BKKBN Provinsi NTB ubah strategi tangani stunting - OPSINTB.com | News References -->

28/02/25

BKKBN Provinsi NTB ubah strategi tangani stunting

BKKBN Provinsi NTB ubah strategi tangani stunting

 
BKKBN Provinsi NTB ubah strategi tangani stunting

OPSINTB.com - Pemerintah terus melakukan terobosan untuk menekan kasus stunting. Teranyar strategi yang diterapkan ialah dengan melakukan pendampingan berkelanjutan.


Perwakilan Kepala BKKBN Provinsi NTB, Lalu Makripuddin mengatakan, secara nasional angka stunting dari tahun 2022 ke 2023 itu hanya turun 0,1 persen dari data 21,7 menjadi 21,6 persen. Itu artinya, ada penurunan meski tak seginifikan.


Hasil audit, kata dia, menunjukkan tidak dilakukannya pembinaan pendampingan secara berkesinambungan. Lantaran itu BKKBN dan DP3AKB Kabupaten Lombok Timur akan merubah stretegi.

 

“Oleh karena itu Kementerian Kependudukan, pak menteri sekarang ini mencoba merubah dari tadinya pendampingan yang tidak berkesinambungan itu menjadi pendampingan berkesinambungan,” kata MakriPuddin ditemui awak media disela kunjungan kerjanya dalam rangka sosialisasi panduang program Gerakan Orang Tuas Asuh Cegash Stunting (GENTING)  di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga Lombok Timur, Kamis (27/02).


Makanya saat ini menjadi orang tua asuh itu tidak sekali memberikan bantuan, tak banyak, dan tidak boleh putus sampai dengan usia dua tahun. Dalam rentang waktu itu ada dua model intervensi yakni nutrisi dan ada non nutrisi.


Intervensi nutrisi bebernya, tentu harus menggunakan dana diperkirakan baru tercukupi gizinya itu apabila Rp 15.000 per hari. Diakatakannya, ini diharapkan diberikan bantuan selama dua tahun.


“Kalau memang stunting karena gizi maka harus di intervensi nutrisi yang bergizi dan itu selama dua tahun,” paparnya.


Dalam pelaksanaan Genting ini, tidak mesti selama dua tahun itu secara terus-menenerus hanya satu saja. 


Pemerintah dan tim pendamping keluarga, PKB di lapangan memastikan berkelanjutannya.

Artinya, kata dia, jik karena kemampuan seorang orang tua asuh memberikan bantuan hanya tiga bulan misalnya, maka bulan selajutan pihaknya harus pastikan akan ada orang tua asuh yang akan meneruskan. 


Sampai dipastikan bahwa di keluarga itu tidak lagi beresiko stunting.  Dengan demikian diharapkan jumlah stunting akan turun. 


Pihaknya memiliki target secara nasional ada satu juta keluarga stunting yang harus didampangi secara berkelanjutan. Di NTB sendiri bebernya pada tahun 2025 ditargetkan 38.126. 


“Itu yang harus kita damping secara berkelanjutan, nama bayi by name by adrres ada,” ucapnya.


Jadi jika sekarang misalnya media ingin menjadi orang satu asuh itu bisa. Tinggal memilih ingin melakukan pendampingan di desa atau kecamatannya. Pihaknya kemudian akan memberikan data tersebut.


Dengan demikian pihaknya berharap sebelum dan sesudah didampingi akan dilakukan pemantauan atau evaluasi.


“Naik berat badannya, tinggi badannya ini terus akan kita evaluasi. Diharapkan dengan strategi seperti ini kita betul efektif dalam mencegah stunting,” harapnya.


Sementara itu Kepala DP3AKB Lombok Timur, H Ahmat mengatakan, di Kabupaten Lombok Timur angka stunting di Lombok Timur mengalami penurunan. Pada tahun 2023 kemarin angkanya mencapai 70 ribu lebih sekarang 37 ribu.


Pihaknya mentargetkan pada tahun ini adalah 11.823 orang. Dia mengakui Lombok Timur yang paling tinggi, namun demikian jika Lotim turun drastic secara  otomastis disebutnya NTB pun selesai.


“Seperti yang dibilang oleh Kepala Perwakilan BKKBN NTB itu, saat ini kita langsung turun ke bawah. Jika dulu hanya diberikan sebagai orang tua asuh tapi aksi nyata tidak kelihatan,” ucapnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama