi.


“Kami berterima kasih atas ilmu dan pengalaman yang dibagikan,” katanya.


Lebih lanjut, dia memaparkan, kuliah umum ini tidak berhenti sampai di sini. Pihaknya bakal melanjutkan dengan pendampingan teknis secara intensif agar ilmu yang diperoleh benar-benar bisa diaplikasikan dalam penulisan dan publikasi karya ilmiah yang berkualitas.


Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi dosen dan mahasiswa Universitas Hamzanwadi untuk aktif menulis dan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal-jurnal bereputasi internasional. (zaa)

26/10/25

Dikbud Lotim minta sekolah swasta segera perbaiki Dapodik

 
Hasni Plt kepala dikbud lotim hasni

OPSINTB.com - Plt Kepala Dikbud Lombok Timur (Lotim), H Hasni, meminta semua sekolah jenjang SD hingga SMP swasta, agar memperbaiki data pokok pendidikan (Dapodik). Agar bisa mendapatkan perhatian maksimal dari pemerintah, baik menyangkut kesejahteraan guru, maupun perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.


Menurutnya, minat masyarakat membangun sekolah dari jenjang TK sampai SMP swasta di Lotim cukup tinggi. Jumlah lembaga mencapai 1.400 lebih, dengn jumlah guru swasta sebanyak 9.900 lebih. 


"Kalau negeri kan 11 ribu lebih," terang Plt Kepala Dikbud Lotim Hasni, Rabu (22/10/2025).


Dia mengakui, dari sisi pengangkatan pegawai antara swasta dan negeri terdapat perbedaan. Dimana, swasta diangkat langsung oleh yayasan dan negeri diangkat oleh negara. 


Namun Bantuan Operasi Sekolah (BOS), semua sekolah diperhatikan sama oleh pemerintah. Di sisi lain, kesejahteraan guru swasta juga telah diberikan perhatian besar oleh pemerintah melalui sertifikasi dengan besaran Rp 2 juta setiap bulannya, sedangkan yang belum diberikan honor oleh pemerintah pusat Rp 300 per bulan.


Dia memaparkan, jumlah guru swasta di Lotim yang belum mendapatkan sertifikasi mencapai 5.000 orang lebih, dari jumlah itu sebanyak 4 ribu orang saat ini sedang diverifikasi juga proses input data. 


Pemerintah pusat telah menyarankan semua sekolah baik swasta maupun negeri untuk memperbaiki dapodik masing-masing. Hal itu disebutnya penting untuk bisa mendapat perhatian baik kesejahteraan guru maupun pisik, kendati DAK sudah ditarik namun akan diganti dengan bentuk lain.


"Pemerintah pusat akan menggantinya dengan program revitalisasi, maka Dapodik yang bagus sangat dibutuhkan, " ujarnya. 


Program revitalisasi ini direncanakan hingga tiga tahun ke depan. Dengan sistem yang dilakukan secara swakelola oleh pemerintah ini, dia menilai jauh lebih banyak yang bisa diperhatikan oleh pemerintah di bandingkan menggunakan pola DAK. 


Untuk itu ia mendorong semua sekolah swasta maupun negeri untuk segera memperbaiki dapodik mereka agar bis a mendapat perhatikan dari pemerintah. 


"Jadi dapodik itu bukan hanya persolan Kesejahteraan guru, tapi juga sarana prasarana, meja kursi dan lainnya juga akan diperhatikan," jelasnya. 


Sementara itu, Temu Ismail Sekertaris Direktorat Jendral Guru, Tenaga Kependidikan dan pendidikan guru, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyampaikan pemerintah sejauh ini sudah memberikan perhatian kepada semua guru, baik swasta maupun negeri. 


"Pemerintah telah memberikan tunjangan kepada guru swasta, sudah diperlukan sama oleh pemerintah, ada insentif bagi guru non ASN," terang Temu Ismail.


Dari sisi kesempatan untuk menjadi PPPK juga telah diperlakukan sama oleh pemerintah. Dan rekrutmen PPPK ditentukan langsung oleh Kemenpan RB. Pemerintah saat ini terus memberikan perhatian kepada semua guru-guru baik Negeri maupun swasta. 


"Mulai dari kesejahteraannya, kualitas, dan lainnya telah diperhatikan," ujarnya. (kin)

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama