Haerul Warisin merasa kasihan dengan sikap peternak sapi binaannya - OPSINTB.com | News References -->

06/08/21

Haerul Warisin merasa kasihan dengan sikap peternak sapi binaannya

Haerul Warisin merasa kasihan dengan sikap peternak sapi binaannya

 
Haerul Warisin tanggapi keluhan peternak sapi binaannya

OPSINTB.com - Bantuan sapi lokal pejantan dari Dana Aspirasi anggota DPRD NTB Fraksi Gerindra, H Haerul Warisin yang diberikan kepada para peternak di wilayah Sikur, Lombok Timur, dipertanyakan oleh koordinator.

Pasalnya, para peternak menjual sapi tanpa berkoordinasi dengan koordinator kelompoknya. Contohnya di Dusun Jorong, Desa Sikur Barat, Kecamatan Sikur. Sapi yang dipermasalahkan berjumlah 11 ekor, kemudian dijual dengan harga beragam. Ada yang dijual dengan hara Rp 12-14 juta per ekor.

"Saya sangat kecewa dengan para peternak. Menjual sapi secara diam-diam. Bahkan ada peternak yang memotong sapi tanpa sepengetahuan saya," kata Koordinator Peternak, H Marzuki, Jumat (6/8/2021).

Seharusnya, kata Marzuki, jika disesuaikan dengan awik-awik atau kesepakatan yang sudah dibuat antara pihak koordinator dengan kelompok ternak, maka peternak harus berkoordinasi jika ingin menjual sapi. Dan dari hasil jual sapi, pihak peternak mendapatkan dua per tiga dari keuntungan itu. Kemudian koordinator mendapatkan sepertiga. Dan yang didapatkan koordinator ini akan dipergunakan untuk mengganti biaya pembuatan kandang kolektif, membantu masyarakat yang mengalami bencana, termasuk untuk membantu pembangunan tempat peribadatan di lingkungan peternak itu.

"Tapi pada kenyataanya peternak tidak mengambil dua per tiga. Bahkan dengan pokok-pokonya diambil," kata Marzuki.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kalau sesuai awik-awik, seharusnya setiap peternak mengembalikan Rp 10 juta atau sesuai modal awal. Kemudian modal itu akan diberikan kembali kepada peternak lainnya di kelompok tersebut. Atau sistim bergilir.

"Maklum, setiap kelompok jumlah anggotanya banyak. Tapi kami menunggu uang terkumpul dari kelompok itu. Kalau sudah terkumpul, maka koordinator akan panggil masing-masing ketua kelompok untuk membeli sendiri sapinya," terang Marzuki.

Namun demikian, sambungnya, uang yang sudah terkumpul sementara tidak sesuai kesepakatan. Banyak peternak yang mengembalikan uang tidak sesuai kesepakatan awal. 

"Ada yang nyetor Rp 12 juta untuk dua ekor sapi. Ada juga Rp 20 juta untuk tiga ekor sapi. Jadi kan ini jauh dari modal awal, yakni Rp 10 juta untuk setiap orang," katanya.

Marzuki mengatakan, dengan jumlah uang yang telah terkumpul sementara, cukup jauh dari modal yang telah disepakati. Konsekuensinya, jika seluruh uang sudah terkumpul, jumlah peternak yang akan dibantu tentu berkurang. "Kalau dulu 11 sapi untuk setiap kelompok, maka besok bisa saja 6 atau 7 sapi per kelompok," pungkasnya.

Sementara, Anggota DPRD Fraksi Gerindra, H Haerul Warisin merasa kasihan atas sikap yang telah dilakukan kelompok ternak binaannya itu.

Pasalnya, dia telah berniat baik untuk membantu kelompok ternak, demi meningkatkan derajat perekonomian mereka, juga membantu pembangunan akses publik dan fasilitas peribadatan di wilayah desa peternak itu.

Namun dengan persoalan ini, dia akui sebagai pelajaran berharga. Nantinya, koordinator peternak akan ditugaskan untuk lebih ketat dalam mengontrol anggotanya. Agar kejadian serupa tidak terulang. 

"Meski demikian, kita akan tetap membantu peternak binaan kita. Tapi kita upayakan agar kejadian serupa tidak terulang," tutup mantan Wakil Bupati Lombok Timur itu. (yan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama