OPSINTB.com - Siapa yang tak tahu Spiderman. Super hero kenamaan dalam box office Amerika.
Pahlawan super ini diangkat dari cerita novel yang ditulis oleh Stan Lee dan aktor asal negeri Paman Sam Steve Ditko.
Peter Parker sosok di balik kostum itu, merupakan seorang remaja SMA yang masih labil, yatim piatu dan mandiri. Menjadi super hero, dia mengabdi untuk kebenaran, menolong bagi mereka yang mendapat gangguan.
Lain Amerika, lain pula Lombok. Kesamaannya ialah berbuat baik dengan misi menyelamatkan orang. Jika Peter Parker bergelantungan, lain dengan sosok Spiderman Lombok, ia justru menambal jalan.
Sosok di balik topeng itu ialah Jarot Sakha. Pria asal Dusun Peresak, Desa Lendang Belo, Kecamatan Montong Gading.
Tercatat sudah delapan bulan, Jarot rutin melakukan penambalan jalan-jalan berlubang di sekitar kampungnya, bahkan hingga ke kecamatan lainnya. Seperti Masbagik, Kotaraja, dan Terara.
Uniknya, semua itu dia lakukan sambil mengenakan kostum Spiderman. Aksinya itu bukan bagian dari program pemerintah, bukan pula pekerjaan formal.
Semua dilakukan atas kesadaran tim di Ganesa Peduli, beberkal alat seadanya ia bisa melalukan pekerjaan mulia itu.
Hanya bermodal tanah, pecahan batu bata, dan semen ia menutup lubang-lubang yang mengintai pengendara dari maut. Kini dia pun mendapat dukungan dari masyarakat, sumbangan donatur, dirinya sudah mulai menggunakan aspal dalam menambal jalan.
Sosok Jarot tampil sebagai secercah harapan. Ia mengajarkan, kepahlawanan tak selalu soal kekuatan besar, melainkan niat tulus dan aksi nyata untuk orang banyak.
Kini, dia tak hanya dikenal sebagai warga biasa, tapi sebagai Spiderman Montong Gading, pahlawan jalanan yang sesungguhnya.
"Saya terinspirasi dari film Spiderman. Di film itu dia adalah pahlawan. Saya ingin tunjukkan bahwa di dunia nyata, pahlawan bisa siapa saja, termasuk yang menambal jalan rusak demi keselamatan orang lain," ucap Jarot Sakha, ditemui opsintb.com, Sabtu (14/6/2025).
Dia menceritakan, awalnya dia pakai uang sendiri. Perlahan aksinya pun dilirik oleh pengguna jalan.
Tak jarang mereka berhenti untuk memberikan donasi saat dilihat bekerja nambal jalan berlubang. Saat ini, dirinya sering menerima panggilan dari masyarakat untuk memperbaiki jalan rusak.
Diceritakannya, bersama tim ia rela berkeliling ke berbagai desa hanya untuk mencari titik jalan yang butuh perbaikan. Selayaknya seorang penolong yang siap siaga kapan pun dibutuhkan.
Bagi Jarot, menambal jalan adalah bentuk dakwah. Ia percaya bahwa membantu sesama dengan cara sederhana pun bisa menjadi bentuk ibadah.
Selain menambal jalan, ia dan komunitas kecilnya juga aktif dalam aksi sosial seperti bersedekah kepada anak yatim, bahkan membantu membangun jembatan di wilayahnya hingga di luar.
Tebar manfaat walau sedikit, jadi bermanfaat walau sedetik. Begitu ungkapan yang ia pegang teguh, selalu memompa semangatnya.
"Ite gaweq, ite dait (kita yang kerjakan, kita yang nikmati)," papar Jarot. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami