Muhammad Iqbal dan nalar politik santun - OPSINTB.com | News References -->

27/09/24

Muhammad Iqbal dan nalar politik santun

Muhammad Iqbal dan nalar politik santun

 
Muhammad iqbal

"Katanya ketika tangan kananmu berbuat baik, tangan kirimu tidak usah tahu," kata Lalau Muhammad Iqbal pada podcast Tribun Lombok.


Hari-hari menjelang pemungutan suara, masa pendukung dan tim sukses masing-masing pasangan calon terus melakukan sosialisasi, kampanye, promosi dengan cara dan kreativitas masing-masing.


Media sosialisasi dan kampanye pun beragam. Dari metode konvensional sampai dengan kecerdasan buatan atau populer disebut artivicial intelegence. Dari beberapa metode itu penggunaan Tiktok, Facebook, dan WhatsApp group adalah mesin AI yang paling dominan digunakan sebagai alat dan media kampanye dan sosialisasi.


Beragam narasi, pandangan, komentar bermunculan dalam bentuk status, statemen, catatan dan analisis untuk menggambarkan profil, kapasitas, dan juga kualitas kandidat calon gubernur NTB periode 2024-2029.


Namun, sayangnya proses demokratisasi kita menjadi terkesan sempit dan sumpek oleh cara pandang pendukung, simpatisan bahkan tim sukses Paslon. Pilkada ini harusnya menjadi pilkada riang gembira untuk semua orang.


Pilkada ini harus menjadi ruang dan kesempatan edukasi politik bagi semua kalangan untuk menampilkan cara dan praktik politik yang santun oleh semua elemen demokrasi. Mulai dari Paslon sendiri, tim sukses, simpatisan dan relawan. Bahkan juga penyelenggara pemilihan.


Bagi Lalu Muhammad Iqbal paslon nomor 3, cara berpolitik santun adalah pilihan pertama dan terakhir di dalam metode membangun branding diri dan pasangannya. Selama menjalani proses politik menuju gubernur NTB, komitmen itu dia tunjukkan dengan mengingatkan kepada seluruh elemen pendukung dan tim pemenangannya agar menggunakan cara-cara santun dalam bersosialisasi dan berkampanye. 


Dia sendiri (LMI) dalam setiap kesempatan pidato di tengah masyarakat baik pendukung maupun masyarakat umum selalu menggunakan pilihan diksi dan kosa kata yang tepat ketika akan melakukan branding diri sebagai calon gubernur bahkan sangat menghindari membandingkan diri dengan Paslon lain. Demi menjaga narasi demokrasi tetap terjaga damai, santun, dan sejuk. 


Sejak awal menyatakan diri ikhtiar maju menjadi calon Gubernur NTB, Paslon Iqbal-Dinda banyak diragukan dan dianggap coba-coba. Sampai hari ini beliau terus menjadi pembicaraan publik yang akan membawa NTB bangkit makmur mendunia. 


*


Sejak awal dinamika perhelatan pilkada didengungkan, Lalu Muhammad Iqbal tidak ada sedikitpun narasi politiknya mencela, menjelekkan, sentimen terhadap bakal calon lain. Beliau selalu menyampaikan gagasan-gagasan membangun NTB tanpa pernah mencela gagasan pembangunan petahana. Apalagi bakal calon selain petahana. 


Namun, sebaliknya justru kehadiran beliau sebagai salah satu kontestan yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai calon gubernur di pertanyakan oleh sebagian individu masyarakat (tim sukses) calon lain terhadap kontribusi beliau untuk NTB sehingga berani maju menjadi calon gubernur. Bahkan hal-hal kecil dicari untuk dipertanyakan. Sekedar untuk tahu apakah paslon nomor urut 3 ada saat gempa bumi melanda Lombok juga di pertanyakan.


Haruskah sedetail itu mempertanyakan peran satu kandidat tanpa pernah mempertanyakan kandidat lain? Padahal ada dua paslon lain yang juga harus ditanya secara fear. Bahkan kalau berani pertanyaannya harus lebih kritis dan mendalam sebab dua paslon tersebut merupakan petahana. Keduanya pernah menjadi pengambil kebijakan paling utama dalam pembangunan NTB. 


Rasanya kalau mencari kekurangan Paslon, petahana mungkin terlalu banyak kekurangan yang harus dijawab. Tapi itu bukan hal pokok dan krusial yang harus dijawab dalam waktu dekat. Celakanya beberapa tim sukses dan pendukung petahana justru mempertanyakan paslon baru (03) yang dianggap tidak layak untuk maju menjadi kontestan, hanya karena tidak pernah ada saat NTB mengalami bencana.


Padahal kalau mau jujur ada banyak berita yang memberitakan bagaimana kemlu tentu ada lalu Muhammad Iqbal pasangan calon nomor urut 3 yang ikut menyiapkan mitigasi dan evakuasi korban gempa di tiga Gili saat itu melalui kelembagaan kementerian luar negeri.


"Demokratisasi kita terkesan menjadi sempit". Menjadi gubernur harus terstandarisasi: punya karya besar, sudah pernah teruji, sudah hadir dalam setiap bencana dan diketahui setiap individu warga, tidak boleh punya ide mendunia, dan banyak lagi yang harus di miliki calon gubernur. Demokrasi merupakan ruang dan instrumen terbuka bagi siapapun, warga negara indonesi asli, telah memenuhi syarat yang diatur dalam Peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan untuk diajukan sebagai calon gubernur, bupati dan walikota di setiap level pemerintahan. 


Ya, sebagai sebuah sistem dan mekanisme kepemimpinan penting juga mempertanyakan hal-hal kecil untuk menguji calon pemimpin. Tetapi harus fear dong. Dan tentu cara mengujinya perlu menggunakan pendekatan yang di ajukan Rocky Gerung: etikabilitas, intelektualitas dan elektabilitas.


Perhelatan pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung 27 November mendatang bisa dipastikan akan diikuti oleh 3 pasangan bakal calon. Berdasarkan data penyelenggara pemilu yaitu Komisi Pemilihan Umum NTB, sampai pada tahapan pendaftaran sudah tutup, pasangan calon yang sudah mendaftar antara lain pasangan Ikbal-dinda, Rohmi-firin dan pasangan Zul-uhel. 


Sejak awal menyatakan diri maju menjadi calon gubernur, lalu Iqbal terus menarasikan politik santun. Bahkan kepada seluruh timnya beliau menegaskan cara-cara berpolitik dengan kesejukan, saling menghormati, menjaga perdamaian, mengedepankan gagasan-gagasan sebagai komunikasi politik kepada semua stakeholder dan masyarakat luas.


Baginya politik hanyalah alat untuk dapat mengunakan kewenangan dengan maksimal guna mengurai problem pembangunan, kemacetan pembangunan, kesejahteraan masyarakat juga melahirkan solusi pembangunan yang dapat berdampak terhadap semua lini kehidupan dan sektor kehidupan masyarakat tentu di hilir akan berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat NTB. 


Memilih menjadi gubernur bukan karena jabatan privilage yang melekat pada struktural itu tapi karena ada kewenangan yang besar untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat. Kalau untuk tujuan jabatan beliau sudah berada dalam jabatan yang sangat istimewa: Dubes untuk Turki, kemudian jubir Kemenlu. Bahkan tawaran menjadi Menlu cukup viral kita dengar dari pemerintahan Prabowo.


Ikut menjadi kontestan dalam perhelatan pilkada bukan pilihan mudah. Memilih berkompetisi dalam politik merupakan pilihan matang dan penuh pertimbangan resiko. Politik dalam sejarah bangsa Indonesia merupakan fenomena ruwet juga berdarah-darah.


Potensi fragmentasi sosial akibat politik sudah tidak bisa hindari. Keterbelahan sosial dan masyarakat sudah terjadi. Tugas mempersatukan keterbelahan sosial adalah tugas pemimpin terpilih dan menjadi tugas pertama pasca pilkada. Tidak ada politik yang abadi. Semua memiliki batas. Kekuasaan juga ada batasnya. 


Politik harus menjadi bagian dari sistem kohesivitas sosial melalui pembangunan kesejahteraan dan pemerataan keadilan. Membangun NTB adalah tujuan utama menjadi peserta kontestasi pilkada. Setiap orang memiliki ide dan gagasan untuk membangun kesejahteraan masyarakat NTB. 


Narasi dan komunikasi politik yang saling merendahkan dan menjelekkan tidak akan pernah melahirkan kemenangan. Pilihan beliau terjun ke dalam politik praktis sesungguhnya  merupakan kesadaran yang tumbuh dari proses panjang dalam perjalanan karir birokrasi membangun Indonesia dari luar. 


Beliau banyak belajar dan mengalami dinamika politik dalam negeri maupun luar negeri. Pernah melihat, mengalami dan merasakan bagaimana proses politik dan perubahan terjadi di sekelilingnya serta bagaimana praktik politik tokoh-tokoh nasional dan internasional dalam perjalanan karir politik mereka.


Mungkin sepanjang sejarah reformasi beliau pernah melihat, mengalami juga merasakan langsung suasana psikologis dari setiap etape pergantian kepemimpinan bangsa. Oleh karena itu pilihan politik santun dan saling menjaga adalah pilihan pertama dan satu-satunya pilihan yang di siapkan dalam perjalanan proses politik menjemput takdir membawa NTB bangkit: makmur mendunia.


Penulis 

Amir Mahmud, Relawan Kawan Iqbal

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama