OPSINTB.com - Pemkab Lombok Tengah (Loteng) bersama Bea Cukai Mataram, NTB menyosialisasikan pemberantasan rokok dan cukai ilegal. Sosialisasi tersebut menyasar kalangan remaja, masyarakat umum, serta para pedagang.
Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan pada Acara Car Free Night (CFN) di Jalan Gajah Mada Praya atau depan eks Kantor Bupati Loteng, Sabtu (8/6/2024).
Perwakilan Bea Cukai Mataram, Adi Cahyanto mengatakan, sosialisasi ini digelar dengan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Ia menambahkan, sosialisasi ini juga sebagai bentuk kampanye bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan. Namun, di sisi lain di Indonesia, kata dia, merokok belum sepenuhnya dilarang.
''Karena kita juga masih membutuhkan penerimaan juga dari cukai. Jadi di satu sisi merokok itu bahaya, satu sisi juga negara butuh penerimaan dari cukai,'' kata Adi.
Adi menjelaskan, perbedaan antara rokok legal dan ilegal. Di antaranya dapat dilihat dari bentuk fisik yang tampak dengan pita cukainya. Biasanya, lanjut Adi, pedagang yang menjual rokok ilegal akan meminta kembali cukai yang ditempel pada bungkus rokok kepada pembeli.
''Tujuannya adalah cukai tersebut akan ditukar kembali ke agen rokok ilegal untuk ditukar atau biasanya mendapatkan upah dari penjual rokok ilegal,'' imbuhnya.
Ia juga memaparkan, jenis barang yang kena cukai, antara lain etanol atau etil alkohol, minuman dengan kadar etil alkohol, dan produk tembakau. Ia pun berpesan kepada masyarakat yang merokok.
''Merokoklah dengan rokok legal,'' pesan Adi.
Sementara, Kasat Pol-PP Loteng, Zainal Mustakim mengatakan, sosialisasi dilakukan agar masyarakat memahami bahwa rokok ilegal akan merugikan negara.
"Akan sangat merugikan jika marak rokok ilegal beredar, karena cukai rokok adalah salah satu sumber penerimaan negara yang cukup besar," ujarnya.
Ia menambahkan, dari sisi kesehatan, rokok ilegal juga berbahaya. Kadar zat yang terkandung seperti nikotin dan lainnya tidak diukur dengan baik.
"Adanya operasi gempur rokok ilegal dari Bea Cukai, Pol-PP, dan kepolisian, kini peredarannya di Loteng berkurang," pungkasnya. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami