Rocky Gerung sebut Luhut seorang pemegang tongkat Nabi Musa - OPSINTB.com | News References -->

15/10/22

Rocky Gerung sebut Luhut seorang pemegang tongkat Nabi Musa

Rocky Gerung sebut Luhut seorang pemegang tongkat Nabi Musa

 
Rocky Gerung sebut Luhut seorang pemegang tongkat Nabi Musa

Foto : Tangkap layar akun YouTube inti news

OPSINTB.com - Seperti bahasa pepatah keluar kandang macan, masuk pula mulut buaya. Pribahasa ini mungkin tak berlebihan, sebab pandangan mata telanjang, melihat situasi yang dialami pengamat politik kondang, Rocky Gerung.

Kehadirannya dalam sebuah acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh yang ia kritik dengan pedas. Kendati ia nampak santai seperti biasanya, tapi dimata orang lain kondisi itu akan terlihat ngeri.

Pasalnya dalam kegiatan Peluncuran dan Bincang Buku Luhut, Biografi Luhut Binsar Pandjaitan. Dihadiri langsung oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Mahfud MD, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

"Luhut itu ibarat bunga mawar, walau harum tapi berduri," kata Rocky Gerung saat diminta menggambarkan sosok luhut, oleh pembawa acara Dedy Corbuzier, diambil dari tayangan di kanal YouTube Inti News yang di upload 4 hari yang lalu.

Ia mengaku bahwa dirinya adalah pengkritik utama Presiden RI ke 7 Jokowi, Luhut, Mahfud MD.

"Saya pengkritik utama Presiden Jokowi, juncto Luhut, juncto pak Mahfud MD," ucap dia disambut gelak tawa.

Sekarang juga, imbuhnya masih begitu. Namun kritik dengan basis argumen bukan sentimen. Hal itu, kata dia, yang ingin diaktifkan dalam politik Indonesia.

Dikatakan, ucapkan argumen mu jangan sentimen. Bukan begitu prinsip juga dalam militer yang disebut army readiness, kesiap siagaan tentara.

Waktu diundang Luhut, orang merasa aneh, sampai-samapi dirinya ditanya.

"Saya bilang saya mau bertengkar dengan pak Luhut. Fikiran, bisa disebut fikiran kalau dipertengkarkan," ucapnya.

Jika ada, memiliki fikiran lalu tak ada yang membantah berarti sedang berdo'a, tak boleh diganggu. 

"Itu bedanya berfikir dan berdoa," ucap Rocky.

Ia mengaku terpukau dan terpikat setelah membaca buku tersebut dengan perspektif, Gita. Yang keponakan dari Luhut.

Buat catatan kaki, ia mengaku kenal Gita sejak masih bayi. Begitu juga pandu yang disebutnya semakin besar tambah nakal.

Begitu juga dengan Syahrir, yang disebutnya teman diskusi. 

"Jika berdebat dengan saya sampai, lu Rock lu gila, lu salah tapi itu tradisi kita," sebutnya.

Sebetulnya, ucap dia, tradisi ini terbawa doktor Syahrir. Lantaran itu menurutnya ia berupaya untuk memahami watak Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman Investasi itu, bukan apa yang ditanyakan oleh wartawan, tapi apa yang diterangkan.

Kata Rocky, ia menemukan satu ide yang tak pernah dilihat orang. Bahwa leadership itu diuji dua kali, di batin dan dalam diri setiap individu. 

Itulah yang menurutnya orang faham tentang arah, namun sekaligus menyusupkan dimensi emosinya pada tim. Luhut, ujar Rocky, mengarahkan pasukannya yang pintar itu bukan sekedar dengan logis tapi juga dengan fashion.

"Sehingga saya terkejut pak Luhut, ada tiga perempuan yang mengasuh Kementrian itu dan menghasilkan kebijakan yang etic of care, dalam teori feminis," paparnya.

Ia mencontohkan dalam kasus Covid kemarin, banyak orang seolah-olah data yabg dilihatkan terus menerus oleh tentang naik turun, bukan itu poinnya. Tapi, terangnya, diasuh dengan feminim of view.

Jadi, dirinya berterimakasih sebab menurutnya ada tiga perempuan pintar, mengucapkan kembali kepentingan rahim wanita yang pengasuh fikiran bangsa.

Selanjutnya, reputasi Luhut ada dalam sorotan kamera kontroversi, bahkan terus menerus. Tapi kelihatannya tak peduli, sebab menurut Rocky dia (Luhut) tahu arahnya.

"Tadi saya sebut dia seperti bunga mawar, sekarang saya koreksi dia seperti bunga matahari," ucapnya.

Kemana pun ditanam, imbuhnya, dia akan mencari matahari kearah timur. Jadi ada yang viral dalam fikiran Luhut ialah bangsa, negeri, persahabatan, dan etik. 

Keadaan, disebutnya, yang membuatnya berfikir bahwa memang bangsa ini dituntun oleh orang yang sedang memegang tongkat Nabi Musa. Karena orang, kata dia, membutuhkan perspektif.

Nabi Musa, paparnya, tak pernah menolak menjadi pemimpin, kendati dia tidak tahu dirinya bisa membelah laut. Menurutnya, ia ragu tetapi Nabi Musa harus menuju sesuatu, tanah perjanjian di Israel.

Kegamangan orang, menurutnya begitu dapat perintah, diukur dulu pasukannya cukup apa tidak.

"Karena itu waktu saya bilang pak Luhut anda sebetulnya, bukan sekedar mampu menyelesaikan banyak masalah tapi tahu apa yang harus diucapkan pada saat seorang tidak punya pengertian tentang satu kasus," ujarnya.

Dalam kesempatan Ia berkelakar, sama seperti Mahfud merupakan teman baiknya, ketika masih pintar. Yang seketika disambut gelak tawa.

Sebab kadangkala, jelasnya, kejeniusannya tersaring oleh bahasa yang musti diucapkan kepada publik. 

"Pintar tetap, IQ-nya tetap, maka itu saya akan ketemu dengan Mahfud buat bicara," ucapnya.

Karena buat dia, tidak ada masalah. Sebab selama masih bertengkar dalam kondisi berfikir bangsa ini tumbuh. 

Bukankah, kata dia, pendiri bangsa ini adalah orang yang doyan bertengkar, membaca buku. 

Agus Salim, Sutan Syahrir, Natsir itu disebutnya orang yang membaca buku, dan mampu bertengkar berjam-jam tapi tetap bersahabat. 

"Jadi wilayah ini yang hilang dan ingin saya pulihkan sebenarnya," ucapnya.

Yang terakhir, tentu ini biografi tapi versi teman-teman dekat. Ia membayangkan luhut di mata lawan-lawan politiknya. 

"Karena buat saya lawan yang jujur lebih bermutu kepada kawan yang hipokrit," tutupnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama