Kisah sukses Inaq Rina, raup untung dari tanaman yang menjadi rahasia awet muda samurai Jepang - OPSINTB.com | News References

25/08/25

Kisah sukses Inaq Rina, raup untung dari tanaman yang menjadi rahasia awet muda samurai Jepang

Kisah sukses Inaq Rina, raup untung dari tanaman yang menjadi rahasia awet muda samurai Jepang

 
Tanaman kbat ashitaba

OPSINTB.com - Indah, kopi, stroberi, dan bawang putih begitulah orang mengenal Sembalun. Kemasyhuran itu bahkan sudah membawa nama wilayah yang berjuluk negeri atas awan itu tembus di kancah dunia.


Tapi, jarang yang tahu bahwa di lokasi itu ada petani yang membudidayakan tanaman lain. Yakni Ashitaba atau di Indonesia secara umum dikenal dengan seledri Jepang.


Ashitaba sendiri berasal dari Jepang. Tanaman satu ini dibawa ke Indonesia sekitar 2000 tahun yang lalu, awalnya untuk kepentingan penelitian. 


Tumbuhan bernama latin Angelica Keiskei Koidzumi atau lebih dikenal dengan Angelica Keiskei itu, tumbuh di daerah pegunungan. 


Lantaran kecepatannya tumbuh, di Indonesia sendiri baru dilirik sekitar tahun 2002 untuk dibudidayakan. Tanaman ini sendiri satu rumpun dengan wortel dan seledri.


Di Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Sembalun, bisa didapati tanaman satu ini. Pasalnya hasilnya bisa terbilang bersaing dengan wortel maupun seledri.


Inaq Rina, salah satu pembudidaya Ashitaba di Sembalun, Kecamatan Sembalun. Dia menuturkan, dirinya sudah 20 tahun terakhir mendedikasikan hidupnya untuk membudidayakan tanaman asal Jepang itu. 


Berbekal lahan seluas 20 are dan bibit lokal, dirinya berhasil membuktikan bertani Ashitaba mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah.


"Saya memulai perjalanannya menanam Ashitaba sejak tahun 1996," tutur Inaq Rina, Senin (25/8)/2025).


Inaq Rina menceritakan, awalnya dirinya hanya coba-coba saja, tapi kini menjadi lumbung penghasilannya. Dari situ ia mulai melihat ada potensi besar pada tanaman tersebut.


Tanaman ini memiliki banyak manfaat, di antaranya antioksidan, anti-inflamasi, dan dapat membantu mengatur kadar gula darah, mendukung kesehatan hati dan ginjal, meningkatkan sistem imun, serta memperlambat penuaan kulit. Manfaat tersebut didapat lantaran kandungannya; fitokimia dan nutrisinya seperti flavonoid, vitamin, dan serat. 


Maka tak heran, Ashitaba secara turun temurun telah dipercaya masyarakat Jepang sebagai tanaman obat, kunci untuk panjang umur, dan memperlambat proses penuaan. Bahkan tanaman ini menjadi makanan pokok seorang samurai selama ribuan tahun.


Lanjut Inaq Rina, setiap kali panen, bisa tembus lebih dari satu kuintal daun Ashitaba. Jika dijadikan bubuk per 10 kilogram daunnya bisa dapat 1 kilogram.


Harga bubuk berbahan daun tumbuhan ini mencapai Rp 150.000 per kilogram. Tak hanya itu, getah Ashitaba juga menjadi komoditas berharga. Menurutnya, getahnya lebih bagus jika dipanen pada sore hari.


"Saya bisa memanen 3 hingga 4 botol getah setiap kali panen, dengan harga jual mencapai Rp 350.000 per botol isi 600 meli," bebernya.


Pemasaran seledri Jepang miliknya tidak pernah surut. Setiap minggunya, selalu ada pembeli yang datang langsung ke lahannya. 


Peluang pasarnya pun cukup menjanjikan, sudah merambah hingga mancanegara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.


Dari jerih payahnya, kini ia bisa mengantongi pendapatan bersih sekitar Rp 4 juta per bulan dan bisa membiayai anaknya sekolah dan kuliah.


Di balik kesuksesannya, terselip harapan besar. Ia berharap adanya dukungan dari pemerintah, baik daerah maupun pusat.


Sebab, kata dia, prospek tanaman ini sangat menjanjikan, tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk masyarakat Sembalun secara umum.


"Saya sangat berharap ada dukungan dari pemerintah agar budidaya Ashitaba bisa lebih berkembang dan dikenal luas," harapnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama