OPSINTB.com - Stunting atau gangguan pertumbuhan anak, memang bahaya bagi generasi ke depan. Lantaran itu, pemerintah terus menabuh genderang perang melawannya.
Berbagai strategi menekan angka stunting terus diperbaharui. Saat ini pemerintah melalui kebijakan dengan memberikan menu makanan bergizi.
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Denggen Timur. Pemdes, membagikan sejumlah makanan tujuannya untuk menekan kasus stunting di desa itu.
Kepala Desa Denggen Timur, Moh Jamaluddin menerangkan, selain instruksi pemerintah pusat, pihaknya memang sedari dulu memberi perhatian kepada anak dengan resiko stunting. Pasalnya, dampaknya yang begitu beresiko untuk masa depan.
"Basmi stunting, salah satu cara wujudkan generasi emas tahun 2045," kata Jamaluddin ditemui opsintb.com di sela kegiatannya, Senin (11/8/2025).
Program itu menyasar, 54 anak stunting, 1 anak dengan gizi buruk, dan 10 ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Resiko Tinggi (Resti).
Ada pun menu yang diberikan, yakni formula seratus; susu, minyak goreng, dan gula pasir. Selain itu pemedes juga berikan telur, beras bervitamin, dan abon daging.
Dia mengatakan, tak hanya anak yang jadi sasaran. Namun penting juga mengedukasi orang tua mereka.
Semisal, kata dia, anak inginnya makanan yang tidak sehat, seperti cemilan dan lainnya. Orang tua, harus tega melihat anaknya menangis ketimbang bakal berdampak buruk.
Dia mengaku, pihaknya sudah memiliki refrensi untuk melakukan langkah untuk menekan angka tersebut. Kendati demikian inovasi itu tak mau dilakukan secara gegabah, melainkan melihat dulu kondisi di lapangan.
"Kita inginnya nol angka stunting di sini (Denggen Timur)," tegasnya.
Salah satu yang paling diantisipasi ialah soal pernikahan dini. Pihaknya setiap kegiatan selalu mensosialisasikan agar para remaja tak melakukan hal tersebut.
Menurut Jamal, mereka harus dewasa dalam berfikir. Sebab, pernikahan dekat dekan persoalan jika tidak bisa saling memahami.
Langkah konkrit yang dilakukan, jika sore hari saat didapati remaja nongkrong, pihkanya menegur langsung. "Kita tegur. Kita suruh pergi ngaji," ucapnya.
"Ini salah satu langkah kecil tapi nyata untuk mencegah pernikahan, selain sosialisasi," ujar Jamal. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami