Angka stunting di Loteng turun, desa yang tinggi kasus jadi atensi - OPSINTB.com | News References

11/08/25

Angka stunting di Loteng turun, desa yang tinggi kasus jadi atensi

Angka stunting di Loteng turun, desa yang tinggi kasus jadi atensi

 
Angka stunting di Loteng turun, desa yang tinggi kasus jadi atensi
Foto: Wabup Loteng, HM Nursiah

OPSINTB.com - Angka stunting di Lombok Tengah (Loteng) turun signifikan. Pada Juni 2025, angkanya mencapai 9,86 persen. Sebulan kemudian, turun menjadi 9,56 persen. Penurunan ini, menurut Wabup Loteng HM Nursiah, sebagai penyemangat seluruh desa, puskesmas, dan pihak-pihak terkait yang telah berupaya keras membasmi stunting dari Gumi Tatas Tuhu Trasna.


''Artinya ini menjadi motivasi untuk terus semangat menurunkan angka stunting di Loteng, termasuk kemiskinan,'' kata Wabup pada wartawan, Senin (11/8/2025).


Meski demikian, Wabup melanjutkan, pihaknya tetap mengatensi desa-desa yang masih mencatatkan adanya kasus stunting, yang berjumlah 40 desa.


Dikatakan, tidak ada desa yang menjadi percontohan dalam hal penanganan stunting, karena pihaknya bertujuan agar desa-desa terus bersaing mengentaskan stunting.


''Secara khusus akan ada keterpaduan antara OPD untuk mengawal stunting di daerah kita, seperti DPMD, Dinkes, dan lain sebagainya,'' ucap Nursiah.


Adapun beberapa kesulitan dalam pengentasan stunting di Loteng, menurut Wabup, disebabkan beberapa faktor, antara lain: data dan laporan, yang belum tercatat dengan baik. Kemudian, strategi; strategi intervensi yang dilakukan harus dominan melalui masing-masing pihak.


Lalu, Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS), yang di mana tim ini saat ini masih dalam proses upgrade. Terakhir, poskesdes yang saat ini tenaganya masih terbatas.


Plt DP3AP2KB Loteng, H Kusriadi, menambahkan telah mengkaji desa-desa yang masih tinggi angka stuntingnya. Rata-rata angka stunting 40 desa itu berada di atas 15 persen.


''Yang lokus 2026 itu ada 30 desa, yang 2025, 40 desa ini sedang kami evaluasi,'' ujarnya.


Jika berbicara angka, lanjut dia, persentase 9,56 itu berjumlah 8.500 balita. Evaluasi dan pengawalan akan terus dilakukan agar angka tersebut di atas semakin menurun.


''Kami akan terus mengawal setiap bulan kepada semua pihak supaya tau datanya dan bisa segera diatasi,'' pungkas Kusriadi. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama