OPSINTB.com - Sebanyak 13 paguyuban Maos Lontar mengikuti Lomba Maos Lontar yang diselenggarakan Pemerintah Desa Semparu, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Sabtu (11/1/2025) kemarin. Lomba ini dalam rangka melestarikan budaya Sasak.
Istilah 'maos' berarti membaca lontar, menjadi inti dari kegiatan ini. Tradisi ini telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Sasak, dimana lontar berisi berbagai warisan nilai, cerita, dan falsafah kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
''Acara ini diikuti oleh 15 peserta dari 13 paguyuban. Salah satu di antaranya, yakni Paguyuban Krise Agung dari Lombok Barat, turut menambah semarak acara ini,'' kata Kepala Desa Semparu, Lalu Ratmaji Hijrat pada opsintb.com, Senin (13/1/2025).
Plt. Camat Kopang, Lalu Agus Mawardi mengapresiasi lomba Maos Lontar ini. Ia menegaskan, kegiatan ini dapat menjadi peluang untuk meningkatkan potensi budaya lokal sebagai daya tarik wisata.
''Kegiatan ini merupakan salah satu yang bisa menjadi paket wisata budaya yang bisa dipasarkan. Desa Semparu memang sudah dikenal dalam inovasi pengelolaan sampah tingkat nasional, namun juga memiliki potensi budaya yang dapat dijual,'' ujar Mawardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Lombok Tengah, H Muhammad menilai lomba Maos Lontar tidak hanya menjadi ajang kompetisi, namun juga sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.
Tradisi maos yang syarat makna ini, kata dia, diharapkan dapat terus dilestarikan dan dikenalkan secara lebih luas sebagai bagian dari identitas masyarakat Sasak.
''Kegiatan ini berhasil menciptakan momentum penting untuk menjaga warisan budaya lokal di tengah arus modernisasi,'' kata Kadis.
Ia berharap Maos Lontar bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari program budaya yang terus dikembangkan di Desa Semparu dan sekitarnya. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami