RSUD Praya klarifikasi soal dugaan penelantaran pasien - OPSINTB.com | News References -->

15/10/22

RSUD Praya klarifikasi soal dugaan penelantaran pasien

RSUD Praya klarifikasi soal dugaan penelantaran pasien

 
RSUD Praya klarifikasi soal dugaan penelantaran pasien

OPSINTB.com - Pelaksana tugas (Plt) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Loteng, Lalu Firman Wijaya akhirnya memberikan klarifikasi soal meninggalnya seorang bayi berusia 4 bulan inisial NMZ asal Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara di salah satu rumah sakit swasta pada Rabu (12/10/2022).

Firman menyampaikan klarifikasi itu kepada wartawan di Ruang Auditorium RSUD Praya, Sabtu (15/10/2022). Klarifikasi dilakukan untuk meluruskan isu yang beredar di masyarakat bahwa pasien (NMZ) diduga ditelantarkan pihak RSUD Praya hingga akhirnya meninggal dunia.

Firman didampingi Kabid Pelayanan RSUD Praya bersama tim dokter spesialis anak dan dokter jaga yang bertugas pada malam kejadian itu. Apa yang disampaikan adalah sesuai fakta dan standar operasional prosedur (SOP) yang sudah dijalankan RSUD Praya. Ia juga menyampaikan klarifikasi dilakukan tanpa bermaksud membenarkan institusi RSUD Praya. Ia pun merunut kejadian itu dari awal hingga akhir. 

''Pertama-tama saya sampaikan berduka cita atas meninggalnya ananda kami tersebut. Rangkaian berawal dari RSUD Praya yang mendapat pasien rujukan dari puskesmas. Namun, RSUD saat ini sedang diperbaiki, sehingga seluruh ruang tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Begitupun tempat tidur sudah terisi penuh termasuk inkubator,'' jelasnya.

Pihak RSUD Praya pun tak tinggal diam. Setelah melihat kondisi pasien yang harus segera diinkubator dan harus mendapatkan oksigen menyarankan kedua orang tua pasien agar membawa anaknya ke rumah sakit terdekat. Dalam hal ini, pihak RSUD Praya menyarankan agar pasien dirujuk ke Rumah Sakit Cahaya Medika (RSCM) di Kelurahan Leneng, Praya. Karena jika ke Mataram akan memperburuk kondisi pasien sebab jarak yang jauh.

''Oleh dokter yang bertugas pada malam itu, orang tua pasien diharapkan membawa anaknya untuk mendapatkan perawatan di fasilitas RSCM,'' kata Firman.

Firman mengatakan, peristiwa tersebut memberikan pelajaran bagi pihak RSUD Praya dan seluruh masyarakat, bahwa prosedur di rumah sakit harus diketahui. Seperti diketahui, kondisi UGD RSUD Praya saat ini sedang diperbaiki, sehingga kapasitas ruang dan layanan ikut terganggu. Dan, seluruh kapasitas ruang yang ada tidak bisa dimanfaatkan secara menyeluruh.

''Dan kondisi ini sudah kami sampaikan ke puskesmas-puskesmas yang ada. Dalam kondisi tertentu, maka masyarakat bisa membawa langsung keluarganya ke IGD RSUD Praya tanpa membawa surat rujukan,'' katanya.

Pun dengan kasus yang menimpa pasien tersebut. Kondisinya saat itu sedang demam tinggi dan sesak napas. Namun saat itu, seluruh tempat tidur di IGD sedang terisi penuh. Terutama alat inkubator yang harus digunakan oleh pasien, sudah terisi semua.

Kepada pihak keluarga, setelah melihat kondisi pasien, disarankan untuk dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan yang lain dan langsung disetujui keluarga. Dan, untuk memudahkan pasien agar segera mendapatkan perawatan, pihak RSUD Praya dan RSCM terus melakukan komunikasi. Pihak RSUD Praya sendiri tidak menutup diri, bila nanti ada inkubator yang kosong, pasien bisa kembali.

''Kapasitas inkubator itu kan 2. Nanti kalau kami melebihkan, itu artinya kami melanggar SOP. Bisa jadi kami nanti yang bermasalah,'' kata dr Rasyid yang berjaga dan menerima pasien pada malam tersebut.

Sebelumnya, viral di media sosial seorang ibu yang melampiaskan kekesalannya terhadap pihak RSUD Praya karena telah dianggap menelantarkan bayinya hingga meninggal dunia. Kekesalan itu ia limpahkan di salah satu platform media sosial. Si ibu menceritakan kronologis anaknya dibawa ke RSUD Praya kemudian ditolak oleh petugas keamanan. 

''Saya langsung bawa ke RSU, tapi sampai disana langsung ditolak,'' jelas Awal Mahsyar ayah almarhum, dikutip jpnn.com.

Saat ditolak, ia disarankan untuk membawa anaknya ke RSCM. Sayangnya, hal serupa terjadi di sana. Bahkan bukan mendapatkan perawatan yang layak, dia malah ditanya pihak rumah sakit untuk memakai kelas umum atau BPJS.

''Masalah mau pakai BPJS, Jamsostek, atau layanan umum, itu memang SOP seluruh rumah sakit. Silahkan saja tanya di seluruh rumah sakit, karena kami tidak mau memberikan obat yang salah kepada pasien,'' kata Kabid Pelayanan RSUD Praya, dr Basirun. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama