Kisah pilu Nurjaya, hidup sebatang kara sejak kelas 1 SMP

Redaksi
Lombok Tengah - 3/09/2023

Kisah pilu Nurjaya, hidup sebatang kara sejak kelas 1 SMP

OPSINTB.com - Pilu. Nurjaya (16), seorang pelajar SMK Nurul Qolbu di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah hidup sebatang kara sejak duduk di bangku kelas 1 SMP.

Nurjaya tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tuanya. Menurut penuturan tetangganya, Tasarudin, ibu dan ayah Nurjaya bercerai saat Nurjaya masih dalam kandungan. Beberapa tahun setelah ia lahir, ibu Nurjaya dipanggil Sang Khalik.

Sedangkan ayahnya sudah menikah lagi dan kini tinggal di rantauan. Sesekali, cerita Tasarudin, saat sang ayah pulang dari rantauan, Nurjaya sempat dijenguk dan berkumpul saat lebaran.

''Sebelum sekolah dia tinggal sama kakek neneknya, tapi setelah kelas 1 SMP dia sendirian di sini,'' tutur Tasarudin saat wartawan mendatangi kediaman Nurjaya pada Kamis (9/3/2023).

''Kadang kalau ayahnya pulang merantau, sempat dijenguk dan dikasih uang belanja seperlunya,'' sambungnya.

Para tetangga yang kasihan dengan kondisi Nurjaya sering memberinya makan. Bukan tak punya sanak keluarga, namun keluarganya, kata Tasarudin, jarang mengunjungi Nurjaya.

Tasarudin menerangkan, Nurjaya tak mau hanya menjadi beban tetangga, sesekali Nurjaya memasak dan mencari keperluan dapur sendiri.

''Dia (Nurjaya) sering nyapu dan masak sendiri. Kami prihatin melihatnya, sering kami kasih makan minum,'' ungkap Tasarudin.

Meski hidup sendiri, Nurjaya tak pernah mau menumpang tidur di rumah tetangga atau sahabat-sahabatnya. Ia kadang lebih memilih tidur di musholla dekat rumahnya selepas shalat berjamaah bersama warga.

Tasarudin berharap, pemerintah juga memperhatikan kondisi rumah Nurjaya yang sudah sangat tidak layak.

''Butuh bantuan dari pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten. Dengan kondisi rumahnya yang seperti ini, kami sangat mengharapkan bantuan itu,'' tandasnya. (wan)