OPSINTB.com - 21 April 1943 silam, TGKH Zainuddin Abdul Majid, mendirikan Nahdhatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), di Pancor, Lombok Timur. Organisasi ini dihajatkan khusus untuk murid perempuan.
Kelahiran organisasi ini lebih dahulu dari peringatan hari Kartini, yang mulai diperingati 21 April 1946.
Keberadaan organisasi yang digawangi kaum perempuan itu, telah banyak berperan dalam mengangkat derajat perempuan ditengah gelapnya sosial kala itu.
Wakil Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, Dr H Abdul Hayyi Akrom, kepada media mengatakan, masyarakat sangat penting untuk mengambil inspirasi, spirit serta pelajaran dari pendirian dan keberadaan organisasi yang didirikan oleh pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
"TGKH. Muhammad Zaenuddin Abdul Majid 81 tahun silam telah mendirikan NBDI," ujarnya
Dikatakannya, diantara pelajaran penting dari pendirian madrasah NBDI adalah kepeloporan, kemajuan untuk perempuan, emansipasi perempuan, kesungguhan dalam perjuangan, kerja keras, tidak menyerah pada tantangan dan hambatan demi kemajuan bangsa.
Sebagaimana diketahui, kata dia, NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok. Telah hadir memberikan yang terbaik bagi bangsa terutama untuk kemajuan perempuan Indonesia.
"Karena itu 21 April 1943 adalah bagian hari bersejarah bagi pendidikan kaum perempuan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya," ucapnya
Pada konteks ke-Indonesiaan, terangnya, tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini.
Hari emansipasi perempuan di Indonesia yang disematkan pada hari lahirnya Raden Ajeng Kartini di Jepara, Jawa Tengah.
Menurut, Akrom, pendirian NBDI sendiri didirikan untuk memberikan pendidikan secara maksimal khusus bagi kaum perempuan ketika itu.
Karena itu, lahirnya NBDI adalah realisasi kejeniusan ulama asal Lombok, TGKH. Zaenuddin Abdul Majid, kemudian menjadi kesadaran dan gerakan kolektif partisipasi perempuan di Indonesia.
"Pada saat pendirian NBDI, kaum perempuan tidak memiliki ruang untuk menuntut ilmu dan masih jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan," ucapnya
Pendidikan, kata dia, masih menjadi barang mewah dah hanya bagi kaum lelaki. Situasi itu menjadi kegelisahan tersendiri bagi pahlawan nasional asal NTB ini.
Di tengah keadaan yang masih penuh keterbatasan, bangsa Indonesia belum merdeka. Sosok TKGH. Zaenuddin Abdujl Majid menjadi pelopor pendirian madrasah pertama untuk kemajuan pendidikan kaum perempuan.
Ujian dan tantangan pendirian NBDI, imbuhnya, tak hanya datang dari kaum penjajah yang masih bercokol di tanah air ketika itu. Namun demikian hal serupa juga dari kelompok bangsanya sendiri, dari tokoh-tokoh agama ketika itu yang memandang pendirian madrasah khusus untuk kaum perempuan adalah sesuatu yang tabu di zaman itu.
TGKH. Zaenuddin Abdul Majid, kala itu sama sekali tidak gentar dengan segala rintangan dan hambatan yang datang. Malah semakin kokoh dan bersemangat memberikan pendidikan terbaik bagi kaum perempuan.
Dari peristiwa 81 silam dirinya mengajak semua lapisan masyarakat untuk mengambil inspirasi dan spirit dari kepeloporan pendirian NBDI untuk bersama sama memajukan tanah air.
"Terlebih saat ini, fasilitas dan teknologi yang banyak dapat digunakan sebagai instrumen memajukan kehidupan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan," pungkasnya
Dalam kesempatan itu dirinya mewakili sivitas akademika IAIH Pancor, Dr. Hayyi Akrom menyampaikan selamat mengkaji dan mengambil inspirasi dari HUT 81 tahun Madrasah NBDI. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami