Fluktuasi harga jadi ancaman laten bagi petani - OPSINTB.com | News References -->

07/09/24

Fluktuasi harga jadi ancaman laten bagi petani

Fluktuasi harga jadi ancaman laten bagi petani

 
Pj bupati lotim juaini taofik

OPSINTB.com - Salah satu tantang di sektor pertanian adalah fluktuasi harga. Petani, kerap kali harus menghadapi kenyataan tak sebanding biaya tanam dengan saat menjual hasilnya.


Fluktuasi harga itu tak hanya berlaku untuk satu dua jenis komoditas, namun bisa terbilang merata. Peristiwa semacam itu kerap ditemukan di dua komunitas seperti cabai, bawang, tomat, hingga padi.


Tak heran patani sering kali mengeluh dalam persoalan tersebut. Untuk mengatasi itu, pemerintah harus terlibat dalam mengambil kebijakan terkait harga jual.


Pj Bupati Lombok Timur, H Muhammad Juaini Taofik mengatakan, pemerintah terus mengupayakan jaringan perdagangan di samping mekanisme lain yang tidak saja menguntungkan petani. Tetapi juga, kata dia, melindungi harga beli masyarakat.


"Jaringan-jaringan perdagangan juga sedang dipikirkan. Pemerintah selalu berupaya berada di posisi keseimbangan. Petani panennya bagus, tetapi harga juga tidak boleh kurang bagus, bagaimana sama-sama bagus,” terang Pj Bupati, Sabtu (7/9/2024).


Selain persoalan harga, imbuh pria yang karib disapa Kak Ofik ini, pihaknya juga melihat pentingnya regenerasi petani. 


Menjadi petani, kata dia, seharusnya menjadi pilihan, bukan mejadi opsi terakhir. Karena itu ia berharap, utamanya di wilayah sembalun, mengingat daerah ini menjadi salah satu pusat hortikultura, banyak petani-petani muda yang membawa pertanian Lombok Timur semakin maju.


“Harapan kami tidak saja Sembalun untuk Lombok Timur, Sembalun untuk NTB, Sembalun untuk Indonesia, bahkan Sembalun untuk dunia,” harapnya.


Pj mengingatkan, agar semua pihak tak hanya pantai untuk terus bekerja keras, tidak cepat puas dan saling bekerja sama.


Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian, Sahri, menyampaikan pada tahun ini budidaya bawang putih di Lombok Timur adalah yang terluas, yaitu mencapai 425 hektar. Luas tersebut, bebernya, tersebar di tiga kecamatan yaitu Sembalun, Suela, dan Wanasaba.


Sembalun, terang dia, menjadi wilayah paling luas dengan areal tak kurang dari 380 hektar. Sementara berat panen mencapai 21 ton per hektar. 


Dikatakan Sahri, program bawang putih yang didukung Upland Project ini dapat mencapai di atas 93 persen sehingga ke depan kembali mendapat dukungan program yang sama. 


"Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas kelembagaan petani dan keterampilan petani dalam penyediaan bawang putih," pungkasnya. (red)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama