Guru itu ibarat gula di dalam satu adonan kopi - OPSINTB.com | News References -->

25/11/22

Guru itu ibarat gula di dalam satu adonan kopi

Guru itu ibarat gula di dalam satu adonan kopi

 
Guru itu ibarat gula di dalam satu adonan kopi

OPSINTB.com - 25 November, menjadi hari bagi para guru. Pahlawan tanpa tanda jasa itu, menjadi bagian terpenting dalam perjalanan kehidupan manusia.

Kendati tak jarang harus menerima perlakuan tak adil. Namun nama mereka terus melambung tinggi, setelah orang tua.

Terlebih zaman sekarang ini, selain mereka dituntut untuk menjadi pengajar, di lain sisi guru juga harus menjadi contoh tauladan bagi siswanya, khususnya di sekolah.

Momentum peringatan Hari Guru, Sekolah Menengah Negeri 2 Sikur, menggelar upacara. Yang diikuti dengan khidmat oleh semua guru dan siswa di lingkup sekolahan tersebut.

Di tengah kekhidmatan itu, Organisasi Intra Sekolah (OSIS) memberikan kejutan pada semua guru di lokasi itu. Tak plak membuat suasana menjadi semakin haru biru.

"Saya pengen nangis tapi saya tahan," kata Kepala Sekolah SMPN 2 Sikur, H Fathul Rizal, ditemui awak media usai menggelar apel.

Menurutnya, semua itu di luar dugaannya. Kejutan-kejutan itu disebutnya berasal dari siswa-siswi selaku pengurus OSIS setempat.

Termasuk, kata dia, penobatan guru favorit di sekolah tersebut. OSIS, jelasnya, menyebar angket di semua tingkatan untuk mengetahui tiga guru pavorit versi siswa.

"Dari kuisioner itu ada tiga guru pavorit, dan diberikan hadiah. Saya diberikan lukisan yang dibuat oleh siswa di sini (SMPN 2 Sikur)," ucapnya.

Menurutnya, hari guru itu tidak harus tanggal 25 November, tapi tiap hari. Sebab, disebutnya sesui dengan pengabdian yang tiada henti.

Hari ada menurutnya agar terasa spesial. Sebab tantangan di lingkungan sekolah begitu besar.

Ia mengatakan, guru tak ubahnya seperti gula yang dalam satu adonan dengan kopi. Selama ini, profesi satu ini kurang begitu dihargai.

Sebab, bebernya, ketika kopi pahit gulanya yang dikatakan kurang, jika manis dianggap banyak, kalau takarannya sama pasti disebut kopinya yang pas. 

Ketika kopi rasanya manis, orang tidak pernah akan bertanya minum gula, tapi pasti akan menjawab kopi.

Guru, imbuhnya, sering dipandang sebagai pelengkap. Ketika berprestasi, bukan guru yang akan dicari namun orang tua siswa yang bersangkutan.

"Tidak pernah gulanya yang mantap," ucapnya.

Momentum peringatan hari guru, terangnya, ajang untuk berubah, dan mengingat bahwa guru adalah profesi. Bagaimana pun juga sebutnya, pemerintah telah hadir melalui tunjungan profesi.

Sebab, keberadaan guru yang dulunya dipandang sebelah mata. Namun saat ini sudah beda.

"Sudah tidak seperti dulu lagi," kata dia.

Dalam kesempatan itu dirinya menitip pesan kepada guru, agar selalu manis dan jangan berkecil hati. Guru itu disebutnya multi talenta, bisa duduk di mana pun sebagai imam masjid, pembaca khutbah, hingga kepala dinas.

Saat bertugas sebagai pembina upacara, dirinya membeberkan ada 9 guru yang sudah lolos PPPK. Tiga orang sudah aktif mengajar, dan 6 orang tengah proses.

"Mohon anak-anak hargai bapak ibu guru, agar ilmu anak ku berkah. Guru bukan orang hebat, tapi orang hebat lahir dari berkat dan jasa guru," pesannya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama