Roma Hidayat tepis isu pelecehan seksual di ITSKes Muhammadiyah Selong - OPSINTB.com | News References -->

11/10/23

Roma Hidayat tepis isu pelecehan seksual di ITSKes Muhammadiyah Selong

Roma Hidayat tepis isu pelecehan seksual di ITSKes Muhammadiyah Selong

 
Roma Hidayat tepis isu pelecehan seksual di ITSKes Muhammadiyah Selong


OPSINTB.com - Unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa ITSKes Muhammadiyah Selong (AMIS) dengan menyegel ruang rektor kampus setempat menyedot perhatian publik. Terakit hal itu, Ketua Pengurus Daerah Muhammadyah Lombok Timur, Roma Hidayat angkat bicara.


Kata Roma, ia tidak membahas soal tuntutan dan aksi AMIS karena Muhammadiyah tidak anti kritik. Namun ia menekankan pada salah satu tuntutan yang dimaksud, terutama pada poin pelecehan seksual. Pasalnya isu ini dinilai mencoreng nama Muhammadiyah.


Soal pelecehan seksual, menurutnya, AMIS hanya mencari perhatian semata. Sebab tidak ada bukti terkait poin yang dimaksud. Bahkan pihaknya telah melakukan investigasi atau tabayyun. Dari hasil tabayyun, tidak ditemukan bukti yang valid, masih bersifat praduga.


"Isu pelecehan seksual dipakai hanya untuk membuat sensasi agar unjuk rasa yang mereka lakukan menjadi perhatian," kata Roma pada konfrensi pers, Rabu (11/10/2023), di Selong.


Merunut isu pelecehan seksual, Roma membeberkan, AMIS memegang dua kendali yang menjadi sejata aksi. Pertama soal dugaan massanger salah seorang dosen ITSKes. Kedua rektor diduga melakukan tindakan pelecehan pada salah seorang mahasiswi.


Terkait itu, Roma kembali merujuk pada investigasi yang telah dilakukan. Bahwa akun Facebook terkait masanger dinilai spam. Pasalnya akun itu sudah lama tidak digunakan karena kena hack. Bahkan dosen yang dimaksud sudah memiliki akun Facebook baru.


Ada pun dugaan pada rektor, Roma bercerita, kejadiannya cukup lama. Kala itu dua mahasiswa, yakni stau perempuan dan pria masuk ke ruang rektor untuk konsultasi. Selepas itu mereka berpamitan. Saat berjabat tangan dengan mahasiswi, rektor menepuk pundak mahasiswi. "Menepuk pundak sembari memberi semangat, itu wajar," kata Roma.


"Persoalan ini, justru sudah terselesaikan pada bulan itu juga tahun 2021 lalu, dan para pihak sudah berdamai," lanjutnya.


Menurutnya, kalau memang persoalan yang dimaksud belum selesai, tentu korban harusnya melapor ke aparat hukum. "Kalau tidak dilakukan, maka kami yang akan membuat laporan, hingga persoalan ini menjadi terang benderang. Itu semata untuk menjaga nama baik perguruan Muhammadyah yang memiliki landasan fundamental agama islam," katanya.


Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadyah Lotim, Misnuddin Mahdan menyatakan, tuntutan yang mereka kemukakan tersebut, sebenarnya bukan tuntutan, tetapi belakangan diubah menjadi sebuah masukan.


Sebelumnya, kata dia, sudah beberapa kali dilakukan mediasi tetapi mentok, karena keinginan mereka hanya bertemu dengan rektor saja.


"Ketika dipertemukan, malah tuntutan mereka berubah menjadi sebuah masukan, terutama dalam pembentukan satgas perlindungan perempuan," katanya.


Soal masukan mereka, sebutnya, tetap akan dilakukan pembentukan satgas yang dimaksud, lagi pula itu rekomendasi dari Pengurus Muhammadyah.


"Sejujurnya, setiap ada persoalan, pihak rektorat ataupun dosen yang ada di Perguruan Muhammadyah ini, selalu terbuka, karena konsep dasar dari perguruan Muhammadyah ini adalah selalu mengedepankan demokrasi sesuai ajaran agama Islam," katanya. (yan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama