Penangan stunting tahun 2025 fokus pada underweight - OPSINTB.com | News References -->

20/12/24

Penangan stunting tahun 2025 fokus pada underweight

Penangan stunting tahun 2025 fokus pada underweight

 
Kasus stunting lombok timur

OPSINTB.com - Pemkab Lombok Timur melalui Tim Percepatan Penurun Stunting (TPPS), melakukan desiminasi audit stunting semeter ke 2 tahun 2024.


Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DP3AKB) Lombok Timur, H Ahmad mengatakan, sesuai amat Perpres 72, setiap pelaksanaan harus di evaluasi persemester. Kali ini, lanjutnya, penilaian semester kedua.


"Kita ngambil sampel di beberapa desa yang ada kasus," ucapnya, kepada media kemarin, Rabu (18/13/2024).


Para pakar, lanjutnya, akan merekomendasikan untuk pendampingan agar keluar dari resiko stunting. Semisal lingkungan, tempat tinggal, gizi dan yang lainnya.


Bukan hanya nutrisi kata Ahmad, namun non nutrisi juga sangat penting sekali. Maka di Perpres tujuan sebutnya, ada keterlibatan PU, Dinas Perumahan, dan dinas terkait lainnya.


Jika menyangkut anak, kata dia, maka bakal ditangani oleh spesialis anak atau Puskesmas. 


Keberadaan mereka sebutnya dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi para pakar.


Dikatakannya, setiap tahun penurunan angka stunting jauh sekali. Kendati dia mengakui pada tahun ini belum mengetahui hasilnya karena masih dilakukan survey.


"Mudah-mudahan nanti di tahun 2025 kita mengetahui hasilnya," ucapnya.


Dia membeberkan, data e-PPGM masih digunakan. Secara nasional lanjutnya yang digunakan ada dua yakni SKI dan SSGI, karena keduanya berbeda.


SKI sebutnya dilakukan setiap tahun, sedangkan SSGI setiap dua atau tiga tahun sekali. Dari dua pokok data itu sama menunjukan angka stunting turun.


Kendati pihaknya belum mengetahui angka penurunannya pada tahun ini, namun rencanya sudah kelihatan ada. Dari penurunan keluarga resiko stunting (KRS) saja ucapnya, tentunya akan berdampak ke penurunan stunting.


Tahun 2025, ucapnya, adalah sasaran yang kekurangan berat badan (underweight). Di Lotim angkanya mencapai 18.300 sekian dari jumlah balita yang ada.


"Jika tidak diintervensi akan berpeluang menjadi stunting," ujarnya.


Intervensinya, terang Ahmad, melalui pemberian makanan berupa telur kepada sasaran. 


Dirinya menghitung, jika 18 ribu telur di kali dua setiap harinya, maka akan ada 36 ribu telur yang terkonsumsi. Hal ini disebutnya akan dibicarakan kembali kepada pengambil kebijakan diatasnya, dalam hal ini Ketua TPPS Provinsi.


"Sehingga Gubernur selaku Ketua TPPS provinsi bisa mengundang Ketua TPPS Kabupaten," terang Ahmad


Pihaknya bakal mulai per Januari tahun 2025. Tapi itu tidak berlaku sebutnya disemua desa, hanya beberapa yang banyak sasarannya.


Pemberian telur, kata dia, lantaran hal itu disebutnya paling praktis. Di lain sisi, sudah terbukti karena banyak mengandung protein. 


"Setiap bulan diberikan baru diintervensi dulu, jadi nanti kalau ada perbuhan baru dilanjutkan," bebernya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama