OPSINTB.com - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), resmi menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani mulai 1 hingga 10 Agustus 2025. Keputusan ini diambil menyusul insiden kecelakaan tragis yang terjadi pada 18 Juli lalu.
Namun, kebijakan ini memicu gelombang protes dari para pelaku wisata dan masyarakat setempat. Mereka menilai penutupan total tidak proporsional dan mengabaikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi ribuan warga yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata Rinjani.
Forum Wisata Lingkar Rinjani (FWLR) menjadi salah satu pihak yang paling vokal menentang kebijakan tersebut. Ketua FWLR, Royal Sembahulun, menyatakan kekecewaannya atas keputusan penutupan total tanpa mempertimbangkan jalur-jalur yang dinilai masih aman untuk dilewati pendaki.
"Kami sangat menyayangkan penutupan secara total, dengan tidak membuka kuota ke destinasi yang relatif aman," ujar Royal Sembahulun, Rabu (23/7/2025).
Koordinator Asosiasi Pemandu Gunung Rinjani (APG), Rizal, juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai penutupan total sebagai tindakan berlebihan.
"Jangan biarkan satu kejadian menutup seluruh potensi wisata Rinjani yang telah menjadi sumber penghidupan ribuan orang," serunya.
Masyarakat dan pelaku wisata sepakat bahwa jalur ke Danau Segara Anak memang perlu perbaikan.
Namun, mereka meminta agar jalur utama yang dianggap masih aman tetap dibuka, seperti rute Sembalun ke Puncak dan Senaru ke Pelawangan, dan Senaru ke Senaru.
Padil, seorang pemandu senior mengatakan, jalur tersebut adalah rute utama yang sering digunakan pendaki dari berbagai negara.
"Kami siap bekerja sama untuk meningkatkan sistem keselamatan dan perbaikan jalur," tegasnya.
Sementara itu, Kepala BTNGR, Yarman menerangkan, keputusan ini adalah bagian dari evaluasi keseluruhan sistem pendakian demi keselamatan bersama.
"Penutupan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Penanganan Kecelakaan pada 18 Juli lalu," jelasnya dalam keterangan resmi.
Ia menegaskan, keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Selama masa penutupan, BTNGR akan mengevaluasi jalur, alat keselamatan, dan prosedur tanggap darurat.
BTNGR juga menyediakan opsi pengembalian dana penuh atau penjadwalan ulang bagi calon pendaki yang telah membeli tiket.
"Kami berharap penutupan ini menjadi momentum untuk memperbaiki standar keamanan, sehingga Rinjani bisa dinikmati secara lebih aman dan nyaman ke depan," pungkas Yarman. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami