Junaidi sebut skill kepemimpinan tidak bergantung pada jenis kelamin - OPSINTB.com | News References -->

02/06/24

Junaidi sebut skill kepemimpinan tidak bergantung pada jenis kelamin

Junaidi sebut skill kepemimpinan tidak bergantung pada jenis kelamin

 
Umi rohmi cagub ntb 2024

OPSINTB.com - Perpolitikan di Nusa Tenggara Barat (NTB), semakin menarik disimak. Terlebih setelah Hj Sitti Rohmi Djalillah, menyatakan diri siap menjadi Gubernur NTB. 


Pasca deklarasi itu, banyak komentar miring terkait hal tersebut. Menurut sebagian netizen, wanita tak boleh menjadi pemimpin. 


Menjawab komentar-komentar miring tersebut, salah seorang akademisi angkat bicara, Ahamd Junaidi. Menurutnya, ini bukan soal pemimpin namun lebih kepada kewarasan.


"Ini bukan tentang memilih siapa, ini adalah tentang menjaga kewarasan dan memperjuangkan kesetaraan," tulis doktor muda itu kepada opsintb.com, Sabtu (01/06/2024).


Dirinya sangat menyayangkan, adanya hal semacam itu. Sebab, menurutnya terkesan tidak memberikan kesetaraan kepada seorang perempuan.


Bahkan, imbuhnya, banyak yang masih beranggapan perempuan tidak pantas untuk memimpin.


"Kesedihan itu nyata ketika membaca komentar-komentar picik menolak pemimpin perempuan, seperti penolakan mereka yang berkomentar di konten deklarasi Sitti Rohmi Djalilah," lanjutnya.


Dalam cuitannya, Junaidi tidak memberikan alasan-alasan yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Karena, yang menolak pasti akan mencari tafsir-tafsir penolakan.


"Sudah banyak juga TGB (Tuan Guru Bajang HM Zainul Majdi, red) menjelaskan di banyak forum tentang kesetaraan perempuan di konteks memimpin negara bangsa," jelasnya.


Dia menjelaskan, setiap individu mempunyai potensi kepemimpinan yang sama setara. Bahkan banyak deretan perempuan-perempuan di dunia yang berhasil memimpin sampai dengan puncak keberhasilan dan kemajuan negaranya.


"Ada 133 presiden dan perdana menteri perempuan sejak 1945," ketusnya.


Dikatakannya, skill atau kemampuan kepemimpinan tak bergantung pada jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan mempunyai potensi yang setara untuk berhasil, maupun untuk gagal.


"Otak kita harus dikondisikan menerima itu agar tak membunuh mental masa depan anak-anak kita, salam waras, salam setara," tutupnya. (red)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama