OPSINTB.com - Video tiga siswa SMPN 1 Terara yang sempat viral berbuntut panjang. Tak hanya pihak sekolah yang mengambil sikap, tapi juga UPTD Unit PPA Lombok Timur.
Dalam video yang beredar, ketiga siswa ini tengah menerima makanan bergizi gratis dari salah satu dapur. Saat tengah menyantap makanan tersebut mereka melontarkan kata-kata tak pantas.
Banyak yang menyayangkan bahasa yang tak pantas keluar dari mulut seusia mereka. Namun semua pihak bersepakat, ketiga anak tersebut harus mendapatkan pendampingan.
Kepala Sekolah SMPN 1 Terara, Muhammad Zaini mengatakan, kejadian tersebut bersifat insidental dan tidak direncanakan. Menurutnya pihaknya tak menginginkan peristiwa semacam itu.
"Karena sudah terlanjur terjadi, maka pihak sekolah akan memberikan pembinaan lagi kepada anak-anak agar bisa mengontrol diri dalam menggunakan media sosial (medsos)," ucap Zaini, Jumat (10/10/2025).
Selain pembinaan, pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada semua siswa di sekolah tersebut agar tak terjadi bullying. Itu pun, kata dia, jika ketiganya masih bisa tetap sekolah disitu.
Pasalnya, dari ribuan siswa yang sekolah di tersebut sudah kecewa melihat mereka. Jika pun keluar, pihaknya kemungkinan akan mencarikan sekolah lain.
Dalam artian, lanjutnya, jika siswa setempat bisa menerima dan tidak terjadi bullying, memungkinkan ketiganya melanjutkan sekolah di lokasi itu. Tapi kalau pun tidak tahan, pihaknya akan carikan sekolah lain.
Keputusan nantinya bakal diambil bersama orang tua, komite, dan kepala lingkungan atau kepala desa. Pihaknya bakal mengundang para pihak untuk berdiskusi.
Opsi kedua jika tetap di sekolah itu, mereka harus tahan menerima terhadap bullying. Dia mengaku pihak sekolah tidak bisa melakukan apa-apa.
"Sehingga tiga anak ini jangan sampai disini jadi korban, kalau kita keluarkan sekolah nanti juga disalahkan, kita akan cari solusinya,” terang Zaini.
Dari hasil evaluasi sementara, bebernya, terdapat tiga siswa yang terlibat dalam pembuatan video tersebut. Salah satu dari mereka berasal dari keluarga yan broken home. Jadi, ucapnya, mereka mencari perhatian, dan diduga melakukan aksi itu sekadar untuk membuat vidio untuk konsumsi pribadi saja, bukan untuk disebarluaskan.
"Tapi karena sudah tersebar, kami kecolongan,” akuinya.
Zaini mengatakan, sekolah telah mengatur larangan membawa ponsel. Namun demikian aturan tersebut dilanggar.
Pihaknya mengaku akan memperketat kembali tata tertib tesebut. Termasuk sanksi tegas bagi siswa yang kedapatan membawa handphone ke sekolah.
Sanksinya, pihaknya akan melakukan penyitaan, selanjutnya HP tersebut bakal dibawa ke ruang BK. Untuk bisa mendapatkan kembali gawai tersebut, harus diambil oleh orang tua mereka.
Peristiwa ini, diakuinya, menjadi pembelajaran yang cukup berat. Lantaran itu pihaknya bakal mengubah kembali aturan tersebut.
"Sekiranya ada pembullyan terhadap mereka kita akan berikan pemahaman terhadap siswa yang lain bahwa hal itu insiden dan tidak dilakukan oleh yang bersangkutan namun di lakukan oleh pihak lain," jelasnya.
Sementara itu, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Lombok Timur, Yuliani, turut tangan memberikan pendampingan psikologis bagi ketiga siswa tersebut. Dia menerangkan, dari hasil asesmen, kondisi psikologis anak-anak tersebut tidak mengalami trauma berat, namun perlu pendampingan karena merasa tertekan akibat video yang viral.
“Kami melihat mereka bukan pelaku semata, tapi juga korban. Mereka masih usia anak-anak dan terdampak lingkungan serta media sosial. Pendampingan kami lakukan agar mereka bisa pulih secara psikologis,” kata Yuliani.
Pihaknya mengingatkan sekolah agar tidak memberikan sanksi yang bersifat kekerasan atau menghalangi hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Hukuman yang diberikan harus bersifat mendidik dan memotivasi.
Yuliani mengaku sudah memberikan saran, agar dibuat video permintaan maaf sebagai bentuk penyelesaian kasus dan pembelajaran bagi semua pihak.
Kasus ini kata Yuliani, hal menjadi pelajaran bagi pihak sekolah untuk lebih ketat dalam mengawasi penggunaan ponsel oleh siswa.
"Meningkatkan pendidikan karakter agar kejadian serupa tidak terulang," ujarnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami