Foto : Lurah Suryawangi (kanan) melakukan mediasi bersama pihak tambak dan warga setempat. (zaa/opsintb.com)
OPSINTB.com - Perusahaan tambak udang di Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji menjanjikan nelayan setempat akan dibelikan lahan parkir sampan, pengerukan batu, hingga bakal dibangunkan pemecah gelombang. Namun sampai saat ini tak kunjung terealisasi.
Terkait itu, Pemerintah Kelurahan Suryawangi memanggil sejumlah orang terkait untuk dimediasi, Selasa (11/10/2022).
Melalui orang kepercayaannya, pihak tambak udang Suryawangi, Supar mengaku, hingga saat ini lahan yang dijanjikan kepada nelayan belum bisa direalisasikan, lantara ia kebingungan mencari dana untuk hal itu.
"Lahan nelayan itu belum saya dapat realisasikan karena darimana saya carikan dana ini," ucap Supar saat mediasi.
Di lain sisi, dirinya mengaku merasa pusing lantaran banyaknya kemauan dari para pemuda. Ia merincikan, seperti keinginan kostum bola, sumbangan untuk masjid, maulid, kas untuk pemuda, pemuda juga mau dipenyiraman, dan pengaturan lalulintas.
Apa yang diminta itu menurutnya harus terealisasi. Tapi lantaran terlalu banyak permintaan dirinya mengaku langsung memotong langkah pemuda tersebut.
Ia berdalih, padahal dirinya juga sudah mengajarkan pemuda setempat agar bisa mengoperasikan mesin penyiraman. Kendati ia merasa dijajah, lantaran sering gonta ganti personil, tapi demikian, disebutnya mereka tak kunjung bisa.
Lantaran itu, dirinya merasa bingung. Sehingga ia memutuskan tak memakai tenaga pemuda setempat.
"Masak gonta-ganti, ini mesin kalau bukan ahlinya tidak bisa naik," ucapnya sambil tertawa kecil.
Ie menegaskan, untuk pembayaran lahan di pending dulu. Menurutnya, baru sekarang nelayan setempat ngotot setelah diberikan sesuatu. Tanpa ia membeberkan pemberian tersebut.
"Setelah kita kasi ini, sekarang lain lagi," ucap Supar.
Ia juga membantah, pihaknya telah berjanji membangunkan nelayan setempat bangunan pecah gelombang. "Tidak ada janji seperti itu," ujarnyam
Dikatakan, mengenai pengerukan batu madak, pihaknya mengaku pernah melakukannya sekali. Bahkan menurutnya sudah seperti gunung. Ia mengklaim batu-batu tersebut masih di wilayah tersebut.
Namun demikian, setiap datang ombak menurutnya akan kembali seperti semula. Lantaran itu, dirinya mengusulkan agar nelayan angkat batu, dikumpulkan, dan dijual.
"Namun hal itu tidak ada izinnya," tandas Supar, sambil tertawa.
Sebelumnya nelayan setempat menuntut janji perusahaan tambak, prihal pembayaran parkir dan bangunan pemecah ombak. (zaa/tim)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami