Meneguk rasa kopi Sajang yang tersohor - OPSINTB.com | News References -->

21/09/22

Meneguk rasa kopi Sajang yang tersohor

Meneguk rasa kopi Sajang yang tersohor

 
Kopina sajang

OPSINTB.com - Masuknya kopi di wilayah kaki Gunung Rinjani terlahir dari babakan sejarah panjang. Bahkan keberadaannya jauh sebelum kemerdekan Republik Indonesia diproklamirkan.

Keberadaan komoditas satu ini bersamaan dengan masuknya kolonialisme di tanah indah nan permai ini. Salah satunya di wilayah Desa Sajang, Kecamatan Sembalun.

Konon, dari penuturan mulut ke mulut, kopi di kawasan Sajang ini berusia paling tua dibanding kopi lain yang ada di Pulau Lombok. Kabarnya, dari tanah itulah komoditas berinduk dan dikembangbiakkan.

Pasalnya, petani setempat lebih dahulu mengenal kopi dibandingkan dengan komoditas lain, seperti bawang putih dan yang lainnya. Sebab, para petani dipaksa oleh penjajah untuk menanam di lokasi.

Kini ditangan pemuda komoditas satu ini mulai menampakan eksistensinya. Dengan berbagai varian brand produk, untuk menjamah pasar lokal dan dunia.

Untuk membumikan rasa kopi itu di tengah masyarakat, mereka mencoba melakukan pemasaran ala salesman.

"Kopi sajang ini memang sering dibuat sebagai sebuah produk, tapi asal biji kopinya jarang sekali dikenal," ucap pengusaha kopi asal Desa Sajang, Abdul Rozak, di sela kesibukannya menawarkan produk kopi desa itu di Bale Wartawan Lombok Timur, Selasa (20/9/2022).

Rozak menceritakan, dirinya menggeluti usaha untuk memperkenalkan kopi itu pada tahun 2018 yang lalu. Bertepatan dengan bencana gempa bumi yang menghantam Pulau Lombok.

Buntut dari bencana itu, ia mengaku kesulitan mencari biji kopi. Lantaran petani saat itu masih belum maksimal menggarap kebunnya.

Di lain sisi, pepohonan kopi di kawasan terdekatnya yakni Sembalun, sudah sangat jarang.

Di tengah ketakutan yang berbarengan dengan ekonomi yang sulit. Letupan bangkit dari kondisi yang dialami terus menggema.

"Kita mulai membuat kopi sajang menjadi sebuah produk yakni Kopina Sajang tahun 2018, dengan niat untuk memberdayakan petani kopi dan masyarakat khususnya para porter," tuturnya.

Tapi baru saja memperlihatkan perkembangannya, ia harus dipukul mundur lantaran gempuran oleh bencana non alam yakni Pandemi Covid-19.

Buntutnya, rencana membumikan rasa kopi asal Sajang itu melalui produk yang dibuatnya tak bisa terlaksana. Lantaran mereka tidak dapat memasarkan kopi asli Lombok itu.

Saat Pandemi, jelasnya, cafe-cafe tutup. Sebab ada larangan aktivitas di luar rumah.  jadi masyarakat sebutnya, memilih berdiam diri dan memilih kopi kemasan.

Dalam kondisi yang sulit itu, ia mengaku terus usaha memasarkan produknya secara online . Melalui berbagai platform media sosial. Sehingga Kopina Sajang mampu menarik perhatian penikmat kopi lokal dan internasional. 

"Banyak yang pesan dari luar negeri seperti Malaysia, Australia, Eropa dan banyak lagi," ungkapnya.

Sebagai orang Sajang, ia mengandalkan dia varietas kopi yaitu Arabica dan Robusta, dari biji cherry kopi pilihan. 

Menurutnya, Produk Kopina Sajang yang dibuatnya memiliki ciri khas rasa dengan kopi Arabica maupun Robusta pada umumnya. Yakni pada kadar asam, dark, coklat, dan orange. 

"Rasa itu berasal dari biji kopi pilihan daerah Sajang tanpa ada campuran, bahkan kali disimpan berapa lama pun rasanya tidak akan berubah," jelasnya. 

Setiap minggunya Rozak mampu mengolah sekitar 200 kilogram biji kopi yang dibeli dari para petani setempat, dengan harga Rp 110 ribu per kilo nya yang jenis Arabica. Sedangkan Robusta dikisaran Rp 30-40 ribu. 

Sementara omzet yang dihasilkan dari penjualan Kopina Sajang yakni sekitar Rp 30-40 juta setiap bulannya.

Untuk itu, ia mengaku ingin mengadopsi sistem salesman untuk memasarkan produknya tersebut. Sebab, jika dilakukan secara online ia mengaku cukup sulit untuk berkembang.

"Alhamdulillah juga produk Kopina Sajang ini sendiri sudah dilirik oleh Menparekraf dan juga Kemendes, kita juga sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang cara mengolah kopi," tutur Rozak. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama