Foto: Pertemuan Advokasi Lintas Program dan Sektor untuk Percepatan Penurunan Stunting.
OPSINTB.com - Ada temuan mengejutkan dari Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Tengah (Loteng) yang menyebabkan kasus stunting di daerah ini masih ada walau Pemda menyatakan telah memberantas pertumbuhannya.
Apakah itu? Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dikes Loteng, dr H Nasrullah, mengungkap penyebab masih adanya kasus stunting di daerah ini adalah masih banyak ibu hamil yang enggan datang ke Posyandu untuk memeriksa kesehatan kandungannya karena faktor gengsi. Padahal, terang dia, Posyandu adalah program penting dari pemerintah untuk menekan kasus tersebut.
‘’Padahal Posyandu memiliki layanan penting,’’ terang Nasrullah dalam Advokasi Lintas Program dan Sektor untuk Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Aula Dikes Loteng, Kamis (30/10/2025).
Temuan selanjutnya, kata dia, angka persalinan pada usia di bawah 19 tahun, yang mencapai 500 kasus per tahun. Menurutnya, ini menjadi tantangan besar dalam upaya menurunkan stunting di Gumi Tatas Tuhu Trasna.
Apa upaya Pemda sejauh ini dalam menangani stunting? Dikes bersama Bupati dan Wakil Bupati Loteng telah meluncurkan Gerakan Sabtu Sehat minum tablet tambah darah bagi remaja putri.
‘’Kami memastikan remaja tidak anemia di dunia pendidikan, dan kegiatan GSS ini terus berjalan,’’ tambahnya.
Selain itu, pihaknya telah membuat inovasi Komunikasi Online Ibu Hamil dan Bidan (Komen Hamdan) melalui grup WhatsApp dengan tujuan kesehatan ibu hamil dapat terus terpantau dan dicatat dengan baik. ‘’Setiap tiga bulan, Dikes, Bapperida, Bupati, dan Wabup melakukan evaluasi stunting ini,’’ ujarnya.
Dalam acara advokasi itu, Kementerian Kesehatan yang diwakili Dwi Octa Amalia menekankan pentingnya validitas data dalam pengambilan kebijakan penurunan stunting. Kata Dwi, berat badan balita yang tidak naik setiap bulan merupakan sinyal resiko stunting.
‘’Begitu pula remaja yang mengalami anemia. Data yang valid sangat penting agar kebijakan pemerintah daerah tepat sasaran,’’ ujar Dwi.
Melalui pertemuan ini, para peserta yang di antaranya dari Health Specialist World Bank, Ditjen Kesprimkom, Tim INEY Loteng, dan UPT Puskesmas se-Loteng sepakat untuk terus memperkuat sinergi antar program dan sektor. Kolaborasi antar Pemda, Nakes, lembaga pendidikan, dan dukungan dari mitra diharapkan dapat mempercepat terwujudnya Loteng bebas stunting. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami