Viral pasien melahirkan dalam mobil, Dewan beri teguran keras ke Puskesmas Sikur - OPSINTB.com | News References -->

23/11/20

Viral pasien melahirkan dalam mobil, Dewan beri teguran keras ke Puskesmas Sikur

Viral pasien melahirkan dalam mobil, Dewan beri teguran keras ke Puskesmas Sikur

 
Viral pasien melahirkan dalam mobil, DPRD Lotim beri teguran keras ke Puskesmas Sikur

OPSINTB.com - Kasus Puskesmas Sikur pada Sabtu (21/11) lalu viral di media sosial. Pasalnya pasien rujukan dari puskesmas setempat menuju RSUD R Soedjono Selong tidak dapat pendampingan dari bidan, sehingga si pasien melahirkan di dalam mobil ambulance.
 
Setelah viralnya pemberitaan terkait persoalan itu, Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Timur (Lotim) langsung melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke Puskesmas Sikur, Senin (23/11).

Hadir pada kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Lotim H Mulyadi, Muhammad Yusri Anggota DPRD Lotim, Kepala Puskesmas (Kapus) Sikur Musdikin, Perwakilan Dikes Lotim, bidan dan keluarga dari pihak bersangkutan.

Dalam penyampaiannya, H Mulyadi mengatakan, sidak dilakukan sebagai wujud tanggung jawab dan perhatian DPRD atas persoalan ini. Dan, dalam persoalan ini kapus dihimbau bersikap dewasa untuk menimnta maaf kepada pasien, yakni Herni Suryani. 

Akan tetapi, lanjutnya, minta maaf tidaklah cukup sebagai pembelaan. Ia menegaskan agar persoalan ini dijadikan sebagi teguran keras oleh pihak Puskesmas Sikur agar memperbaiki menejemennya. Agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari.

Tidak cukup sampai di situ, Mulyadi juga dengan tegas mengatakan, akan mengusut tuntas persoalan ini. Mencari tahu sebab dan akibatnya. Kenapa pelayanan puskesmas terjadi seperti ini. "Karena kami dari komisi II dalam rapat kerja baik dengan pihak terkait yaitu Dinas Kesehatan, selalu kami teriakkan untuk perioritas utama adalah pelayanan dan pelayanan yang nyaman," kata Mulyadi.

Muhammad Yusri juga menunujukkan perhatiannya sebagai angggota DPRD meski ia berada di Komisi IV. "Saya merasa terpanggil karena ini terjadi di desa kami dan Dapil kami sehingga kami bertanggungjawab atas kasus ini," kata dia.

Terkait persoalan ini, masih kata Yusri, berbagai pihak sudah banyak yang mendatangi kediamannya, mempertanyakan kenapa persoalan ini bisa terjadi. Terlebih kejadian yang terjadi ini adalah katagori pelayanan dasar yang wajib dijalankan oleh pihak puskesmas. 

"Ini bisa saya simpulkan ada keteledoran yang terjadi. Tapi dari keteledoran ini menurut saya harus benar disadari, kenapa pasien rujukan tidak didampingi oleh bidan. Karena ini menyangkut dua nyawa, ini bukan lagi kita membicarakan masalah pelayanan dasar, tapi ini masalah hak manusia," tegasnya.

Yusri juga menjelaskan, dia sudah banyak menampung keluhan masyarakat terkiat pelayanan Puskesmas Sikur yang kurang memuaskan. Dan pada kesempatan itu dia menyampaikan agar pihak puskesmas segera memperbaiki menejemennya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi lagi kasus serupa. 

"Karena sudah jelas sesuai dengan peraturan Menteri untuk terus meningkatkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebagai uraian dasar masyarakat untuk memenuhi haknya," kata Yusri.

Dia juga berharap agar pihak Dikes segera melakukan evaluasi. Sebab ini menyangkut masalah keselamatan jiwa  seseorang. 

Sementara, Kapus Puskesmas, Musdikin mengakuai kelalaian yang dialami pihaknya. "Kami meminta maaf dengan kejadian ini. Ini merupakan pukulan berat buat kami. Dengan kejadian ini kami akan berusaha untuk lebih maksimal lagi dalam menangani pasien," ucapnya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan kelarifikasi terkait persoalan yang terjadi. Secara penanganan, ia mengaku sudah menjalankannya sesuai tufoksi. Tetapi karena alasan pasien reaktif covid-19 berdasarkan pengecekan darah dan suhu, maka pasien ditangani secara SOP Protokol kesehatan covid-19.

Lanjutnya, di dalam mobil ambulance sudah disiapkan APD untuk 3 orang yaitu perawat, bidan, dan sopir. "Tetapi setelah kami dapat kabar bahwa bidan kami tidak ikut mendampingi pasien di situlah kelalaian dan keteledoran kami," katanya. 

Tetapi pernyataan Kapus ditepis oleh bidan yang bertugas saat itu, bahwa di dalam mobil ambulance hanya ada 2 APD, yakni untuk perawat dan sopir.

Sementara dari pihak Dikses Lotim yang hadir pada kesempatan itu menegaskan, Puskesmas Sikur akan dievaluasi agar memberikan pelayanan dan menejemen lebih baik. (nis)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama