Buntut meninggalnya Nailan, gabungan LSM Loteng tuntut pelayanan RSUD Praya diubah - OPSINTB.com | News References -->

17/10/22

Buntut meninggalnya Nailan, gabungan LSM Loteng tuntut pelayanan RSUD Praya diubah

Buntut meninggalnya Nailan, gabungan LSM Loteng tuntut pelayanan RSUD Praya diubah

 
Buntut meninggalnya Nailan, gabungan LSM Loteng tuntut pelayanan RSUD Praya diubah
 
OPSINTB.com - Ratusan massa dari gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) se-Lombok Tengah melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati setempat, Senin (17/10/2022). 

Demonstrasi tersebut adalah buntut kasus dugaan penolakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya terhadap pasien bernama Nailan Mahsyar Zaenudin (4 bulan) bayi dari pasangan Andra Itayani dan Awal Mahsyar warga Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Rabu, 12 Oktober 2022 lalu.

Akibat dugaan penolakan itu, pasien yang seharusnya mendapatkan pertolongan pertama tidak bisa diselamatkan nyawanya karena telat mendapat tindakan.

''Berjam-jam menunggu untuk dilayani sampai kemudian disuruh mencari rumah sakit terdekat, disuruh mencari pelayanan kesehatan terdekat oleh pihak RSUD Praya. RSUD tidak punya oksigen, kemana anggaran setiap tahun itu?,'' ujar Adipati, koordinator aksi tersebut.

Oleh karena itu dengan adanya kasus ini, lanjutnya, massa meminta pelayanan di RSUD Praya segera dirubah. Mereka menganggap sistem pelayanan di RSUD Praya saat ini sudah tidak sehat. Meski tak mudah merubah sistemnya, tapi hal itu harus segera dilakukan karena menyangkut nyawa dan kebaikan seluruh masyarakat di kemudian hari.

''Kepekaan rumah sakit terhadap masyarakat tidak ada, sehingga sistem pelayanan harus segera dirubah,'' katanya.

Pelaksana tugas (Plt) RSUD Praya, Lalu Firman Wijaya saat menemui massa mengungkapkan, turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya bayi tersebut. 

''Sebagai pembuka dalam sambutan kami, kami mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya, turut prihatin atas meninggalnya ananda Nailan,'' ucap Firman.

Atas kasus ini, Firman mengaku sudah memanggil Kabid Pelayanan RSUD Praya, dokter, dan perawat yang bertugas pada malam itu untuk menanyakan kejelasan dugaan penolakan pasien itu.

''Jadi kami langsung panggil jajaran RSUD Praya dan kami tidak pernah menolak pasien atas nama Nailan Mahsyar Zaenudin. Tidak pernah!,'' Firman menegaskan. 

Hanya saja, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Almarhum saat itu, tindakan selanjutnya ialah diperlukan alat (inkubator) dan tempat tidur yang kebetulan pada waktu itu sudah terisi semua.

''Itu persoalannya. Kita punya 2 inkubator di ruang IGD itu. Yang keduanya sedang dipakai. Kalau dilepas, itu akan berdampak pada pasien yang sedang menggunakan inkubator,'' terang Firman.

Oleh sebab itu, pihak RSUD pun akhirnya menyarankan pihak keluarga membawa Almarhum ke RSCM dengan koordinasi dari RSUD.

''Kami tidak lepas tangan begitu saja saat kami sarankan ananda dibawa. Kami koordinasi dengan RSCM. Kami bisa tunjukkan pesan WA kami dengan pihak RSCM jika teman-teman tidak percaya,'' jelasnya.

Dari hasil musyawarah dan kesepakatan yang dicapai Pemda dan massa, Pemda akhirnya berjanji akan segera melaporkan masalah ini kepada Bupati dan kemudian akan segera melantik Direktur RSUD yang definitif.

Sempat terjadi ketegangan antara massa dan pihak keamanan yang menjaga Plt Lalu Firman Wijaya disebabkan massa tidak mau mendengarkan dan memotong pembicaraan Firman. Kericuhan akhirnya bisa direda setelah koordinator menenangkan massanya. (wan)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama