OPSINTB.com - Bupati Lombok Timur, H Haerul Warisin, menanggapi kisruh yang terjadi di media sosial usai dirinya usir wisatawan di Teluk Ekas. Dia mengaku telah melihatnya langsung dari berbagai jejaring media sosial.
Tanggapan itu disebutnya ada plus minusnya, merupakan hal biasa. Tujuan baik, terlebih demi perubahan besar pasti ada resikonya.
"Artinya tidak selamanya perubahan baik itu ditanggap baik sama orang, terutama orang-orang yang kurang memahami," kata H Iron, Rabu (18/6/2025).
Dari evaluasi, pendapatan pajak di sektor wisata terjun payung. Sehingga dirinya mengumpulkan seluruh pengusaha wisata untuk mengetahui persoalan sebenarnya.
Di dalam diskusi itu terungkap, tamu yang biasanya nginap seminggu kini hanya satu sampai dua malam, setelah itu mereka kabur.
Menginap di Ekas, dekat dengan ombak. Tamu merasa bebas menikmati laut seperti melakukan surfing dan lainnya.
Tetapi itu mereka tidak dapatkan. Lantaran adanya gangguan dari luar, bahkan sampai diintimidasi.
"Itu yang menyebabkan mereka tidak nyaman," ucapnya.
Karena tidak nyaman, tamu-tamu tersebut meninggalkan Lotim. Berimigrasi ke pihak yang melakukan penekanan.
Alhasil, mereka datang dari luar ke wilayah itu untuk dua hingga tiga puluh orang menggunakan boat, serta membawa makanan dari luar sehingga tidak ada yang bisa didapati oleh Lotim.
Hal itu berdampak pada ekonomi masyarakat di Gumi Patuh Karya. Ketertiban tidak menjamin, pendapatan sangat menurun drastis.
Pemerintah, kata dia, harus atensi hal itu. Sebab mereka sudah berinvestasi seperti membangun hotel, butik hingga penginapan.
Mereka sudah berkorban besar, dengan harapan apa yang mereka invetasi itu ada hasil sekian tahun. Tapi ternyata, akan bangkrut.
"Semua investor tidak akan percaya ke Kabupaten Lombok Timur lagi, kalau ini yang terjadi tentu kemajuan dari sektor pariwisata yang telah kita dengung-dengungkan ini tidak pernah terjadi," ucapnya.
Maka pihaknya berkewajiban untuk menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Karena menurut Iron, tidak merugikan siapa pun.
Jadi kata dia, tidak ada larang. Pihaknya hanya ingin adanya ketertiban.
Jiak ada tamu yang ingin menginap silahkan berikan keleluasaan. Jangan ada desakan, bahkan sampai menyekik bisa masuk ranah hukum.
"Sehingga ini yang membuat kita harus atensi, kita perhatikan. Tidak boleh kita abai, tidak boleh kita biarkan," paparnya.
Pihaknya, ucapnya, merupakan pilihan rakyat yang tugasnya melindungi mereka. Baik kehidupan hingga ekonomi, warga harus merasa nyaman.
Jika terjadi pembiaran semaunya baik warga maupun pengusaha, maka akan menganggu investasi.
"Kita sudah capek-capek datangkan mereka mau berinvestasi tapi kita tidak bisa menjaga wilayah kita sendiri, maka mereka takut berinvestasi," sebutnya.
Buntutnya hanya kerugian yang bakal didapati. Dirinya hanya menginginkan keadilan dalam berpariwisata.
Dengan demikian pelaku pariwisata bakal nyaman, semangat, keamanan, dan keadilan yang bisa diterima. Sehingga bisa enak membawa tamu kemana pun.
Dia menegaskan, boleh saja dinilai. Sebab dirinya sadar persepsi dan cara menyelesaikan masalah berbeda-beda.
Dirinya berharap para pengusaha pariwisata Lotim, jaga wilayah masing-masing. Dan tamu agar dilayani dengan baik.
"Buat mereka nyaman, awasi di setiap peluang yang membuat mereka khawatir," ucapnya.
"Jika mereka sudah nyaman mereka akan meyakini Lotim tempat yang baik untuk berpariwisata. Baik olah raga, surfing dan lainnya, sehingga mereka akan betah di sini," imbuh pria yang karib disapa H Iron ini.
Terpisah, salah seorang pelaku usaha pariwisata di Ekas, Jaya Kusuma, mengaku mengapresiasi respons cepat bupati dengan turun langsung ke Teluk Ekas Lotim dan menegur surf guide Loteng yang membawa tamu ke lokasi.
"Alhamdulillah, Bupati Lotim datang ke spot konflik dan memberi peringatan keras. Jika tidak ditangani dengan cepat, ini bisa merusak kenyamanan wisatawan mancanegara," ucap Jaya. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami