OPSINTB.com - Udara pedesaan sudah mulai sejuk. Matahari yang menyengat sudah mulai berkurang. Kehangatan bumi nampak selaras dengan semangat warga.
Dari kanak-kanak, remaja, hingga mereka yang dewasa padati lokasi. Mereka seperti tak ingin ketinggalan momentum bersejarah di desanya. Yang nampak hanya kebahagiaan.
Usai shalat asar, masyarakat semakin bejibun memadati lokasi kegiatan. Magnet bukan hanya karena kegiatan itu. Tapi lantaran kehadiran orang nomor satu di NTB, H Lalu Muhamad Iqbal pada acara pertama bertajuk Event Bejango Desa yang digelar di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, Jumat (18/72025).
Kedatangan Gubernur NTB dan rombongan disambut hangat oleh ratusan warga. Mereka tak hanya datang sebagai penonton, tetapi sebagai tuan rumah yang menghadirkan kekayaan tradisi.
Tak hanya hadir sebagai simbol, Gubernur Iqbal turun menyapa para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat sebelum acara dimulai.
“Ini bukan sekadar festival budaya. Ini adalah fondasi kuat pembentukan karakter desa wisata,” kata Miq Iqbal.
Event Bejango Desa Anjani, imbuhnya, bukan hanya perayaan tapi merupakan simbol nyata kolaborasi, harapan, dan komitmen untuk membangun NTB dari desa. Semuanya demi masa depan yang lebih sejahtera.
Mantan Dubes itu menegaskan, semangat pembangunan harus dimulai dari desa. Hal ini selaras dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo yang mengusung pendekatan dari bawah.
Tantangan yang masih dihadapi NTB, yakni keberadaan 106 desa yang masih berada di garis kemiskinan. Meski begitu, Gubernur optimistis hal tersebut bisa diselesaikan.
"Dengan program terarah, kondisi tersebut bisa dituntaskan dalam empat tahun ke depan," ucapnya.
Muhammad Said, Kepala Desa Anjani menuturkan, kegiatan itu bukanlah sekadar festival biasa. Melainkan perayaan syarat makna.
Kegiatan ini adalah jembatan silaturahmi langsung antara masyarakat dan pemimpinnya, ruang pertemuan antara harapan dan komitmen dalam membangun desa sebagai poros utama pembangunan.
"Ini bukan sekadar seremoni, ini adalah panggung kebersamaan," ucapnya.
Bejango atau bersilaturahmi cara masyarakat bertemu langsung dengan pemimpin mereka. Tradisi lokal ini kini bertransformasi menjadi forum dialog sosial yang membawa suasana akrab antara rakyat dan pejabat pemerintahan.
Terlebih lagi, Miq Iqbal kata dia, langsung menyapa para pelaku UMKM yang tengah memasarkan barang dagangannya. Interaksi sederhana itu memilik makna lebih.
Menyuntikkan semangat baru bagi pengusaha kecil, sekaligus menegaskan, pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga tentang pemberdayaan.
“Dengan acara ini, masyarakat tidak hanya menyambut, tetapi bisa menyampaikan harapan secara langsung. Tadi saja Gubernur menyapa dan berdialog dengan pelaku UMKM,” terang Said.
Sekretaris Daerah Lombok Timur, H Muhammad Juaini Taofik memaparkan, di Lotim ada 101 desa wisata yang kini terdata. Lonjakan kunjungan wisatawan di bulan Juli hingga September menjadi indikator positif keberhasilan konsep ekowisata.
“Mudah-mudahan kehadiran Gubernur dan jajaran ini bisa menjadi sarana promosi bagi wisata Desa Anjani,” harapnya.
Kepala Bidang Pemasaran Dispar NTB, Mulki mengatakan, geliat event desa bukan semata untuk promosi wisata. Yang lebih utama adalah menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
"Event seperti ini kami dorong agar desa mandiri. Mereka harus bisa menggerakkan potensi sendiri-mulai dari pemuda, UMKM, sampai semangat gotong royongnya. Itu lebih penting dari sekadar dana," tegas Mulki.
Menurut Mulki, tren pelaksanaan event di desa terus meningkat. Dari 58 event yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) 2025, kini mulai bermunculan festival baru yang digagas mandiri oleh desa.
Dispar NTB, kata dia, akan terus mengangkat event-event desa yang sejalan dengan program unggulan Gubernur NTB, yakni Desa Berdaya.
"Kita cuma kasih pemantik. Sisanya semangat gotong royong dari masyarakat yang harus hidup. Bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi nilai kebersamaan dan kemandirian itu yang jadi kekuatan," tutup Mulki.
Sebagai penutup kegiatan tersebut, Kepala Desa Anjani bersama istri mengenakan pakaian adat pengantin. Mereka menyerahkan seserahan berisi hasil panen masyarakat kepada Gubernur NTB dalam dulang adat, sebagai simbol kepercayaan, harapan, dan keberkahan. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami