Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok - OPSINTB.com | News References

30/10/25

Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok

Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok

 
Dimas Ibnu Pratama, penulis remaja asal Desa Montong Betok

OPSINTB.com - Di teras rumah sederhana itu, puluhan sertifikat berjejer rapi, memenuhi lantai keramik yang mengilap. Sebagian lembaran penghargaan telah menguning karena usia, sementara yang lain masih segar, terbungkus map plastik bening.


Di antara deretan itu, terpampang piagam dari berbagai lomba: pencak silat, menulis cerpen, karya ilmiah, hingga jurnalistik. Semua sertifikat itu milik satu nama, M Dimas Ibnu Pratama, siswa SMA Negeri 1 Terara.


Bagi warga Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading itu, lembaran-lembaran tersebut bukan sekadar penghargaan, melainkan catatan perjalanan panjang seorang remaja yang menjadikan membaca dan menulis sebagai gaya hidup.


“Alhamdulillah, sejak SD hingga SMA, saya selalu meraih peringkat satu. Peringkat dua belum pernah,” ujar Dimas kepada opsintb.com saat ditemui di kediamannya, Rabu (30/10/2025).


Sejak kecil, Dimas dikenal tekun dan rajin belajar. Tak disangka, kecintaannya pada menulis justru berawal dari hobi membaca novel dan buku cerita.


Dari sana, imajinasinya berkembang liar, mendorongnya untuk menciptakan cerita versi sendiri. Saat SMP, misalnya, ia berhasil menyusun cerpen pertamanya. Sayangnya, karya itu belum pernah dilombakan karena keterbatasan akses dan fasilitas.


Baru saat SMA, bakatnya benar-benar terasah. Para guru mulai melihat potensinya.

Di balik dorongan itu, Dimas ikut lomba menulis cerpen tingkat NTB dan langsung menyabet juara satu. Sejak saat itu, namanya kerap menghiasi daftar pemenang kompetisi menulis, dari tingkat kabupaten hingga provinsi.


Dalam setahun terakhir saja, Dimas telah mengoleksi belasan penghargaan. Di antaranya, juara 1 lomba Feature FLS2N tingkat Lombok Timur, juara 3 resensi buku di Arpusda Lotim, juara cerpen di Universitas Hamzanwadi, serta juara karya jurnalistik di Unram.


Motivasinya terus menulis berasal dari kutipan tokoh nasionalis Indonesia, Raden Mas Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.


“Saya membaca kutipannya: ‘Jika ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator.’ Itu sangat menginspirasi saya,” cerita Dimas.


Kini, ia tengah menyiapkan antologi cerpen pertamanya dengan mengumpulkan tulisan-tulisan lama agar tak hilang.


“Belum punya buku, tapi Insyaallah sedang disiapkan. Saya ingin karya saya dibaca banyak orang,” harapnya.


Menulis bukan satu-satunya keahlian Dimas. Ia juga aktif di pencak silat dan beberapa kali menjuarai kejuaraan tingkat kabupaten.

Namun, dari segala prestasinya, menulis lah yang paling membuatnya merasa hidup. Mengatur waktu antara belajar, latihan, dan menulis tentu tak mudah.


Bagi Dimas, komitmen dan kedisiplinan menjadi kunci utama. Di sela kesibukan sekolah, ia masih menyempatkan les tambahan di Selong untuk memperdalam sains, bekal menuju cita-citanya.


“Pilihan pertama saya ingin jadi dokter, tapi kalau tidak, saya ingin jadi sastrawan. Menulis membuat saya bisa bercerita dan memberi inspirasi,” tuturnya sambil tersenyum. (zaa)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama