Sebanyak 201 pegiat dari 11 provinsi siap taklukan rute Lari Trail Fornas VIII 2025 di Sembalun - OPSINTB.com | News References

26/07/25

Sebanyak 201 pegiat dari 11 provinsi siap taklukan rute Lari Trail Fornas VIII 2025 di Sembalun

Sebanyak 201 pegiat dari 11 provinsi siap taklukan rute Lari Trail Fornas VIII 2025 di Sembalun

 
Fornas ntb lari trail

Foto: Lusianto Andrian, Juri dari Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI).


OPSINTB.com - Sebanyak 201 pegiat olahraga lari trail dari 11 provinsi mengikuti technical meeting dalam rangka Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII NTB 2025 yang digelar di Sembalun, Lombok Timur, Sabtu (26/7/2025).


Peserta dijadwalkan akan bertanding besok, Minggu 27 Juli 2025, dengan rute ekstrem yang melintasi perbukitan, jalur hutan, area persawahan, hingga sungai. Ajang ini merupakan kompetisi lintas alam yang menguji ketahanan fisik sekaligus mental.


Juri dari Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI), Lusianto Andrian Lee mengatakan, event ini mempertandingkan empat kategori utama, yakni lari trail 10 kilometer dan 20 kilometer untuk putra dan putri. 


Menariknya, setiap kategori lomba dibagi berdasarkan kelompok usia senior, Master Satu, dan Master Dua. Peserta berasal dari berbagai rentang usia mulai dari 21 tahun hingga di atas 50 tahun.


“Untuk kategori 10 kilometer tidak ada syarat kualifikasi khusus, namun untuk kategori 20 kilometer, peserta minimal harus pernah mengikuti lomba lari 10 kilometer sebelumnya,”Ucap Andrian kepada opsintb.com.


Menurut Andrian, sebagian besar peserta bukanlah atlet profesional, melainkan para pengurus asosiasi lari dari tingkat provinsi. Mereka sudah terbiasa mengurus atlet, sehingga punya pemahaman yang baik soal rute dan risiko lomba.


Panitia telah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk memastikan keamanan dan kenyamanan peserta. Diantaranya adalah water station setiap lima kilometer lintasan, yang juga dilengkapi petugas medis. 


Seluruh jalur lomba diberi penanda arah, dijaga oleh marshal di titik-titik krusial. Peserta juga dibekali teknologi GPX yang dapat dibaca melalui jam tangan pintar guna memudahkan navigasi.


“Hal ini sangat membantu, mengingat jalur lomba melintasi area sawah dan hutan yang cukup menantang,” jelas Andrian.


Medan untuk kategori 20 kilometer dinilai lebih teknikal dan berat. Karena melewati Bukit Pergasingan yang terkenal dengan jalur curamnya. 


Karena harus naik ke Bukit Pergasingan lalu turun lagi. Bagian turunan dari Bukit Pergasingan disebut sebagai segmen paling berbahaya, terutama jika hujan turun.


“Turunannya lumayan menantang, apalagi kalau hujan. Lebih berbahaya pas turun daripada mendaki,” tegasnya.


Untuk itu, peserta diwajibkan mengenakan sepatu khusus trail run yang memiliki daya cengkeram kuat dan tahan licin. Agar aman saat menanjak maupun turun.


Lomba akan dimulai pada pukul 05.30 Wita. Panitia menetapkan batas waktu maksimal delapan jam untuk peserta 20 kilometer. Sementara rute 10 kilometer dianggap lebih ringan dan dapat ditempuh oleh pemula.


“Kalau start jam 05.30, berarti peserta 20 kilometer harus sudah finish paling lambat pukul 13.30,” pungkas Andrian. (zaa)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama