OPSINTB.com - Cita-cita pendidikan ialah memanusiakan manusia. Lantaran ia disebut urat nadi pembangunan.
Tak heran pendidikan selalu saja menjadi komoditas politik. Masuk dalam visi misi setiap pemimpin.
Tapi lain tulis, lain yang baca. Praktiknya justru nampak memperihatinkan.
Mulai gaji tenaga pendidik, fasilitas, hingga bangunan sekolah kebanyakan tak terurus. Membuat siswa yang tengah belajar merasa was-was.
Seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Jurit, Kecamatan Pringgasela. Bangunannya terlihat tua.
Kendati sering mencetak generasi berprestasi, meraih juara berbagai lomba-lomba di tingkat kabupaten. Namun tak membuatnya mendapat perhatian dari dinas terkait.
Ruangan kelas sekolah yang digunakan untuk belajar mengalami kerusakan dan tak bisa ditempati. Terpaksa atap kelas ditopang menggunakan kayu agar bisa digunakan untuk belajar.
Bahaya selalu mengintai, para siswa dan guru saat proses pembelajaran. Semisal kayu yang digunakan menopang itu tersenggol saat siswa maka bisa saja ambruk.
Kepala Sekolah SDN 2 Jurit, Lalu Suparlan mengatakan, bangunan SDN 2 Jurit sudah berdiri sekitar 1972 lalu, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Beberapa waktu lalu, kata dia, plafonnya runtuh dan kayu penyangga atap patah yang menyebabkan atap hampir ambruk.
“Hari pertama masuk sekolah usai libur lebaran, tiba-tiba langit-langit kelas 5B anjlok dan kayu penyangga atapnya patah yang membuat atap hampir ambruk,” ucapnya, Selasa (16/04/2025).
Tak hanya atap, tembok beberapa ruang kelas juga hampir ambruk yang dapat membahayakan para siswa ketika berada di dekat bangunan.
Hal itu membuat pihak sekolah berinisiatif menyangga tembok dengan bambu, dan membatasi areal tersebut dengan bilah bambu agar para siswa tak mendekati bangunan tersebut.
Dia menceritakan, kondisi kerusakan bangunan itu disebutnya sudah sejak lama. Ditambah lagi dengan guncangan bencana alam gempa bumi tahun 2018 itu, memperparahnya.
"Saya jadi Kepala Sekolah di sini sejak tahun 2012 memang sudah lapuk saya temukan," tuturnya.
Dikatakannya, pengusulan untuk perbaikan sediri sudah sering kali dilakukan oleh pihak sekolah. Terakhir dilaporkan pada tahun 2024 lalu dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut perbaikan.
Dari 12 ruang rombongan belajar, hanya 3 kelas yang layak untuk digunakan oleh siswa.
Sementara ruang kelas yang mengalami kerusakan dan dirasa masih dapat ditempati, terpaksa harus digunakan sementara waktu untuk menampung ratusan siswa yang menimba ilmu di SDN 2 Jurit.
"Ruang kelas yang rusak itu pun terpaksa plafonnya harus ditopang dengan kayu di tengah-tengah bangku para siswa," terangnya.
Hanya 3 kelas yang benar-benar layak ditempati. Jadi untuk proses belajar dibagi menjadi dua shif.
Ada yang masuk pagi untuk siswa kelas 1 sampai 3, dan ada yang masuk siang untuk siswa kelas 4 sampai 6.
Sekolah yang masuk dalam kategori sekolah penggerak itu pun diharapkan segera mendapatkan perbaikan.
Sebab, kondisi saat ini sangat membahayakan para siswa maupun guru karena kondisi yang sangat memprihatinkan dan harus segera mendapatkan perbaikan.
“Kita harap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan, sebab kondisi saat ini sangat berbahaya sekali bagi siswa dan guru," ujarnya.
"Ruang guru saja plafonnya sudah ambruk dan terpaksa kita topang dengan kayu juga,” tambahnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami