Rutan Praya gandeng Rumah Belajar Generasi Darmaji latih narapidana menulis Memoar - OPSINTB.com | News References -->

04/11/24

Rutan Praya gandeng Rumah Belajar Generasi Darmaji latih narapidana menulis Memoar

Rutan Praya gandeng Rumah Belajar Generasi Darmaji latih narapidana menulis Memoar

 
lapas praya loteng

OPSINTB.com - Menulis kisah atau pengalaman pribadi (Memoar) bagi seorang pelajar atau mahasiswa mungkin terdengar biasa, tapi bagaimana jika para tahanan di penjara yang menulis Memoar? Menuangkan kisah penting dalam hidup yang emosional, hingga kisah sehari-hari di dalam lapas mungkin hal yang tidak mudah bagi mereka. 


Pada Senin (4/11/2024), opsintb.com berkesempatan mengikuti secara langsung giat Rutan Kelas IIB Praya, Lombok Tengah (Loteng) dalam memberikan pelatihan menulis Memoar kepada 26 orang penghuni lapas. 


Pihak Rutan menggandeng Rumah Belajar Generasi Darmaji dalam kegiatan ini. Hadir dalam kegiatan tersebut Kabid Kearsipan dan Perpustakaan Loteng, H Bhayangkari, Ketua Yayasan Rumah Belajar Generasi Darmaji, Lalu Erik Bahtiar, dan narasumber Wahyu Sastra, penulis beberapa buku fiksi dan Founder Komunitas Literasi Rumah Aksara NTB. 


Ketua Yayasan Rumah Belajar Generasi Darmaji, Lalu Erik Bahtiar menyampaikan, tujuan dari pelatihan menulis Memoar ini adalah memberikan wadah kepada warga binaan untuk mengekspresikan diri dan menuangkan isi hati, ide, pikiran, dan gagasan melalui tulisan. 


''Karena kami melihat ada potensi yang harus dikembangkan. Mereka yang memiliki potensi di bidang literasi akan sangat tertarik,'' ujar pria yang juga berprofesi sebagai pegawai Rutan Praya tersebut.


Menurut Erik, tidak ada batasan untuk berkarya, karena sebagaimana diketahui banyak sekali tokoh, baik nasional, internasional bahkan pada zaman nabi, seperti Nabi Yusuf pernah merasakan hidup di penjara dan bisa menghasilkan karya-karya yang mendunia dari balik jeruji penjara. 


''Tujuan utama kegiatan ini, selain untuk menyalurkan potensi mereka, adalah membukukan hasil karya warga binaan pemasyarakatan, sehingga nantinya cerita hidup mereka bisa dibaca dan memberikan edukasi, pandangan hidup, dan ilmu yang bermanfaat pada pembaca,'' katanya. 


Senada disampaikan Wahyu Sastra, narasumber kegiatan pelatihan tersebut. Ia menyebut, menulis adalah salah satu bentuk terapi jiwa manusia. Mereka (narapidana) tentu memiliki banyak cerita hidup, tapi tidak tau harus cerita kepada siapa. Sehingga, tercetuslah ide pelatihan menulis Memoar ini agar kisah pribadi narapidana dapat dibaca oleh masyarakat umum secara luas. 


''Ini bagus, mereka sangat tertarik. Mungkin karena mereka bosan dengan rutinitas penjara, jadi mereka sangat berminat diajak menulis cerita hidup menjadi sebuah buku,'' puji Wahyu. 


Wahyu menuturkan, selama memberikan pelatihan menulis atau kegiatan literasi lainnya di berbagai tempat, memberikan pelatihan menulis di dalam lapas ini adalah yang pertama baginya. 


Adapun Memoar para narapidana tersebut nantinya akan melalui proses seleksi dan penyuntingan ketat sehingga layak dibaca masyarakat umum.


Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IIB Praya, M Syaripuddin Hazri sangat mendukung kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan warga binaan pemasyarakatan, terlebih di bidang literasi. 


Ia mengatakan, untuk saat ini memang belum ada kegiatan yang berkaitan tentang literasi di Rutan Praya. Oleh karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Pelatihan Menulis Memoar ini.


''Karena warga binaan pemasyarakatan ini  butuh wadah untuk mengekspresikan diri, salah satunya melalui menulis cerita,'' pungkasnya. 


Kegiatan ini didanai dari dana bantuan pemerintah pusat untuk pegiat literasi tahun 2024, yakni Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang disalurkan melalui Rumah Belajar Generasi Darmaji. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama