ruang desa

25/04/25

Kembang Kuning desa pertama membentuk Kopdes Merah Putih

 
Kopdes merah putih desa kembang kuning

OPSINTB.com - Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, menjadi desa pertama yang membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Lombok Timur. Kopdes dibentuk melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdessus), diawali sosialisasi di Aula Polindes Kembang Kuning, Kamis (24/4/2025).


Kepala Desa Kembang Kuning, H Lalu Sujian mengatakan, program itu memiliki potensi besar meningkatkan ekonomi masyarakat.


"Program ini sangat bagus, langsung menyentuh ke masyarakat," ujarnya.


Dia menjelaskan, modal awal koperasi berasal dari simpanan pokok sebesar Rp100 ribu serta simpanan wajib Rp10 ribu, dengan seribu anggota.


Kopdes Merah Putih Kembang Kuning, sebutnya, adalah milik seluruh masyarakat desa setempat. 


Dengan langkah ini, Desa Kembang Kuning tidak hanya menjadi pelopor di NTB, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana koperasi dapat menjadi penggerak ekonomi desa.


Selanjutnya, pihaknya akan memiliki beberapa gerai usaha, seperti klinik desa, obat murah, pergudangan, dan transportasi.


"Kami sudah memiliki tenaga medis, sehingga gerai klinik bisa segera beroperasi," katanya.  


Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Lombok Timur, H Salmun Rahman, mengapresiasi kesigapan Desa Kembang Kuning dalam menyambut program tersebut. Menurutnya, desa itu menjadi contoh bagi desa dan kelurahan lainnya di Lotim.


"Kami salut dengan respons cepat dari Desa Kembang Kuning," ujarnya.  


Di Lotim sendiri, lanjutnya, terdapat 254 desa dan kelurahan yang diharapkan segera menyusul langkah Kembang Kuning. Sesuai amanat pemerintah pusat, terangnya, seluruh desa dan kelurahan di Indonesia wajib memiliki Kopdes Merah Putih. 


Dikatakannya, ada tiga skema pembentukan koperasi. Yakni membentuk baru melalui Musdessus, mengembangkan koperasi yang sudah ada, atau merevitalisasi koperasi lama dengan pengurus dan keanggotaan yang diperbarui. 


"Kopdes Merah Putih akan berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ada berbagai gerai usaha yang bisa dikembangkan, seperti gerai transportasi, wisata, simpan pinjam, dan lainnya," pungkas Salmun. (kin)

23/04/25

Dilaporkan anggota, Wakil Ketua BPD Desa Bagik Nyaka Santri mengaku keberatan

Kasus desa bagik nyaka santri
Foto: Wakil Ketua BPD Desa Bagik Nyaka Santri, Masdarni (terlapor).
 

OPSINTB.com - Air beriak tanda tak dalam. Nampaknya itu bahasa yang tepat menggambarkan kondisi di tubuh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Bagik Nyaka Santri. 


Pasalnya, Wakil Ketua BPD setempat dilaporkan oleh salah seorang anggotanya ke Polsek Aikmel atas dugaan pengerusakan pintu ruangan BPD dan pencurian komputer. Kasus itu pun tengah dalam penanganan pihak kepolisian.


Ditemui opsintb.com, Wakil Ketua BPD Desa Bagik Nyaka Santri, Masdarni (terlapor) mengaku heran atas laporan tersebut. Terlebih dilakukan oleh anggotanya sendiri.


Pasalnya hingga saat ini dia merasa belum mengetahui apa yang dirusaknya. Dirinya juga mempertanyakan motif laporan tersebut.


"Kok merembet ke yang lain-lain, tidak hanya satu masalah pengerusakan dilaporkan," terang Masdarni, usai memintai keterangan di Polsek Aikmel, Rabu (23/04/2025).


Dia menjelaskan, jika yang dimaksud pengerusakan pintu ruang kantor BPD, itu disebutnya ada latar belakangnya. Disebabkan karena kunci ruangan tersebut tidak ada, begitu dirinya ngantor setiap harinya.


Pintu ruangan BPD, terangnya, selalu tertutup. Dirinya telah bertanya prihal kunci pintu tersebut ke Kaur desa, tapi mereka berdalih tak ada.


Lantaran itu, tanggal 21 April kemarin ia memiliki rencana membuka paksa dan membawa palu, obeng dan lainya.


"Karena kunci ini selalu dipegang sama pak kades begitu saya akan mengembalikan komputer," katanya.


Menurutnya, kades sempat meminta maaf karena kunci hanya satu. Dirinya meminta agar diganti sehingga bisa pegang sama-sama satu.


Dengan begitu, kata dia, siapapun yang datang ngantor BPD, bisa menempati dan menggunakan sarana prasarana di ruangan tersebut.


Diterangkannya, pertama kali mendapatkan kunci dari kades, komputer itu ia bawa pulang.  Karena menjelang libur panjang.


Dirinya mengaku akan membuat proposal terkait ketahanan pangan yang akan dilayangkan ke Dinas Peternakan, terlebih wilayah itu merupakan penyangga desa. Sebagai ketua para petani dan nelayan supaya bagaimana desa bisa maju.


"Sarana-prasarana komputer yang ada di kantor itu saya ambil, saya vidiokan, saya share di WA Grup, dan menyampaikan kepada kaur-kaur untuk saya bawa laptop ini karena menjelang libur panjang," akuinya.


Dia pun pernah dapat telpon dari Sekretaris BPD, agar komputer itu segera dikembalikan kalau sudah selesai menggunakannya. Namun demikian dia tak menjelaskan siapa yang menelpon dirinya.


"Pak wakil ketua kalau sudah selesai proposalnya dikembalikan ya!. Saya bilang oke kepada sekretaris BPD itu," ucapnya.


Dia merasa seolah-olah dituduh melakukan penggelapan dan pengerusakan.


"Sekarang lihat apa yang rusak saya mau ganti itu kunci yang di ruangan BPD," tegasnya.


Dia menilai ada permainan-permainan di balik semua itu. Hal tersebut menurutnya dilakukan oleh oknum pelaksana proyek-proyek desa yang membuat laporan fiktif dan manipulatif.


Dirinya mengaku bertanggung jawab atas ucapannya tersebut. Dia curiga, penyebab laporan atas tindak pidana pengerusakan pasal KUHP 406, lantaran banyaknya temuan persoalan di desa.


"Saya keberatan," ketusnya.


Ketua BPD Bagik Nyaka Santri, Muhajidin mengatakan, terkait pelaporan itu hanya emosi sesaat antara satu anggota dengan yang lain. Karena dia sempat mendengar cerita, adanya bersitegang antara pelapor dan terlapor.


Menurutnya, jika kedua belah pihak mau bertemu untuk menyelesaikan permasalahan itu, kemungkinan tak akan terjadi seperti itu.


"Saya setuju kalau hal ini dibawa ke ranah hukum supaya nanti pihak yang berwenang bisa mempertemukan, supaya suasananya lebih adem agar bisa terselesaikan masalahnya," ucapnya.


Kendati demikian dirinya mengaku tak tahu secara persis duduk perkaranya. Dia melihat sepintas laporan itu, perihal pengerusakan dan pengambilan satu perangkat komputer.


Muhajidin mengaku pernah ingin mediasi. Tetapi dirinya takut keduanya memliki jiwa agak tempramen.


"Kedua belah pihak sama-sama tensian," ucapnya.


Lantaran itu dirinya lebih setuju dilaporkan dengan harapan nantinya, bisa menjadi pembelajaran baik yang bersangkutan maupun yang lainnya di BPD.


Dia belum sempat menanyakan kepada terlapor, alasan pintu itu dirusak. Karena suasananya langsung memanas.


Pintu ruang BPD ini, kata dia, awalnya tidak pernah terkunci. Jadi kapanpun ia dan anggota lainnya datang bisa langsung masuk.


Belakang, imbuhnya, ruangan itu terlihat nampak diacak-acak oleh temen-temen yang suka merokok. Sehingga kepala desa berinisiatif untuk mengunci.


"Tetapi tidak pernah kita dipersulit untuk kunci itu oleh pak kepala desa, hanya itu yang saya ketahui tentang hal itu," akuinya.


Muhajidin membeberkan, pengerusakan itu terjadi pada saat pertama masuk ngantor setelah libur panjang. Jika tidak salah, katanya, pada Selasa tanggal 8 April.


"Saya  hanya dapat laporan dari sekretaris BPD," katanya.


Sementara itu, Kepala Desa Bagik Nyaka Santri, Bahrudin, membenarkan terkait pelaporan pengerusakan pintu ruangan BPD tersebut. Dia menyebut saat itu dirinya mendengar pelapor.


"Nasrudin ini dilaporkan oleh ketua BPD dan anggotanya yang lain, cuma itu yang saya ketahui," sebutnya.


Terlapor, kata dia, tidak pernah satu pemahaman dengan anggota BPD yang lainnya. Dirinya mengaku susah berkomunikasi lantaran maunya yang bersangkutan sering mengamuk.


Setiap ada kegiatan di kantor desa tidak pernah aman, selalu membuat masalah. Baik dengan LKMD, BPD, dan kepala desa, seolah-olah dia paling tahu bahkan semua dikatakan bodoh. 


"Kepala desa bodoh, camat bodoh, pendamping desa bodoh katanya di depan orang banyak. Kami semua dikatakan bodoh oleh dia (terlapor, red)," tutupnya. (zaa)

18/04/25

Warga Desa Bintang Rinjani, tanam pohon dan segel kantor

 
Protes jalan

OPSINTB.com - Kesal, Waga Desa Bintang Rinjani, Kecamatan Suralaga, tanam pohon pisang sebagai bentuk protes pada pemerintah. Pasalnya akses jalan rusak parah sepanjang 2 kilo meter tak kunjung diperbaiki.


Selain tanam pohon pisang, warga juga segel gerbang kantor desa setempat. Mereka menaruh batang pohon besar lengkap dengan dedaunannya.


"Kami menanam pohon pisang dan pohon lainnya sepanjang jalan juga menaruh sampah di gerbang kantor desa sebagai bentuk protes," ucap salah seorang warga yang ikut menanam pohon yang enggan disebutkan namanya, Kamis (18/4).


Dia mengatakan, aksi protes lantaran jalan utama desa sudah rusak parah, tidak layak untuk dilalui oleh kendaraan. Lintasan itu didapati lubang yang tak bercelah. 


Kerusakan itu disebutnya, meresahkan masyarakat. Bahkan,  seringkali menimbulkan memakan korban.


Apalgi, imbuhnya, mengingat wanita hami di desa itu, semakin memperburuk susana kebatinan warga setempat. 


Jalan ini diperbaiki terkahir kali tahun 2012 lalu. Kondisinya sudah sangat parah menyisakan batu kerikil dan lubang besar sepanjang jalan.


"Kami juga bayar pajak pak, apakah pemerintah tidak mau memperhatikan kami, lihat jalan yang kami lalui setiap hari kesini langsung, ini sangat-sangat tidak layak, masak sejak adanya jalan ini dari zaman belanda hanya satu sekali di aspal itupun aspal curah," terangnya


Menyikapi protes warga ini, Kepala Desa Bintang Rinjani, H Nasrun, saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi jalan ini pada pemerintah daerah. Di bawah kepemimpinan H Sukiman Azmy, kata dia, pernah dijanjikan perbaikan, namun nampaknya itu hanya sekedar janji, hingga masa pemerintahannya berakhir tak kunjung terealisasi. 


"Dan hingga saat ini kami juga sudah menghadap ke pak Bupati dan sudah direspont. Mudah-mudahan bisa direalisasikan secepatnya mengingat kondisi jalan ini sudah sangat memperihatinkan," jelasnya. (zaa)

16/04/25

Pemdes Suralaga sebut, pungutan Rp20 ribu sekedar teguran

 
Pemdes Suralaga sebut, pungutan Rp20 ribu sekedar teguran

OPSINTB.com - Surat edaran Pemerintah Desa (Pemdes) Suralaga, tentang biaya keamanan dan kebersihan menuai pembicaraan publik. Pasalnya, biayanya yang tembus Rp20 ribu tiap malamnya. 


Dalam isi surat tersebut, kebijakan itu lahir dari koordinasi pihak Pemdes bersama Linmas desa setempat tertanggal 10 April 2025, tentang keamanan dan kebersihan yang dikhususkan untuk pedagang yang mangkal di depan kantor desa. 


Biaya sebesar Rp20 ribu itu, disetorkan langsung ke Linmas Desa Suralaga, yang ditandatangani langsung oleh kepela desa setempat.


Kepala Desa Suralaga, Mahdan, ditemui sejumlah awak media mengukapkan, hal itu lahir lantaran aktivitas pedangang yang masuk dan mangkal di depan kantor desa setempat. Petugas, kata dia, banyak sekali sampah berupa tusukan pentol.


"Sudah sering kali kita sampaikan kalau mau berjualan silahkan di samping, tolong hargai di depan kantor desa dan di depan masjid tersebut," tutur Kades Suralag, Hamdan, Selasa (15/4/2025).


Namun himbaun lisan itu, nampaknya tak digubris. Sehingga, bebernya, digunakan langkah kedua yakni dengan menaikan pungutan sebesar Rp20 ribu per malam.  


Langkah itu ditempuh hanya untuk memberikan peringatan halus, supaya mau pindah, jangan berjulan di depan kantor desa.


Hamdan mengatakan, tak mungkin memungut pedagang sampai Rp20 juta per malam. Pihaknya, mengaku faham dengan penghasilan mereka yang hanya Rp500 hingga Rp1000 saja. 


"Kalau sudah pindah selesailah tidak ada masalah," ujarnya.


Namun demikian, jika langkah kedua tidak bisa membuat mereka berhenti bejualan di depan kantor desa, dia mengaku akan menempuh langkah ketiga.


Jika hal itu tidak mempan juga, lanjutnya, pihaknya akan gerbek dengan Linmas, dan akan angkat meja julannya supaya tidak berjualan di depan kantor desa.


Karena hal itu bukan untuk pungutan tetapi bagaimana pedangan ini jangan berjualan di depan kantor desa.


Di lain sisi, bekas sampahnya tidak ada yang mau membersihakan sehingga pihaknya meminta khusus di depan kantor desa ini jangan mereka berdagang.


"Hanya itu saja mau kami agar jagan berjulan di depan kantor desa," katanya.


Ia berharap di depan kantor desa ini jangan ada yang berjualan lagi. Jika mau, mereka mempersilahkan di pinggir. 


"Yang penting di depan kantor desa dan di depan masjid tolong dinetralisir," tegas Hamdan kembali. (zaa/kin)

27/03/25

Ini kantong PADes Desa Anjani

 
Kepala desa anjani muhammad said
Foto: Kepala Desa Anjani, Muhammad Said. 

OPSINTB.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Anjani, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, belakangan menjadi perhatian publik. Pasalnya, Pemdes setempat memberikan sepeda motor untuk seluruh kepala kewilayahan atau kadus di desa setempat.


Salah satu keberhasilan, Pemdes Anjani yakni kemampuan mengelola Pendapatan Asli Desa (PADes).


Kepala Desa Anjani, Muhammad Said membeberkan, sejumlah kantong pendapatan desa yakni mulai pasar, parkir, dan wisata. Kios dagang jagung juga menjadi salah satu sumber pendapatan desa yang digunakan untuk memperkuat keuangan desa.


"PADes kita berasal dari hal itu, saat ini kita juga akan menentukan tarif retribusi kios dan kolam wisata," ucapnya kepada opsintb.com beberapa hari yang lalu.


Kendati demikian, dia mengaku tak mau gegabah untuk menentukan besarannya. Pihaknya, harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat dan pedagang. Semua itu dilakukan agar tak memberatkan pedagang setempat.


Hingga saat ini, kata dia, Pemdes masih menggratiskan masyarakat selama 2 bulan, agar bisa melihat hasilnya terlebih dahulu. Selanjutnya, pihaknya bakal memulai untuk mengambil retribusi usai lebaran.


"Kita gratisan selama 2 bulan ini, untuk melihat hasilnya. Nanti selesai lebaran baru kita mulai," pungkasnya. (zaa)

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama