Produksi garam di Loteng terhenti karena cuaca, pemda jamin stok aman - OPSINTB.com | News References -->

09/08/24

Produksi garam di Loteng terhenti karena cuaca, pemda jamin stok aman

Produksi garam di Loteng terhenti karena cuaca, pemda jamin stok aman

 
Petambak garam
Foto: Petambak garam (ilustrasi)

OPSINTB.com - Produksi garam di Lombok Tengah (Loteng) terhenti sejak lima bulan terakhir. Bahkan pada tiga lokasi tambak garam yang ada di Desa Kidang dan Bilelando, Kecamatan Praya Timur, tambak garam sudah tidak beroperasi sejak Desember 2023. Terhambatnya produksi bumbu penetral pada makanan tersebut disebabkan faktor cuaca.


Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Loteng, Nurjahman menjelaskan, para petani garam saat ini masih menunggu air pasang untuk bisa memproduksi garam lagi. Pasalnya lokasi sawah garam pada dua desa tersebut posisinya lebih tinggi dari bibir pantai. Selain itu, jarak antara tambak dengan pantai juga lumayan jauh.


''Lokasi sawah garam kita agak tinggi. Kemarin air pasangnya agak rendah,'' kata Nurjahman di Gedung PLUT Loteng, Jumat (9/8/2024).


Untuk itu, mengatasi persoalan tersebut pihaknya telah mengajukan proposal senilai Rp19 miliar ke pemerintah pusat untuk penataan saluran air laut dan penataan penampungan air sebelum masuk ke sawah garam.


''Kita juga dikasih untuk pembangunan gudang garam walaupun tidak terlalu besar,'' katanya.


Nurjahman menjelaskan, produksi garam di Loteng per sekali panen bisa mencapai 120 ton. Bahkan, jumlahnya cenderung meningkat, karena para peternak udang sudah banyak yang telah mengalihfungsikan tambak uangnya menjadi tambak garam karena merugi. 


''Karena (udang) itu padat teknologi dan modalnya besar, karena itu mereka beralih menjadi petani garam,'' jelasnya. 


Namun, kata Jahman, meski produksi garam untuk sementara terhenti, pihaknya memastikan stok garam di petani masih aman. Selain itu, untuk mengatasi harga mahal serta langka, pihaknya juga menyetok dari para petani di Desa Batunampar, Lotim. 


''Kemarin itu kita juga ngambil di Batunampar untuk tambah stok sedikit,'' ujarnya. 


Saat ini luas sawah garam di Loteng mencapai 150 hektare. Dengan luas tersebut, pihaknya tidak berani berfikir muluk-muluk untuk menjadikan Loteng sebagai daerah penghasil garam. Hanya saja ke depan, harapnya, garam yang diproduksi di Loteng bisa diolah menjadi garam beryodium, yang kemudian akan menambah nilai garam Loteng di pasar lokal maupun luar daerah. 


''Ini yang kita upayakan ingin genjot. Setelah kita panen, kita upayakan untuk pengolahan hasil menjadi garam beryodium dalam kemasan,'' harap Nurjahman. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama