OPSINTB.com - Sebanyak 300 siswa-siswi SMP dan SMA sederajat di Lombok Tengah (Loteng) mengikuti sosialisasi terkait Bullying, Perkawinan Anak dan Penyalahgunaan Narkoba oleh TP PKK Kabupaten/Provinsi di Gedung PKK Loteng, Selasa (20/8/2024).
Usai memberikan sosialisasi, Pj Ketua TP PKK NTB, Dessy Hasanudin meminta beberapa orang pelajar untuk menceritakan pengalaman atau bahkan informasi yang didapatkan secara pribadi maupun melalui sosmed terkait bullying, narkoba dan pernikahan dini/anak.
Para peserta antusias menerima tantangan Pj Ketua PKK dan berlomba mengangkat telunjuk untuk maju menceritakan pengalaman masing-masing.
''Wah, ini pertanda kalian antusias dengan kegiatan ini. Saya harap kalian tidak terjerumus narkoba, terlibat atau menjadi pelaku bullying dan tidak menikah dini,'' ujar Dessy.
Ia mengatakan, setiap anak tidak boleh dilarang menikah. Hanya saja nikah harus ditunda dahulu sampai usia matang. ''Saya tidak melarang kalian nikah, tapi tunda dulu. Tunggu sampai usia matang,'' ujarnya.
Berdasarkan Undang-undang terbaru terkait pernikahan, kata dia, usia matang untuk boleh menikah bagi perempuan harus berusia 21 tahun dan 27 tahun bagi laki-laki.
Yunita Dewi, salah satu peserta menyampaikan, sangat antusias dengan kegiatan tersebut. Ia menceritakan, secara pribadi pernah melihat aksi bullying yang dilakukan oleh salah seorang siswa terhadap siswa lainnya.
Menurutnya, hal-hal semacam itu hendaknya tidak lagi dilakukan oleh siswa-siswi di sekolah manapun. ''Karena akan menyebabkan korban minder dan tidak mau bergaul lagi bahkan bisa juga berbalik menjadi pelaku bullying,'' kata siswi SMKN 1 Praya Tengah tersebut.
Sementara itu, Kasek SMAN 1 Jonggat, Mazhab menyampaikan, ada pesan moral tersendiri yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Kata Mazhab, bullying, narkoba dan pernikahan dini adalah awal kehancuran bagi generasi bangsa. Untuk itu, kata dia, hal ini tentunya menjadi tanggungjawab semua, baik sekolah maupun keluarga.
''Ini pelajaran penting bagi kami, khususnya di lingkungan sekolah. Tentunya selain pengawasan dari sekolah, kami minta keluarga juga lebih memperketat pengawasan di rumah,'' pinta Mazhab.
Ketua TP PKK Loteng, Bq Nurul Aini Pathul Bahri membeberkan, ke depan untuk mencegah tindak bullying, pernikahan dini, penyalahgunaan narkoba dan kekerasan terhadap anak lainnya, pihaknya akan memback up siswa-siswi masing-masing perwakilan sekolah untuk dijadikan konselor sebaya bagi teman-teman mereka di sekolah yang lain.
''Terutama di beberapa lokus yang pernikahan dininya lumayan tinggi,'' bebernya.
Sementara, terkait pernikahan dini di Loteng, kasus yang terlapor sudah mencapai 362 kasus. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah, karena masih banyak juga kasus nikah dini yang tidak terlapor.
Kata dia, mencegah pernikahan dini terjadi di usia sekolah, pihaknya sudah merancang Program 'PKK Go to Scholl'. Dijelaskan, program tersebut merupakan program PKK Loteng untuk melakukan sosialisasi secara langsung ke SMP dan SMA.
''Kita tidak hanya lakukan di SMA sederajat, tapi juga di SMP dan SD. Karena ada beberapa kami dengar kemarin, belum mengikuti ujian sudah menikah,'' tandasnya. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami