Lapak pedagang Pantai Aan dibongkar, pedagang pasrah - OPSINTB.com | News References

15/07/25

Lapak pedagang Pantai Aan dibongkar, pedagang pasrah

Lapak pedagang Pantai Aan dibongkar, pedagang pasrah

 
Pantai aan lombok

OPSINTB.com - Tiga turis asing asal Jerman itu mengepak barang-barangnya. Memasukkannya ke dalam ransel besar, khas ransel backpacker. Mereka terlihat heran dan bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadi?


Seorang turis lain sibuk memotret dan membuat video, di tengah ratusan aparat yang membongkar lapak-lapak pedagang Pantai Tanjung Aan.


''Don't take picture (jangan mengambil gambar)!,'' seru Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah (Loteng), Lalu Sungkul pada turis itu. Tiga turis itu kemudian berlalu meninggalkan keramaian, menikmati indahnya pesona Pantai Tanjung Aan.


Sementara itu, di ujung timur Pantai Aan, Asim, perempuan paruh baya yang sudah berjualan selama 12 tahun di tempat itu, terdiam di depan warungnya. 


''Saya pasrah. Mau bilang apa. Kami tidak mungkin menang lawan pemerintah,'' kata Asim pada opsintb.com.


Perempuan yang tinggal di Dusun Gerupuk, Desa Sengkol itu, kini bingung; mau ia pindahkan ke mana dagangannya. 


''Bingung juga mau pindah. Nanti kalau nggak lapor, kami dibongkar lagi,'' ujarnya.


Dari perbincangan opsintb.com dengan sejumlah pelapak, selama ini telah terjalin rasa kekeluargaan di antara mereka. Hal itulah, kata Asim, yang membuat mereka merasa sangat sedih, karena harus berpisah dengan pedagang lain.


''Sedih, semua sudah saya anggap saudara. Begitu juga mereka yang menganggap saya seperti ibu,'' tutur Asim dengan mata nanar.


Asim dan pedagang lain selama ini hanya mengandalkan biaya hidup dari berjualan di Pantai Aan. Begitu juga dengan keperluan dan biaya sekolah kedua anaknya. 


Ia dan pedagang lain sebenarnya sudah mengetahui bahwa tanah yang ditempatinya selama ini adalah milik pemerintah. Sehingga, ketika ITDC selaku pengelola lokasi saat memberi tahu akan dilakukan pembongkaran; mereka hanya bisa pasrah.


''Pendapatan kami Rp500 ribu-1 juta per hari di sini. Tapi, sekarang mungkin kami nggak tau harus kerja apa,'' ia menambahkan.


Sementara itu, Kapolres Loteng, AKBP Eko Yusmiarto, mengatakan pembongkaran akan dilakukan selama tiga tahap, mengingat terdapat banyak lapak pedagang. Dia memperkirakan jumlahnya lebih dari 100. 


''Hari pertama ini kita ambil yang tengah-tengah, dengan jumlah sasaran 26 lapak,'' terang Eko.


Ia menjabarkan, masyarakat sudah menerima pembongkaran ini, sehingga saat pembongkaran terjadi, tidak ada yang melawan atau berbuat onar.


Sebagai bentuk kepedulian, ITDC juga menyediakan empat unit truk untuk membantu warga mengangkut barang-barang para pedagang ke rumah masing-masing.


Pembongkaran ini, kata dia, dilakukan secara humanis. Pihaknya sebelumnya telah menerjunkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat.


''Alhamdulillah, tidak ada masyarakat yang melawan. Personel juga tidak ada yang membawa senjata,'' kata dia.


Selain personel kepolisian, pihaknya juga dibantu aparat TNI, Pol PP, Vanguard ITDC, dan BKD Sengkol, sehingga jumlah personel yang terlibat mencapai 600 orang.


Sekda Loteng, Lalu Firman Wijaya, bersyukur tidak ada masyarakat yang melawan. Ini artinya, kata dia, masyarakat sebenarnya telah memahami posisinya, bahwa mereka hanya menumpang.


''Malah saya lihat banyak yang senyum. Insyaallah, masyarakat kita kooperatif,'' ucap Sekda.


Ia berharap kepada investor yang akan membangun resort mewah di Pantai Aan untuk memperhatikan dan memprioritaskan masyarakat agar mereka bisa bekerja di tempat-tempat yang dibangun itu kelak.


''Dahulukan masyarakat kita,'' tegasnya.


Untuk memastikan para pedagang dapat berjualan lagi, pihaknya memastikan akan membangunkan lapak-lapak di area amenitycore atau area yang dapat dijangkau masyarakat.


''Memastikan bahwa lapak-lapak tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang sekarang berjualan di sini,'' pungkas Sekda. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama