Polio mengintai, segera imunisasi bayi anda tanggal 23 Juli mendatang - OPSINTB.com | News References -->

17/07/24

Polio mengintai, segera imunisasi bayi anda tanggal 23 Juli mendatang

Polio mengintai, segera imunisasi bayi anda tanggal 23 Juli mendatang

 
Polio lotim

OPSINTB.com – Indonesia, sejak 2014 lalu dinyatakan sebagai negara bebas polio oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Empat tahun berselang di 2018 WHO, kembali merilis kasus serupa di Kawasan Asia Tenggara salah satunya di negara berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini.


Pada tahun yang sama, WHO melakukan penelitian transmisi polio di Indonesia. Setidaknya ada tiga indikator penilaian risiko yakni imunitas populasi, surveilans, dan penyampaian program. 


Hasil penelitian tersebut menunjukan Indonesia termasuk negara yang berisiko tinggi dalam transmisi polio. Di antaranya 23 provinsi berisiko tinggi, 9 provinsi berisiko sedang, dan hanya dua provinsi yang berisiko rendah.


Pada tahun 2024, Indonesia, kembali dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setidaknya di 7 provinsi, bahkan sampai meninggal dunia. Kendati di Nusa Tenggara Barat, tak ditemukan kasus tersebut namun, wilayah berjuluk Gumi Gora ini termasuk kategori berisiko tinggi, yang berarti Lombok Timur menjadi bagian itu.


Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Pathurrahman, pada tanggal 5 Juli 2024 lalu, kepada awak media mengatakan, di Lotim belum ada kasus tersebut. Setiap bayi yang lahir harus di Polio, karena yang paling ditakutkan ialah dampaknya yakni lumpuh layu seumur hidup. Tentu, kata dia, membutuhkan pengobatan, pembiayaan yang cukup besar.


"Pencegahan ini sangat efektif dengan melakukan vaksinasi ini,” kata Pathurrahman

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Budi Satriadi, menjelaskan, dilaksanakan polio ini secara serentak lantaran di Indonesia termasuk kategori KLB. Dia membeberkan, kasus tersebut ditemukan setidaknya sudah ada 7 provinsi, bahkan mengakibatkan kematian. Sejak 2022 hingga 2024 ini sudah ditemukan 11 kasus Polio," bebernya.


Seperti yang diketahui bersama, imbuhnya, virus itu dikhawatirkan dibawa dari luar, penduduk yang imigrasi. Lantaran itu, tegasnya, dilakukan secara serentak.

NTB, khsusunya Lotim, kata dia, termasuk pada gelombang ke dua. Tahap pertama, kegiatan itu digelar di Papua.

“Sejak 27 Mei sudah dilaksanakan, kalau kita 23 Juli ini," ucap Budiman.


Disinggung soal, adanya wilayah sulit dijangaku, Budiman menagatakan, Puskesmas sudah  memiliki strategi untuk bisa menyelesaikan hal itu. Dia memaparkan, jika melihat dari jumlah target vaksinasi, PKM yang paling besar yakni Puskesmas Batuyang, mencapai 13 ribu. Yang kedua Puskesmas Sakra, sampai 10 ribu lebih yang harus di imunisasi dalam waktu satu pekan ini. "Sejauh ini belum ada zonasi, karena capaian kita cukup tinggi," sebutnya.


Sementara itu Pj Bupati Lombok Timur, HM Juaini Taofik, mengatakan, keseksan program itu kerjasama semua pihak. Lanataran itu dirinya meminta kepada Plt Sekda, agar kegiatan yang sifatnya masal pada rentang waktu 23 hingga 30 Juli untuk ditunda dulu. Sebab, kata dia, semua perangkat daerah, ASN, akan digerakan.


"OPD akan kita gerakan ke kecamatan, desa. Kata kuncinya persiapannya sangat menentukan, karena, disitu ada perang orang tua, guru, masyarakat, termasuk teman-teman media," kata Ofik.


Untuk diketahui, pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) bakal digelar 23 Juli mendatang secara serentak di Kabupaten Lombok Timur, dengan target 219.458 anak yang harus dituntaskan dalam sepekan. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama