Isu pembangunan geotermal di kawasan konservasi mencuat - OPSINTB.com | News References

03/09/25

Isu pembangunan geotermal di kawasan konservasi mencuat

Isu pembangunan geotermal di kawasan konservasi mencuat

 
Isu pembanguan geotermal di kawasan konservasi mencuat

OPSINTB.com - Gabungan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Gumi Patuh Karya Memanggil, menyoroti beberapa persoalan. Salah satunya yang menjadi sorotan tajam ialah pembangunan geotermal di kawasan Propok, yang masuk dalam wilayah Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur.


Azwar Pawadi, salah seorang massa aksi menerangkan sejumlah persoalan terjadi di daerah. Seperti konflik-konflik agraria yang masih merajalela, tergerusnya Pantai Tanjung Aan, dan terbaru soal isu pembangunan geotermal di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.


"Geotermal ini sudah mulai dibawa oleh seorang pengusaha asal Kalimantan," terang Azwar Pawadi, kepada awak media, Rabu (3/9/2025).


Bahkan, kata dia, yang bersangkutan sudah terlebih dahulu melakukan survei dengan Kementrian Pertanian untuk membangun geotermal atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) yang bakal dibangun di kawasan Propok yang kebetulan merupakan kawasan konservasi.


Lahan ini, kata dia, harus dilindungi dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, di area itu banyak mata air yang perlu dijaga.


Selanjutnya isu soal glamping yang informasinya tengah dilakukan uji kelayakan oleh pemerintah provinsi. Namun demikian tak ada transparansi sama sekali.


"Kami sudah beberapa kali melakukan aksi melalui Rinjani Memanggil yang langsung kita lakukan di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, namun sampai saat ini belum ada transparansi," ujarnya.


Tak ketinggalan massa juga menyuarakan tentang galian c. Menurutnya, banyak sekali tambang-tambang ilegal.


Dari data yang pihaknya pegang yang resmi hanya 103 saja. Sedangkan yang ilegal mencapai 300 lebih.


Lombok Timur, bebernya, memiliki jumlah tambang terbesar. Namun anehnya, menjadi kabupaten termiskin di NTB.


Selain itu, penguasaan daerah pesisir pantai yang dikapling oleh oknum, perusahaan hingga investor. Penguasaan itu terjadi di pesisir pantai Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, sampai dengan Eka, Kecamatan Jerowaru. Semuanya untuk membangun tambak udang.


Dampak buruknya bagi nelayan, ikannya yang dulunya ditangkap menyeberangi lautan lepas, nyeberang puluhan kilo.


"Kita menolak semua bentuk eksploitasi di Lombok Timur," tegasnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama