Direktur RSUD Soedjono Selong akui pelayanan masih jelek - OPSINTB.com | News References -->

05/02/25

Direktur RSUD Soedjono Selong akui pelayanan masih jelek

Direktur RSUD Soedjono Selong akui pelayanan masih jelek

 
Direktur RSUD Suedjono Selong akui pelayanan masih jelek

OPSINTB.com - Sejumlah Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Kesehatan (AMPK) Lombok Timur, datangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soedjono Selong pada Rabu (5/2/2025).


Mereka datang untuk hearing dengan pemangku kebijakan setempat. Buntut dari dugaan malpraktik yang menyebabkan pasien meninggal dunia. Hal itu terjadi setelah ditunda rujukan dengan alasan belum membayar uang jaminan rumah sakit.


Kedatangan mereka, ditemui langsung oleh Direktur RSUD Soedjono Selong dan sejumlah staf.


Koordinator Aksi AMPK Lombok Timur, Siar Ramdani menyampaikan, peristiwa itu menimpa seorang pasien bernama Zamhuri. 


Dia menjalaskan, awal mula kejadian tersebut tanggal 21 September 2024 yang lalu. Zamhuri dilarikan ke Puskesmas Batuyang pukul 20.00 Wita, setelah itu dirujuk ke IGD RSUD Dr Soedjono Selong pukul 22.00 Wita dalam kondisi kritis. 


Namun, pihak rumah sakit, menurut Siar, menolak rujukan lebih lanjut mengingat keluarga pasien belum membayar uang jaminan sebesar Rp 3.326.355.


"Petugas menjawab kalau pasien tidak bisa digabungkan menggunakan BPJS walaupun Zamhuri terdaftar dalam BPJS kelas 3," kata Siar, Rabu (5/02/2025).


Keluarga pasien tidak mau berdebat panjang soal itu. Salah seorang dari keluarga pasien, Ali, meminta rekening rumah sakit RSUD Dr Soedjono Selong, tapi petugas tak memberikan dengan alasan takut.


Tak fikir lama, Ali langsung membayarkan uang jaminan tersebut secara tunai.


Setelah pembayaran dilakukan, pasien baru dirujuk ke RSUD Patut Patuh Patju puklul 09.00 sampai 10.00 Wita ke Lombok Barat. Namun nahas, nyawa pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 12.50 Wita siang.


Dari peristiwa itu, Siar menilai ada kelalaian dan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh RSUD Dr Soedjono Selong. 


Mereka menyoroti observasi yang terlalu lama dan padahal tidak ada Dokter Spesialis Syaraf Bedah Otak, bahkan pernyataan Direktur RSUD Soedjono Selong yang mengatakan Jaminan Pembayaran rumah sakit RSUD Soedjono Selong sudah dikembalikan ke pihak keluarga pasien itu adalah bohong. 


"Kenapa harus dirujuk ke RSUD Tripat Lombok Barat, padahal sama-sama Tipe B, Seharunya pelayan sudah paripurna karena RSUD Soedjono Selong juga rumah sakit sama-sama Tipe B," tegasnya.


Selain itu, RSUD Dr Soedjono Selong tidak memiliki Dokter Spesialis Bedah Otak yang menyebabkan pasien tidak mendapatkan penanganan yang paripurna. 


Atas peristiwa itu, AMPK menuntut keadilan atas kejadian ini dan meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus dugaan malpraktik di RSUD Dr Soedjono Selong. 


Mereka mendesak agar RSUD Dr Soedjono Selong memperbaiki sistem pelayanan dan manajemen agar kejadian serupa tidak terulang kembali.


"Kami minta keterangan dari pihak Direktur RSUD Soedjono Selong, kenapa masalah ini bisa terjadi," tegas Siar.


Saat berlangsung hearing, pihak RSUD asyik berbicara di depan massa aksi. Lantaran itu, salah seorang peserta aksi Erik, semprot direktur RSUD Suejono Selong dan pihaknya di depan lantaran asyik berbicara saat moordinator aksi menjelaskan tuntutannya.


"Saya sudah muak melihat para pimpinan yang ada di depan, kordum yang ngomong kok mereka diskusi," ketus kecewanya.


Sementara itu, Direktur RSUD dr R Soedjono Selong, dr Hasby Santoso mengatakan, ia sangat menghargai apa yang disampaikan oleh Peserta Hearing tersebut. Dia mengakui bahwa belum bisa memenuhi standar pelayanan baik di rumah sakit tersebut.


"Saya meminta maaf kalau ada pelayanan yang kuang baik," katanya singkat. (zaa)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama