Loteng surplus beras, tapi harga meroket dan alami kelangkaan - OPSINTB.com | News References -->

07/09/23

Loteng surplus beras, tapi harga meroket dan alami kelangkaan

Loteng surplus beras, tapi harga meroket dan alami kelangkaan

 
Loteng surplus beras, tapi harga meroket dan alami kelangkaan


Foto: Zainal Arifin, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah. (wan/opsintb.com)


OPSINTB.com - Di balik meroketnya harga beras di wilayah Lombok Tengah saat ini, ternyata wilayah dengan jargon Tatas Tuhu Trasna ini mampu menghasilkan 260 ribu ton beras dalam kurun waktu setahun. 


Jumlah tersebut, kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Zainal Arifin, dihasilkan dari jumlah luas tanam di wilayah ini yang sudah mencapai 90 ribu hektar. Dan, jika per hektarnya mampu menghasilkan lima ton, maka akan diperoleh 450 ton gabah kering siap giling. 


''Kalau kita jadikan beras, kalikan 60 persen, akan ketemu sekitar 260 ribu ton beras,'' kata Zainal pada wartawan di Praya, Kamis (7/9/2023).


Dia menyebut, dengan jumlah 450 ribu ton gabah kering siap giling tersebut, bisa dikatakan Lombok Tengah saat ini sudah surplus beras. 


''Dengan hasil produksi kita mencapai 450 ton tersebut, kita sudah tercukupi bahkan surplus,'' imbuhnya. 


Di sisi lain dengan kelangkaan dan meroketnya harga beras, lanjut dia, dirinya berharap masyarakat tidak menyalahkan para petani. Sebab petani saat melakukan produksi akan menghasilkan gabah. Artinya, para petani hanya menjual gabah kepada para saudagar. Proses selanjutnya mulai dari memasukkan gabah ke penggilingan adalah ketentuan saudagar. 


''Tidak pernah petani itu menjual beras. Pasti gabah yang mereka jual,'' ujarnya. 


Sementara itu, dari data Dinas Perdagangan setempat, harga beras di sejumlah pasar mengalami peningkatan sejak sebulan terakhir. Beras kategori medium misalnya, harganya kini meningkat menjadi Rp 13 ribu/kg dan premium naik menjadi Rp 15 ribu/kg. 


''Jadi naikknya Rp 1-2 ribu/kg,'' jelas Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah, RR Sri Mulyaningsih. 


Harga ini, terangnya, sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET) NTB yang masuk zona 1. Sama seperti di Jawa, Sulawesi, Lampung, Sumatera Selatan dan Bali. Dimana HET untuk beras medium Rp 10.900/kg dan premium Rp 13.900/kg. 


''Stok beras terbatas dan bisa dikategorikan waspada untuk saat ini,'' tutupnya. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama