Belanjakan, mengenang sejarah pencarian pasukan perang - OPSINTB.com | News References -->

07/09/22

Belanjakan, mengenang sejarah pencarian pasukan perang

Belanjakan, mengenang sejarah pencarian pasukan perang

 
Belanjakan, mengenang sejarah pencarian pasukan perang

OPSINTB.com - Jauh pada kedalaman abad yang lalu, masyarakat di Lombok dihantui oleh serangkaian penindasan.

Bagi masyarakat Lombok, tumpukan kenangan masa lalu itu tak ubahnya seperti keluar dari kandang singa, masuk pula mulut buaya.

Penghisapan dan perbudakan masa silam sepertinya menjadi tragedi kemanusiaan paling miris yang dirasakan. Bayangkan, waktu itu mereka harus merasakan kerja paksa bernama Pongor di masa pendudukan Bali, kerja paksa Rodi Belanda, hingga kerja paksa Romusha Jepang. Semuanya sudah dilakoni.

Masyarakat Lombok yang didera kenyataan pahit masa lalu, rupanya masih memercikkan harapan. Mereka ingin hidup sama setara selayaknya manusia yang lain. Tanpa penindasan dan perbudakan.

Tak heran jika sejak invasi Bali hingga Jepang bercokol, letupan-letupan perlawanan seolah tak pernah sunyi. Hanya untuk menikmati hidup yang layak terus berkobar. 

Perlawanan itu, tak hanya dari tokoh-tokoh yang tersohor pada masa itu. Tapi juga dari para petani tak kalah heroiknya. Salah satunya yakni, tradisi Belanjakan di Masbagik, Lombok Timur.

"Belanjakan merupakan warisan budaya masyarakat Masbagik," kata Ketua Lombok Membaur (Lambur), Marzoan Ihlamdi, Rabu (7/9/2022).

Organisasi yang konsen pada gerakan kebudayaan ini menyebut ada dua penamaan terhadap tradisi ini, Belanjakan dan Pelanjakan. Dua sebutan ini memiliki arti yang sama.

Belanjakan berasal dari suku kata bahasa Sasak (Lombok), yaitu "Lanjak" yang berarti menendang sambil mendorong. Diberikan imbuhan "Be" untuk menunjukan kegiatan itu sedang dipertunjukkan. Dan kata Belanjakan disebutnya populer hingga sekarang.

Belanjakan, kata pria yang karib disapa Mink ini, merupakan pertarungan dua orang laki-laki dengan tangan kosong. Kaki sebagai senjata dan tangan sebagai prisai.

Secara umum, jelasnya, tradisi ini berkembang di masyarakat Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Pada permainan Belanjakan diperbolehkan satu lawan dua orang atau lebih, namun dalam perkembangannya dilaksanakan dengan sistem permainan satu lawan satu (duel).

"Zaman dahulu, Belanjakan tidak hanya dilakukan satu lawan satu," ucap Mink.

Dalam perkembangannya, Belanjakan disebutnya merupakan salah satu cabang olahraga tradisional masyarakat suku Sasak (Lombok), khususnya di wilayah Masbagik.

Olahraga satu ini, secara umum memainkan gerakan kaki dengan teknik yang berbeda dengan cabang olahraga lainya.

Lantaran kebiasaan ini, memiliki sejarah panjang dalam kehidupan masyarakat, era modern ini Belanjakan dikemas dalam sebuah seni pertunjukan yang disajikan dalam sebuah acara tahunan. Yakni bertajuk Masbagik Festival.

"Belanjakan adalah seni bela diri khas masyarakat Masbagik di Kabupaten Lombok Timur," ucapnya.

Tokoh budaya lainnya, Lalu Malik Hidayat mengatakan, Belanjakan merupakan Olahraga tradisional dengan mengadu kekuatan fisik antara dua orang laki-laki yang menggunakan teknik tendangan, bantingan dan tepisan juga kuncian.

Ditegaskan, secara ringkas tujuan dilaksanakannya belanjakan dari perspektif histori. Pertama, penjaringan pasukan pertahanan Kerajaan Selaparang pada masa ekspansi Bali di Lombok. 

Kedua, ajang penjaringan Pepadu yang diutus untuk menyerang markas Jepang di kawasan Masbagik pada masa penjajahan Jepang di Lombok.

Ketiga, sebagai ajang olahraga tradisional dan sekaligus sebagai sarana latihan ketahanan tubuh. Keempat, merupakan hiburan rakyat.

"Dan kelima ajang silaturrahmi masyarakat Masbagik pada khusunya dan Lombok pada umumnya," ungkapnya.

Kini kegiatan ini menjadi salah satu ikon dari Masbagik Festival yang digelar dari tanggal 5-11 September 2022, di Lapangan Gotong Royong Masbagik, dan telah masuk ke dalam Calender of Event Pariwisata Lombok Timur. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama