OPSINTB.com - Puluhan anggota Karang Taruna Kecamatan (KTK) Pujut bersama Aliansi Peduli Pasien (APP) melakukan hearing di Aula Kantor Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Kamis (14/8/2024). Hearing tersebut berkaitan dengan buruknya pelayanan di RSUD Praya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Anom Putra Sanjaya sempat berang dan menggebrak meja saat menyampaikan aspirasi di hadapan Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD Praya, karena manajemen dinilai tidak bertaring dalam mengontrol nakesnya.
Menurut Anom, pelayanan bermutu merupakan hal yang paling wajib bagi penjual jasa, terlebih di instansi seperti rumah sakit, karena menurut dia jika pelayanan buruk dan lelet akan dapat mengorbankan jiwa bahkan nyawa pasien.
''Seharusnya pelayanan menjadi hal yang nomor 1 atau paling dikedepankan oleh pihak RSUD. Dengan begitu pasien dan keluarga akan merasa nyaman,'' ujarnya.
Setidaknya, lanjut dia, masyarakat diberikan pelayanan standar, seperti penerapan senyum, sapa, dan salam. ''Dengan demikian, tanpa berobat saja jika diperlakukan seperti itu; pasien sudah sembuh,'' tambahnya.
Akar permasalahan
Pada Jumat (9/8/2024), sebuah akun Facebook atas nama @Irwan yang merupakan seorang Therapist membeberkan penyebab pelayanan RSUD Praya yang disebut jelek, buruk dan lelet.
Dalam unggahannya, akun @Irwan menyebut: jelek, buruk dan leletnya pelayanan disebabkan masih banyak tenaga kesehatan (Nakes) yang masih honorer dan mendapatkan gaji yang tidak seberapa. Berujung pula pada kualitas pelayanan.
''Jangankan mereka bisa ngambek, saya berprofesi sebagai Therapist saja sering sedih ketika usaha, jasa dan lelah saya tidak dihargai dengan layak,'' tulis akun @Irwan.
Dan, yang paling menjadi sorotan ialah, tulisan akun tersebut yang menyebut, jika menggunakan BPJS, maka pelayanan tidak akan diperoleh dengan maksimal. Dan, jika menggunakan jalur umum, maka sebaliknya.
''Jika pelayanan rumah sakit buruk, ente ambil jalan umum. Jangan pakek BPJS, apalagi BPJS Anda gratis!!!,'' tulis @Irwan.
Unggahan akun Facebook @Irwan kemudian viral hingga terbaca nakes RSUD Praya dan kemudian dibalas dengan pernyataan yang bermaksud; jika tidak suka dengan pelayanan di RSUD Praya, maka dipersilahkan mencari tempat pengobatan lain.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Anom meminta Direktur RSUD Praya merumahkan nakes yang anti kritik tersebut, karena dianggap tidak dapat melayani secara maksimal.
Selain itu, ia berjanji akan mendatangkan trainer untuk melatih oknum nakes tersebut terkait pelayanan di RSUD. Dan, kata dia, jika alasan gaji menjadi penyebab nakes tidak bisa bekerja maksimal, maka lebih baik tidak usah bekerja, karena ini berkaitan dengan nyawa.
''Kami siap datangkan pelatih hospitality bagaimana menyambut dan melayani pasien dengan baik,'' tegas Anom.
Anom menegaskan, hearing ini bertujuan baik. Karena sebenarnya, ia dan rekan-rekannya mendesak manajemen untuk memperhatikan kesejahteraan para nakes agar mereka dapat bekerja secara maksimal.
''Kami tentunya juga kasihan dengan mereka. Itulah tujuan lain hearing ini juga. Agar bagaimana manajemen memperhatikan kesejahteraan nakes agar mereka dapat bekerja maksimal,'' pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Praya, dr Mamang Bagiansah menyampaikan, atas nama manajemen dan civitas hospitalia menyatakan rasa terimakasih atas atensi dari berbagai pihak.
''Kami apresiasi bahwa RSUD Praya menjadi perhatian seluruh khalayak, masyarakat dan elemen. Ini tentu akan menjadikan kami menjadi lebih baik ke depan,'' ucapnya.
Kemudian atas beberapa hal yang terjadi seperti lemahnya pelayanan yang kemudian ramai di medsos akibat saling balas yang menyebabkan ketidaknyamanan oleh oknum nakes, dirinya berjanji akan memanggil dan melakukan pembinaan.
''Untuk meyakinkan kepada kita, bahwa di RSUD Praya; siapapun dia, kami manajemen dan staf ketika ada koreksi siap memperbaiki diri,'' janjinya.
Pihaknya juga berjanji dalam 3x24 jam akan menghadirkan oknum nakes tersebut untuk dilakukan islah dan evaluasi agar oknum tersebut tau bagaimana menggunakan medsos yang baik.
''Dan mereka menjadi tahu bagaimana pelayanan yang ada di tangan-tangan mereka menjadi semakin baik bagi RSUD Praya,'' kata Mamang.
Adapun permintaan Karang Taruna Kecamatan Pujut dan Aliansi Peduli Pasien yang meminta oknum tersebut untuk dimutasi atau dipecat adalah bukan ranahnya. Namun, ditegaskan siapapun yang bertugas di RSUD Praya harus siap menerima kritik dan saran.
Ia juga meminta masyarakat bila ingin menyampaikan saran dan kritik agar menggunakan kata-kata yang santun. ''Artinya bukan hanya nakes yang menyebabkan sakit hati ini, tetapi ada juga masyarakat yang mengkritik dengan narasi-narasi yang tidak enak dibaca,'' ujarnya. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami