Memahami arti stunting dan dampaknya pada keberlanjutan SDM - OPSINTB.com | News References -->

08/12/22

Memahami arti stunting dan dampaknya pada keberlanjutan SDM

Memahami arti stunting dan dampaknya pada keberlanjutan SDM

 
Memahami arti stunting dan dampaknya pada keberlanjutan SDM

OPSINTB.com - Prestasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, dalam menangani stunting patut diacungi jempol. Dari data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) pemerintah mampu menurunkan hingga angka 17,03 persen, dengan data input lebih dari 90 persen atau sebanyak 123.104.

Keberhasilan itu, tentunya beriringan dengan pemahaman arti dari stunting. Kendati masih banyak yang belum memahami seutuhnya tentang istilah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Lotim, Pathurrahman, saat menjadi narasumber di Pojok Jurnalis ke 10, yang diadakan oleh Forum Jurnalis Lombok Timur menerangkan, masih banyak masyarakat hingga pemangku kebijakan yang belum seutuhnya paham tentang apa itu Stunting. Sebab, jika salah persepsi mengenai hal tersebut justru mengakibatkan kesalahan dalam penanganan.

"Jangan ada wartawan lotim yang bilang Stunting itu penyakit, ini bukan penyakit. Stunting itu kalau dalam bahasa ilmiahnya malnutrisi (kekurangan gizi)," ucap Doktor lulusan S3 Universitas Indonesia (UI) ini.

Malnutrisi itu, jelasnya, ada tiga yakni kelebihan berat badan dengan umur, kurus, dan juga pendek. Jadi kata dia, tidak semua orang yang memiliki tubuh pendek itu stunting.

Stunting itu, terangnya, panjang badan tidak sesuai dengan umur yang di sebabkan karena kurang gizi dan penyakit dalam kandungan sampai berumur 2 tahun.

Secara keilmuan gizi, imbuhnya, anak yang stunting akan mengalami wasting atau kurus terlebih dahulu, dan berat badannya juga tak bisa naik.

Dampaknya, menyebabkan gagal tumbuh dan metabolisme. Dalam artian, makanan yang ada tidak bisa diolah oleh tubuh.

"Dampaknya gagal kembang, gagal metabolism," paparnya.

Ia menjelaskan, sejumlah langkah agar anak tak mengalami stunting. Yakni memastikan ibu jangan kekurangan gizi hingga mengalami penyakit, ketika tengah mengandung. Hal itu disebutnya akan  berdampak pada janin yang ada.

Sebab, kondisi itu ucapnya akan mempengaruhi adalah mengenai kurangnya gizi yang diterima hingga penyakit pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Caranya adalah, pemerintah melalui posyandu yang harus di perhatikan adalah ibu dan anak balita," sebutnya.

Ia menjelaskan kenapa kasus stunting di indonesia menjadi perhatian serius, disebabkan karena dampak yang cukup serius.

Dampak yang paling fatal adalah ke otak. Yang berakibat kepada kognitif anak, hal itu tentunya bakal berbuntut pada perkembangan SDM yang ada. 

"hingga contoh jika prestasinya rendah, dia tidak lulus sekolah, hingga menikah, kemudian akan mengarah pada potensi anaknya juga akan stunting," tuturnya. 

Stunting juga akan beresiko melahirkan beberapa penyakit lanjutan, diantaranya obesitas.

Bayangkan, kata dia, stunting tidak di cegah, maka akan melahirkan generasi yang tidak sehat. 

"Kemudian jumlah anak yang mengalami persolan itu juga bakal banyak," pungkasnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama