Profil singkat Ayi Sukiman, sekolah di pesantren hingga bekerja di swasta - OPSINTB.com | News References -->

26/11/22

Profil singkat Ayi Sukiman, sekolah di pesantren hingga bekerja di swasta

Profil singkat Ayi Sukiman, sekolah di pesantren hingga bekerja di swasta

 
Profil singkat Ayi Sukiman, sekolah di pesantren hingga bekerja di swasta

OPSINTB.com - Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Adagium itu nampaknya tepat jika disematkan kepada Harisma Aly Satria.

Pasalnya, pria satu ini mantap mengikuti jejak sang ayah dalam dunia politik. Dari ketiga saudaranya, hanya Bang Ayi akrab ia disapa, yang berkecimpung di dunia tersebut. Bahkan dia digadang-gadang maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Laki-laki kelahiran Pekan Baru 12 Agustus 1984 silam ini, merupakan anak kedua dari Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy dengan Hj Hartatik. 

Selain mengikuti jejak sang ayah, Ayi (Ayi Sukiman) juga akan mengingatkan pada Sukiman muda. Baik dari segi face muka, tutur bahasa, bahkan sikap yang ditunjukan.

Ayi muda, lebih banyak menghabiskan waktunya menempuh pendidikan di luar daerah. Jenjang Sekolah Dasar (SD) ia harus tempuh dengan cara berpindah-pindah.

"SD kelas 2 kita pindah ke Magelang tahun 1994, hanya setahun di Magelang itu," ucapnya saat ditemui media ini.

Kemudian, bebernya, pindah ke Jakarta, bersamaan dengan status masuknya Sukiman ke Disbintalad TNI AD hingga 1996. Dan di situ ia menamatkan sekolah dasar.

Selanjutnya, ia pindah ke Surakarta, Solo, masuk ke Ma'ahad Pondok Pesantren Modern Assalam. 

Di Ponpes itulah Ayi, menempuh pendidikan sekolah di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Belum lulus, ia harus pindah lagi ke Selong, Lombok Timur, bersamaan dengan Sukiman menjabat sebagai Dandim 1615.

"Saya melanjutkan pendidikan di SMA 1 Selong, kelas 2 caturwulan 3. Naik kelas 3 ambil jurusan IPS lulus di 2002," bebernya.

Sebelum masuk ke dunia kampus, dirinya mengikuti seleksi IPDN. Kendati ia harus menerima pil pahit lantaran tidak lulus.

Pindah ke Jakarta, pada saat kampus-kampus negeri sudah tutup. Ia memutuskan meneruskan pendidikan di Universitas Prof Dr Mustopo, jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik hingga lulus di 2007.

Setelah lulus, ia memutuskan untuk kerja di sektor swasta yakni di bidang private. Pertama, di Bank Rakyat Indonesia (BRI), kendati statusnya kontrak.

Menurutnya, dirinya tetap istiqomah melakoni jalan di sektor tersebut. Dari kerja di BRI dirinya bertemu dengan beberapa channel, ketemu dengan perusahaan swasta, karena di situ banyak rekanan.

"Istiqomah, dan jalan itu ditentukan sejak kita memulai," ucapnya.

Tahun 2010 itu pertama kali berkarir di PT Atlas Copco Indonesia. Yang bergerak di bidang mining, drilling equipment, power tools,  generator light tower, compresor, dan heavy equipment. Ia terbilang cukup betah di perusahaan tersebut hingga tahun 2022.

Awalnya ia dibagian suporting system dan tahun 2012 dirinya dipercaya memegang south east Asia. Sebuah perusahaan yang berinduk di Swedia, dengan program setup, suport, serta quick count untuk lima negara yakni Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura.

"Lebih banyak langsung setup ke kantor-kantor cabang," ujarnya.

Di situ, kata dia, lebih banyak berkerja mengatur service varian. Salah satu indikator untuk menentukan revenue, target dengan standar cost dan achievement pertahun.

Di 2018 dirinya memegang marketing area wilayah barat. Yakni Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok. 

Pekerjaan di marketing, kata dia, lebih banyak fokus ke project-project di pemerintahan, Oil and Gas, dan terkahir mining sektor.

"Bicara projek betul-betul kita kawal, dari bugeting, order invoice hingga Collection " ujarnya.

Ia menjelaskan, pada Oktober dirinya memutuskan untuk keluar. Namun dalam bulan yang sama ia juga mendapat tawaran dari perusahaan asing Amerika, Meelwauke Power Tools.

Kendati ia bertahan di perusahaan itu hanya satu bulan. Dirinya merasa tak bisa menjalankan aktivitas secara maksimal baik itu di perusahaan sebagai pegawai dan di Kabupaten Lombok Timur.

"Gabung tidak lama hanya satu bulan, akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri karena dirasa tidak bisa menjalankan aktivitas secara maksimal," tandasnya. Bersambung.. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama