OPSINTB.com - Setiap penyaluran bantuan, ada saja riak-riak kecil di masyarakat, khususnya bagi warga Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya banyak dari mereka yang tahun lalu sebagai penerima bantuan justru tahun ini namanya mendadak hilang.
Terbaru, banyak penerima bantuan pangan (Bapang) dari Kementrian Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Barat, mengalami peristiwa itu.
Kepala Bidang Fakir Miskin Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi NTB, Armansyah, saat dikonfirmasi wartawan menerangkan, masalah itu muncul setelah data mereka terhapus dari Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Dugaan sementara penghapusan itu lantara rekening yang digunakan oleh penerima bantuan disinyalir pernah digunakan untuk hal yang tidak sesuai.
“Kadang-kadang masyarakat menggunakan rekening ini untuk meminjam uang online. Nah, pusat bisa hapus otomatis karena rekening itu tetap terpantau,” kata Armansyah, Senin (21/7/2025).
Rekening tersebut, imbuhnya, tetap terpantau oleh pemerintah pusat. Terlebih kewenangan penuh penghapusan data berada mereka.
Pihaknya, kata dia, hanya sebatas memantau dan mengakses data, tanpa bisa mengubah atau menambah.
Menurut informasi yang diterima, sistem akan secara otomatis mencoret data warga yang terindikasi menyalahgunakan rekening untuk kepentingan yang dianggap tidak sesuai. Semisal transaksi dengan platform pinjol dan situs judol.
“Dinas Sosial provinsi itu hanya memantau, hanya melihat data, tidak bisa mengubah,” tegasnya.
Sampai saat ini Dinsos tak mengetahui secara pasti berapa banyak yang mengalami hal itu. Namu yang pasti, imbuhnya, penghapusan ini disebabkan karena rekening penerima digunakan untuk hal yang tak sesuai.
Kondisi ini diakuinya menyebabkan masyarakat bingung. Tak hanya warga, kebingungan itu juga dialami oleh kepala beserta perangkat desa.
Tak heran mereka kelabakan menjawab setiap pertanyaan warga soal hilangnya nama mereka pada data bantuan yang selama ini rutin diterima.
Sebab kewenangan penghapusan itu berada di pemerintah pusat bukan daerah. Pemerintah di bawah tak bisa melakukan apa-apa.
“Ini yang sering terjadi. Desa bingung, masyarakat lebih bingung,” ucapnya.
Lantaran itu pihaknya menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan rekening. Utamanya, akun yang tercatat dalam sistem bansos.
Penggunaan rekening untuk hal-hal yang melibatkan data digital seperti pinjol dan judol berisiko membuat bantuan sosial mereka dihentikan oleh sistem secara otomatis. Dinsos NTB, kata dia, tetap bakal menyampaikan laporan kondisi di lapangan ke kementerian terkait.
“Yang bisa kita lakukan hanya menginformasikan. Tapi keputusan tetap di pusat,” terangnya. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami