OPSINTB.com - Mengantisipasi terjadinya pernikahan dini terulang lagi di Lombok Tengah (Loteng), Pemda setempat langsung memanggil sejumlah pihak guna membahas antisipasinya, Senin, 2 Juli kemarin.
''Kami sepakat bahwa perkawinan usia anak ini harus dicegah bersama dalam bentuk kolaborasi dan sinergitas,'' kata Sekretaris Daerah Loteng, H Lalu Firman Wijaya pada wartawan usai menghadiri penutupan Program TMMD di Lapangan Bhakti Puyung, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Rabu (4/6/2025).
Ia membeberkan hasil pertemuan dengan pihak-pihak bersangkutan itu menghasilkan beberapa poin. Namun, kata dia, pertemuan masih akan berlanjut untuk menghasilkan keputusan yang lebih intens.
''Kemarin kami undang lembaga perlindungan anak (LPA), Kemenag, lembaga adat, dan lain-lain,'' tambah Firman.
Adapun sejauh ini, pernikahan dini sering dikaitkan dengan masalah agama. Agama sendiri, jelas dia, tidak melarang setiap orang untuk menikah, tetapi ia menekankan agar syarat, seperti batasan usia harus terpenuhi.
''Ya, harus disesuaikan dengan kondisi/keadaan. Lihat dampaknya, lihat persoalan perkawinan usia anak itu akan berdampak pada stunting, kemiskinan ekstrim, dan lain-lain,'' ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas DP3AP2KB Loteng, H Kusriadi telah melakukan sosialisasi dengan mendatangi sejumlah sekolah. Sayangnya, program ini masih terkendala anggaran, hingga dalam satu kecamatan baru satu sampai dua sekolah yang sudah disosialisasi.
''Jadi, sudah saya sampaikan ke Pak Sekda; insyaallah dalam waktu dekat akan didesain kegiatannya agar bisa manjangkau lebih banyak sekolah,'' tutur Kusriadi.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah NGO yang peduli terhadap masalah ini, dan disimpulkan bahwa penting sekali edukasi terkait pernikahan dini pada anak.
''Penting edukasi terkait pernikahan dini ini, karena kita ranking dua di NTB,'' ucap Kusriadi.
Sebelumnya viral kasus pernikahan dini di Loteng yang melibatkan dua remaja: RN (16) dan YL (14). Meskipun keduanya sempat dilerai (belas: Sasak, red) oleh sejumlah pihak, namun pihak keluarga akhirnya menikahkan keduanya, karena mereka nekat kabur ke Sumbawa.
Pernikahan ini pun viral dan menjadi topik hangat media-media lokal dan nasional. Hingga LPA harus turun tangan, dan melaporkan pihak-pihak yang terlibat dalam pernikahan di bawah tangan itu. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami