500 dulang bertudung merah padati jalan utama Borok Toyang - OPSINTB.com | News References -->

30/09/22

500 dulang bertudung merah padati jalan utama Borok Toyang

500 dulang bertudung merah padati jalan utama Borok Toyang

 
500 dulang bertudung merah padati jalan utama Borok Toyang

OPSINTB.com - Trik matahari terasa sangat menyengat. Mata jelalatan mencari tempat berteduh.

Yang nampak hanya rerumputan berserta tanaman tembakau di samping kiri kanan jalan milik petani. Berubah warna sedikit menguning dan tanah yang kelihatan kehausan.

Di samping kiri kanan jalan beraspal lapuk, berbagai jenis rerumputan.

Seketika rombongan perempuan remaja berwajah cantik datang. Mereke mengenakan pakaian adat lengkap berwarna hitam bawahannya bercorak keemasan.

Suhu sekian puluh derajat itu tak membuatnya gerah. Yang ada mereka melempar senyuman manis.

Tak lama berselang, sekahe (personil) gamelan cilik mengikuti gerombolan perempuan remaja itu. Dengan irama yang sedikit tak beraturan mengiringi jalan.

Kendati irama pukulannya mengganggu telinga, tetap saja personil cilik ini menjadi titik fokus. Gawai pintar berbagai merk mengabadikan momen anak-anak yang tengah asik berfikir irama agar terdengar enak.

Irama gendang semakin jauh, lalu hilang. Sekira 15 menit kemudian sekitar ratusan perempuan dari berbagai usia keluar memadati jalan, Dusun Mengkuru, Desa Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat.

Mereka membawa berbagai jenis makanan yang diolah, dari berbagai hasil pertanian. Mereka kompak menutup bawaannya mengenakan dulang (tudung) berwarna merah.

Sesampainya lokasi yang berjarak hanya 900 meteran itu. Dulang itu diberikan kepada tamu luar daerah yang berkunjung ke lokasi itu.

"Tradisi ini namanya begibung," kata Kepala Desa Borok Toyang, Ahyar Rosyidi, kepada awak media, Kamis (29/9/2022).

Kata dia, hal itu bagian dari wujud rasa syukur atas hasil pertanian masyarakat setempat. Maka dari itu, suguhan yang diberikan kepada tamu yakni berupa hasil panen warga setempat.

Di lain sisi, prihal itu disebutnya menjadi bukti kekompakan serta semangat gotong royong di tengah masyarakat desa setempat.

Agenda serupa setiap tahun diadakan, tepatnya setelah musim panen usai. Entah pada musim padi, tembakau, hasil pertanian lainnya.

"Hari ini ada 500-an dulang yang kita kumpulkan bersama masyarakat tanpa diminta, karena sudah mengerti dan tahu," ucap Ahyar.

Pihaknya hanya memberitahu waktu dan tanggal bakal digelar acara itu. Dan warga setempat sudah faham dengan sendirinya. 

Masyarakat setempat, ucap dia, betul-betul mempertahankan rasa kekompakan serta gotong royong. Dan hal itu bakal terus dipertahankan. 

Selain itu, perihal itu disebutnya warisan nenek moyang harus dipertahankan. Kata dia, jangan sampai rasa itu hilang dan musnah begitu saja. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama